Sisi Kelam Wahabi dalam Sektor Pendidikan
Curhat | 2023-02-17 17:07:33Wahabi berasal dari kata Wahab yang awal mulanya diprakarsai oleh Muhammad Abdul Wahhab (pendiri Wahabi) yang berafiliasi dengan Inggris dan sekutunya. Awal mula adalnya Wahabi berasal dari Mr.Hemper yang berkunjung ke Timur Tengah dan mencari tau kekuatan umat Islam untuk menghancurkan Islam dari dalam.
Mr.Hemper ini kemudian menggandeng keluarga Al-Saud (kakek moyangnya adalah Yahudi) dan menggandeng Muhammad Abdul Wahhab untuk mendirikan ideologi Wahabi serta mendirikan negara Arab Saudi. Kemudian, tersebarlah faham Wahabi di negara tersebut dan menyebar hingga ke seluruh dunia termasuk Indonesia.
Penyebaran paham ini berawal dari sembunyi-sembunyi yaitu dengan dakwah kemudian merembet hingga lembaga pendidikan yang berdiri sampai saat ini. Penyebaran paham ini tidak hanya saja dengan mendirikan sekolah yang jelas-jelas Wahabi tapi pada sekolah umum biasanya disebarkan melalui materi pembelajaran baik pelajaran agama maupun umum.
Hal ini dirasakan penulis ketika penulis menduduki bangku SMA lebih dari 7 tahun yang lalu, dapat anda bayangkan pelajaran Bahasa Inggris namun guru tersebut menyebarkan paham Wahabisme dengan menyudutkan pihak yang berseberangan dengannya. Tidak hanya sampai disitu saja, pengajar tersebut juga membuat keributan dengan pengajar lainnya dalam berdebat soal agama dengan menyudutkan lawan bicara seakan lawan bicara tersebut salah dan dia yang paling benar.
Hal tersebut terjadi pada sekolah yang pada dasarnya tidak berafiliasi dengan Wahabi akan tetapi dari individu pengajar itu sendiri. Dapatkah anda membayangkan, jika anda berada di sekolah yang merupakan induk dari Wahabisme itu sendiri??
Persis seperti apa yang penulis alami ketika penulis mengikuti kompetisi di sekolah boarding di Bandung yang merupakan induk dari paham Wahabi dan yayasan Wahabi. Mereka menyusup pahaman tersebut kepada peserta lomba melalui sesi pendalaman materi yang membahas mengenai Syria pada saat itu akan tetapi mereka menyudutkan Presiden Syria Bashar Al-Assad dan mereka membanggakan teroris yang menyerang negara tersebut.
Mereka menjelaskan materi politik dan sejarah versi mereka yang pro terhadap teroris yang jika orang memahami apa yang terjadi sesungguhnya dengan mudah mengetahui bahwa mereka sedang memutarbalikkan fakta yang sesungguhnya.
Coba anda bayangkan jika itu disusupi kepada para siswa yang seharusnya mereka tidak mengetahui itu dan tidak tahu apa-apa soal itu? Dengan mudahnya mereka percaya dengan materi yang disampaikan tersebut.
Cara mereka menyebarkan ideologi mereka tentunya dengan Doktrinisasi yang membentuk pemikiran orang yang hadir terutama siswa dengan menanamkan kebencian terhadap orang yang berbeda dengan mereka. Dengan mudah Wahabi mengkafirkan orang yang beda pemikiran dan pemahaman dengan mereka.
Pemikiran yang terbentuk akan menjadikan individu orang yang egois, keras kepala, anti terhadap kritik dan kaku yang akhirnya dapat merusak kerukunan bangsa ini terlebih pendidikan adalah sektor yang menjadi sasaran empuk penyebaran paham Wahabisme.
Lambat laun, paham ini semakin berbahaya dan masuk dalam sektor pemerintahan yang dapat mengakibatkan kekacauan kinerja pemerintah yang melindungi semua pihak yang tidak bersalah. Itulah mengapa paham ini sedang berusaha dibasmi oleh pemerintah karena paham tersebut akan berdampak serius pada dunia. Semoga dimasa yang akan datang negara ini bersih 99,9% dari paham wahabisme intoleran ini.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.