Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Prof. Dr. Budiharjo, M.Si

Pendidikan Nasional Menuju Kemandirian Bangsa

Info Terkini | Monday, 13 Feb 2023, 14:45 WIB
Sekolah dan universitas harus memfungsikan diri sebagai pusat studi dan pengembangan yang dengannya akan dihasilkan generasi riset unggulan. Foto: Republika

Penyelenggaraan pendidikan nasional ditujukan untuk menghasilkan manusia-manusia andal. Mereka menjadi subyek (pelaku) penggerak pembangunan ekonomi yang mencakup aspek ekonomi, budaya, politik, hukum dan sebagainya. Dengan begitu, pendidikan adalah induk dari segala tujuan kita berbangsa dan bernegara. Dengan begitu, lembaga pendidikan harus mampu melahirkan generasi berkualitas yang memiliki pengetahuan, menguasai teknologi dan keterampilan guna menunjang kehidupan.

Berkaitan dengan kemandirian bangsa, pendidikan menjadi penentu generasi kita di masa yang akan datang. Pada era globalisasi, berbagai bangsa di dunia telah mengembangkan knowledge based economy (KBE) yang mensyaratkan dukungan manusia berkualitas. Sekolah dan universitas harus memfungsikan diri sebagai pusat studi dan pengembangan yang dengannya akan dihasilkan generasi riset unggulan yang mendukung aktivitas kehidupan sosial. Tolok ukur KBE adalah penghormatan terhadap nilai-nilai kearifan lokal di sebuah masyarakat. Ini menjadi karakter pembangunan nasional yang menghormati nilai-nilai kemanusiaan.

Kearifan lokal merupakan wujud budaya manusia untuk bertindak dan bersikap berdasarkan olah pikir, rasa dan karakter sehari-hari. Pendidikan yang menghormati kearifan lokal akan mengakar dan membentuk manusia yang menghormati leluhur dan tidak terputus dari masa lalu. Dia tersimpan dalam setiap sanubari manusia Indonesia. Dengan begitu, pendidikan yang diterapkan memiliki misi mewujudkan kemandirian bangsa tanpa menghilangkan identitas nasional kita.

Peradaban manusia ditentukan dengan kemandirian suatu bangsa. Daya saing manusia yang kuat akan membentuk peradaban yang kokoh dan dihormati bangsa lain. Di era internet saat ini, peradaban bangsa ditentukan kemampuan manusia menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin canggih penguasaan, maka akan semakin kuat peradaban suatu bangsa dan negara. Dan, tentunya itu semua ditentukan oleh bagaimana pendidikan mendapat perhatian besar di sebuah negara.

Dibutuhkan sinergi antara semua pihak untuk menyelaraskan pendidikan yang berkualitas dengan pencapaian kemandirian bangsa. Ada tiga unsur yang menentukan pendidikan mampu menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri dan berdaulat, yakni pemerintah, akademisi dan industri. Ketiganya akan saling terhubung untuk melahirkan manusia-manusia yang berkualitas.

Pertama, Pemerintah mendukung riset dan inovasi teknologi berbasis pendidikan. Kebijakan yang mendukung tentunya diikuti dengan alokasi pendanaan yang memadai. Hal itu akan meningkatkan gairah bagi para peneliti dan dunia akademik.

Kedua, masyarakat akademik, termasuk di dalamnya universitas, sekolah, lembaga riset, pesantren dan sebagainya, meningkatkan mutu secara mandiri seiring dengan makin meningkatnya kebijakan Pemerintah. Penciptaan inovasi di berbagai bidang ditujukan untuk memudahkan kehidupan manusia.

Ketiga, industri akan memainkan peran ketika kebijakan Pemerintah dan inovasi dari lembaga riset menopang mereka. Inovasi pendidikan yang sarat dengan teoritis akan diaplikasikan dalam proses produksi maupun operasional. Apa yang menjadi teori di dunia akademik, akan dirasakan manfaatnya oleh manusia melalui proses industri. Hal itu untuk tercapai target produksi nasional dengan menghadirkan ilmuwan-ilmuwan lokal tanpa tergantung intervensi asing.

Kemandirian bangsa yang berangkat dari pendidikan dengan sumber kearifan lokal akan menjadi kekuatan kita untuk menjadi bangsa pemenang. Salah satu kearifan lokal Indonesia adalah Pancasila karena diadopsi dari kebudayaan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Pancasila sebagai akar budaya dan kehidupan sosial manusia Indonesia menjadi karya bersama milik bangsa.

Manusia Indonesia harus mendapatkan pendidikan dengan semangat dan pemikiran yang sesuai dengan harkat dan martabat bangsa.Dengan begitu, generasi kita tidak akan mudah terseret arus globalisasi dan tidak akan meningkatkan kultur budaya bangsa sendiri. (*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image