Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Wildan Mutaqin Wildan

Tiga Periode Kepemimpinan Aklamasi: Siapa Pemilik Kursi Presiden Mahasiswa UMJ Selanjutnya?

Info Terkini | 2023-02-18 12:38:27
Pesta Demokrasi dan Masa Depan BEM UMJ

Tiga periode kontestasi pemilihan presiden mahasiswa UMJ dilaksanakan secara aklamasi diakhiri dengan mimbar bebas kemenangan tanpa ada pesta demokrasi. Kontestasi kemarin kita kehilangan kemeriahan ide dan pergulatan gagasan. kampus sebagai rumah intelektual tempat lahirnya aktivis-aktivis mahasiswa rupaya tidak mampu menghidupkan pesta demokrasi di kampus UMJ karena produknya hanya menikmati kemenangan tanpa perlawanan.

Seharusnya kampus menjadi tempat pergulatan konsep pikiran, ide, dan gagasan dalam kontesasi demokrasi kampus tapi pemilihan presma UMJ harus puasa tiga tahun tanpa menghidupkan kontestasi demokrasi. Apa penyebabnya, apakah 20 ribu mahasiswa tidak ada yang layak untuk jadi fight of power dalam kontestasi demokrasi kampus, atau memang atmosfir kampus yang sudah tidak sehat.

Perhelatan kontestasi pemilihan presiden mahasiswa UMJ akan segera dilaksanakan yang sebelumnya mengalami krisis kepemimpinan selama tiga tahun, Bagaimana tidak krisis, kepemimpinan kontestasi Presma UMJ mampu mencetak hattrick dengan produk aklamasinya selama tiga tahun kebelakangan miris sekali.

Sudah saatnya pemira tahun ini kita kembalikan kepada rotasi awalnya yang sering di gaungkan oleh mahasiswa yaitu sebagai kaum intelektual yang punya visi dan gagasan. Marwah intelektual harus segera kita kembalikan sebagai value utama kaum intelektual yang punya terobosan dan mampu memformat BEM UMJ yang punya daya jual sebagai organisasi eksekutif.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) UMJ mengumungkan lewat berita acara saat ini perhelatan kontestasi pemira UMJ di suguhkan oleh dua calon kandidat di fakultas yang sama yaitu fakultas hukum. Calon pertama ada (Sarlin Wagola) dan calon kedua (Irhamzah Ahmad).

Mari kita tinjau bersama-sama di universitas sebesar ini yang memiliki 10 fakultas dan di setiap fakultas memiliki Badan Eksekutif Mahasiswa tapi yang menjadi calon lawan harus di fakultas yang sama, kemana perginya fakultas lain apakah mereka tidak mau menjadi bagian yang membawa perubahan dalam kontetasi pemira tahun ini. Karena kita bisa lihat produk aklamasi tidak mampu membawa BEM UMJ memiliki daya jual yang mampu memberikan perubahan yang signifikan.

Saat ini saya melihat organisasi kita cenderung krisis inovasi, alergi perubahan dan status qua pergerakan sehingga ini trouble dan juga tantangan yang harus kita jawab saat ini. BEM UMJ harus mampu punya konsep besar yang futuristic yang punya visioning yang jelas.

Kedepan kita harus mampu banyak intrupsi terhadap persoalan organisasi mahasiswa. karena seharusnya kaum intelektual dari waktu ke waktu harus selalu mempertanyakan, mencemaskan, memperingatkan, menegur atau bahkan harus mampu memberikan alternatif solusi.

Gerakan intelektual tidaklah lengkap tanpa adanya perbuatan action adalah syarat utama, dalam meraih suatu perubahan. Sebagai aktivis mahasiswa kita tidak hanya berhenti di mendialogkan gagasan saja. Melainkan, mengupayakan perwujudannya dalam merespons realitasnya, mari kita nantikan apa yang bisa di tawarkan oleh masing-masing kandidat calon presiden mahasiswa BEM UMJ. Gagasan, konsep, dan ide apa yang bisa mereka sajikan untuk membawa perubahan di lingkungan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Jangan sampai nanti para calon yang menang hanya melanjutkan periodesasi saja tanpa memiliki visioning masa depan dan arah gerak BEM UMJ yang jelas dan nyata, kita punya harapan besar untuk melihat BEM UMJ dengan gerakan kritis dan memberikan format yang jelas dan konstruktif untuk masa depan organisasi mahasiswa BEM UMJ.

Mari kita nantikan siapakah yang melanjutkan kursi Presiden Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang sudah pasti akan terlahir di Fakultas Hukum.

Oleh: Wildan Mutaqin

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image