Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nazmi Roan

Matahari di Atas Kepala: Mengeksplorasi Potensi Energi Surya di Indonesia

Teknologi | Friday, 17 Feb 2023, 17:55 WIB
Picture by: Pixabay

Indonesia memiliki posisi geografis yang strategis di khatulistiwa, yang berarti bahwa negara ini menerima radiasi matahari yang cukup tinggi sepanjang tahun. Fakta ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi energi surya yang sangat besar dan mungkin dapat dimanfaatkan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca yang membahayakan lingkungan.

Menurut data yang diterbitkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), potensi energi surya di Indonesia mencapai 207 juta MWh per tahun, yang setara dengan 23.000 MW, atau sekitar 7,8% dari total potensi energi terbarukan di Indonesia. Namun, fakta yang menarik adalah bahwa potensi energi surya yang terdapat di Indonesia sebenarnya jauh lebih besar daripada yang diukur.

Sebagai negara yang terletak di kawasan tropis, Indonesia memiliki curah hujan yang cukup tinggi sepanjang tahun. Hal ini menyebabkan keberadaan awan dan kabut yang dapat menurunkan efektivitas pengumpulan energi surya. Namun, dengan pengembangan teknologi yang tepat, potensi energi surya yang ada di Indonesia bisa dimanfaatkan secara optimal.

Salah satu inisiatif untuk mengembangkan teknologi konversi energi surya di Indonesia adalah program Nusa Penida Clean Energy (NPCE). Program ini diluncurkan pada tahun 2018 sebagai bagian dari upaya untuk mengembangkan sistem energi terbarukan di Indonesia. NPCE bertujuan untuk menginstalasi 1,2 MW panel surya di pulau Nusa Penida, Bali, dan menghubungkannya ke jaringan listrik nasional.

Salah satu manfaat dari program ini adalah dapat memberikan akses listrik yang lebih baik kepada masyarakat yang tinggal di pulau tersebut, serta mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang biasanya dibawa dari daratan. Selain itu, proyek ini juga diharapkan dapat mengurangi emisi CO2 sebesar 1,64 juta ton selama umur proyek yang diperkirakan sekitar 25 tahun.

Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Andhika Prastawa, menyatakan bahwa inisiatif seperti NPCE merupakan contoh nyata dari bagaimana energi surya dapat dimanfaatkan secara efektif di Indonesia. "Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk energi surya, dan program seperti NPCE membantu mengembangkan teknologi dan memanfaatkan potensi tersebut secara optimal," kata Andhika.

Selain itu, pengembangan teknologi konversi energi surya juga menjadi fokus utama bagi sejumlah perusahaan swasta di Indonesia. Salah satunya adalah PT Pembangkit Jawa Bali (PJB), anak perusahaan PLN yang berfokus pada pembangkitan listrik. PJB memiliki proyek solar power plant (PLTS) di beberapa daerah, seperti di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. PLTS milik PJB ini memiliki kapasitas sebesar 25 MW dan mampu menyediakan listrik untuk lebih dari 10.000 rumah.

Fakta menunjukkan bahwa pengembangan teknologi konversi energi surya telah memberikan manfaat signifikan bagi Indonesia. Sebagai contoh, PJB telah berhasil membangun proyek PLTS di atas lahan bekas tambang batu bara di Jawa Timur. Hasilnya, lahan yang sebelumnya tidak produktif dan potensial menimbulkan dampak lingkungan yang negatif, kini dapat dimanfaatkan secara positif dengan memproduksi energi bersih dan terbarukan.

Menurut data yang dirilis oleh International Energy Agency (IEA), konsumsi energi di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi yang pesat. Oleh karena itu, pengembangan teknologi konversi energi surya sangat penting untuk menjaga ketersediaan energi yang berkelanjutan, serta mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang semakin langka.

Pemanfaatan energi surya juga memiliki potensi untuk menciptakan lapangan kerja baru di sektor energi terbarukan. Menurut laporan yang diterbitkan oleh International Renewable Energy Agency (IRENA), pada tahun 2018, sektor energi terbarukan telah menciptakan 11 juta lapangan kerja di seluruh dunia, dan sektor energi surya merupakan penyumbang terbesar dari jumlah tersebut.

Melihat potensi yang ada, pemerintah Indonesia telah memberikan dukungan dalam pengembangan energi terbarukan, termasuk energi surya. Salah satu program yang diluncurkan adalah target energi baru dan terbarukan (EBT) 23% pada tahun 2025, dengan target tambahan sebesar 23% pada tahun 2050.

Namun, masih terdapat sejumlah hambatan dalam pengembangan energi surya di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah kurangnya pembiayaan, kurangnya regulasi yang jelas, dan sulitnya mendapatkan lahan yang sesuai untuk instalasi panel surya.

Oleh karena itu, diperlukan kerja sama antara pemerintah, perusahaan swasta, dan masyarakat dalam mengembangkan teknologi konversi energi surya di Indonesia. Selain itu, dukungan dari pemerintah dalam memberikan insentif dan pembebasan pajak untuk investasi di sektor energi terbarukan juga diperlukan untuk mempercepat pengembangan teknologi konversi energi surya.

Sebagai negara yang memiliki potensi energi surya yang besar, Indonesia memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan teknologi konversi energi surya di kawasan Asia Tenggara. Dengan kerja sama yang tepat antara berbagai pihak, pengembangan teknologi konversi energi surya dapat memperkuat ketersediaan energi yang berkelanjutan, serta menciptakan lapDalam menghadapi tantangan perubahan iklim global, pengembangan teknologi konversi energi surya menjadi semakin penting. Selain dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang berdampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia, energi surya juga dapat meningkatkan ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang semakin sulit diperoleh.

Melalui pemanfaatan energi surya, Indonesia memiliki potensi untuk menghasilkan energi bersih dan terbarukan yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat. Selain itu, pengembangan teknologi konversi energi surya juga dapat memberikan manfaat ekonomi, seperti menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan daya saing industri nasional.

Dengan demikian,pemanfaatan energi surya dalam konversi energi memiliki potensi besar untuk menghasilkan energi bersih dan terbarukan yang dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang semakin langka dan meningkatkan ketahanan energi nasional. Pemerintah, perusahaan swasta, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mengembangkan teknologi konversi energi surya di Indonesia. Dukungan dari pemerintah dalam memberikan insentif dan pembebasan pajak untuk investasi di sektor energi terbarukan juga diperlukan untuk mempercepat pengembangan teknologi konversi energi surya.

Dengan pengembangan teknologi konversi energi surya yang tepat, Indonesia memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan teknologi energi terbarukan di kawasan Asia Tenggara. Hal ini tidak hanya akan memperkuat ketersediaan energi yang berkelanjutan, tetapi juga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image