Jangan Anggap Remeh Peran Perempuan dalam Transisi Energi
Gaya Hidup | 2023-02-17 12:43:35Transisi energi menjadi topik yang banyak diperbincangkan saat ini. Kalian seringkali pasti mendapati topik pembicaraan ini melalui beragam media seperti televisi, social media maupun portal berita elektronik. Yaa isu ini menjadi penting untuk dibahas karena berkaitan dengan kondisi masyarakat dan lingkungan kedepannya.
Seperti yang kita tahu, hampir sebagian besar sumber energi yang kita peroleh berasal dari bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil dalam jangka panjang terus berdampak terhadap peningkatan emisi dan polusi yang dihasilkan. Hal tersebut senantiasa membawa pengaruh buruk bagi masyarakat dan lingkungan akibat eksplorasi bahan bakar fosil yang dilakukan secara terus – menerus
Kesadaran akan hal tersebut yang membawa masyarakat dunia menyepakati perjanjian paris yang berisi komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Komitmen tersebut yang kemudian diimplementasikan pemerintah dengan menetapkan rancangan target Net Zero Emission hingga tahun 2060 dengan mengoptimalkan pada pemanfaatan energi baru terbarukan. Alasan tersebut didasarkan karena Indonesia memiliki potensi yang sangat besar melalui energi surya, hidro, bayu dan panas bumi
Kita semua pasti berharap tujuan tersebut secepatnya tercapai dan penerapan energi baru terbarukan secara perlahan dapat menggantikan energi fosil. Tentu bukan hal yang mudah bagi pemerintah dalam merealisasikan harapan besar tersebut. Perlu adanya peran dan kontribusi nyata oleh banyak pihak dan kalangan masyarakat dalam membantu mewujudkan impian itu, tak terkecuali peran perempuan didalamnya
Peran perempuan dalam transisi energi tidak hanya penting untuk mencapai tujuan keberlanjutan, tetapi juga untuk menggaungkan kesetaraan gender dan keadilan sosial secara luas. Kontribusi dan keikutsertaan perempuan dalam mendorong terlaksananya transisi energi akan turut serta membangun wajah sektor energi yang lebih inklusif kedepannya.
Lantas bagaimana kesempatan yang didapatkan perempuan untuk dapat berkontribusi dalam mendorong transisi energi yang berkelanjutan ??? Pengembangan energi baru terbarukan memberikan banyak bidang baru yang dapat diperankan oleh perempuan. Tidak hanya dalam bidang STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics), tetapi juga dalam bidang sosial seperti manajemen, komunikasi dan advokasi yang memerlukan sinergi didalamnya
Kemudian apa peran nyata yang bisa dibuktikan oleh perempuan dalam mendukung transisi dan keberlanjutan energi ?? Jangan salah, saat ini perempuan telah banyak mengisi pos – pos penting dalam lingkup pemerintahan, industri maupun komunitas yang dapat membawa pengaruh besar dalam perubahan disektor energi melalui kontribusi yang diberikan.
Jangan heran jika perempuan juga bisa menjadi seorang pemimpin yang berperan besar dalam menentukan arah kebijakan dan pengambilan keputusan yang berdampak pada masyarakat secara luas. Sebagai contoh, siapa yang tidak kenal dengan direktur utama PT Pertamina saat ini, Ibu Nicke Widyawati. Beliau berperan besar dalam menentukan peta jalan transisi energi perusahaan dan menerapkan praktik–praktik bisnis secara berkelanjutan yang diimplementasikan di seluruh lingkungan Pertamina Group
Disamping itu, kedudukan perempuan juga banyak mengisi posisi penting yang ada di lingkungan pemerintahan dengan partisipasinya dalam merumuskan dan menetapkan regulasi beserta kebijakan terhadap pengembangan disektor energi. Disisi lain juga dapat memastikan bahwa kebijakan dan program energi yang dirumuskan juga memperhitungkan aspek kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
Kemudian, jika kita melihat mengenai bagaimana sikap generasi muda utamanya perempuan dalam menyikapi isu transisi energi ini. Tentu semangat dan antusias mereka sangat tinggi untuk dapat berperan aktif dalam membawa dampak yang nyata disektor energi ini. Hal tersebut tercermin melalui beberapa program yang diinisiasi oleh Kementerian ESDM yang turut melibatkan perempuan sebagai agen transisi energi
Berbagai program yang diselenggarakan oleh Kementerian ESDM berupa Patriot Energi dan Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya atau GERILYA lebih dari 30% pesertanya diikuti oleh perempuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa perempuan juga tidak mau kalah dalam memberikan semangat dan daya juang tinggi untuk membawa perubahan pada sektor energi yang berkelanjutan demi kebaikan dimasa depan
Bahkan dari seluruh contoh bukti nyata tersebut, dukungan secara tidak langsung juga dapat dilihat dari lingkup terkecil dalam rumah tangga. Apakah kalian pernah terpikirkan bagaimana peran seorang ibu dalam kaitannya dengan keberlanjutan sektor energi ?? Pasti kalian pernah mendapatkan nasihat dari ibu untuk selalu menerapkan pola hemat energi atau sikap ibu yang perhitungan mengenai kebutuhan listrik dan gas. Begitulah hal kecil yang diperankan seorang ibu dalam mengatur kebijakan penggunaan energi rumah tangga. Bukankan hal kecil tersebut yang akan membawa dampak yang begitu besar dalam keberlanjutan energi kedepannya
Yaa, pernyataan tersebut sangatlah tepat mengingat banyak sekali tantangan yang perlu dihadapi dan diselesaikan dalam mempercepat transisi energi sehingga dapat mewujudkan energi yang berkelanjutan. Tentunya perlu kontribusi dan peran aktif dari seluruh pihak beserta kalangan masyarakat secara luas utamanya peran perempuan itu sendiri
Oleh sebab itu, di era modern ini sepatutnya kesetaraan gender menjadi prinsip yang selalu diterapkan dalam dinamika sosial sehingga perwujudan kontribusi dan peran perempuan dalam mendorong transisi energi ini dapat terus diberikan tanpa adanya hambatan didalamnya. Pada akhirnya, harapannya transisi energi ini dapat berlangsung dengan cepat tanpa memandang gender dalam prosesnya
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.