Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nabila Annuria

Urgensi Emergency Food saat Bencana

Eduaksi | Sunday, 12 Feb 2023, 20:37 WIB

Gempa bumi dahsyat yang terjadi di Turki dan Suriah mengingatkan kita pentingnya menyiapkan emergency food yang bisa dengan cepat sesaat setelah bencana alam terjadi. Gempa bumi yang dahsyat memporakporandakan dan melumpuhkan kota. Jaringan litrik, air bersih dan gas rumah tangga tidak berfungsi karena rusak berat.

Dalam kondisi seperti itu para korban dan tim penyelamat tetap harus mendapat pasokan makanan. Korban bencana membutuhkan layanan psikiatrik berupa program trauma healing yang disertai dengan pemberian menu makanan sehat dan gizi seimbang.

Perlu kreativitas bersama untuk menyediakan menu sehat dan menarik bagi anak-anak. Menu makanan pengungsi selama ini didominasi oleh produk mie instan dan biskuit. Perlu ada variasi menu makanan bagi anak-anak yang mengungsi dengan beragam sayur mayur dan sumber protein, lalu ditata dengan paduan ragam bentuk dan warna yang memikat. Supaya anak-anak gembira saat acara makan dimulai.

Selama ini ada produk jadi yang menjadi pilihan untuk menu pengungsi bencana alam, salah satunya adalah produk Kimbo Kitchen yang bisa dipersiapkan sebagai salah satu opsi emergency food, khususnya bagi anak-anak. Sesuai namanya, emergency food merupakan produk pangan yang diberikan kepada orang-orang dalam keadaan darurat bencana. Masa darurat bencana berkisar antara tiga hari hingga dua pekan setelah bencana terjadi. Salah satu karakteristik dari emergency food adalah bentuknya yang praktis, aman dikonsumsi, mudah didistribusikan, awet, dan meal ready to eat atau siap santap.

Dari aspek kebersamaan dan pengurangan depresi, anak-anak sebaiknya dilibatkan dalam proses memasak. Aspek kecerdasan anak-anak pengungsi juga perlu dioptimalkan dengan acara makan bersama dengan muatan dan proses pembelajaran asupan gizi beserta kegunaan bagi tubuhnya. Termasuk bagaimana cara mengolah, memasak dan membuat bermacam juice sendiri. Kecerdasan anak-anak dalam memilih dan mengkonsumsi makanan saat mereka mengungsi pada gilirannya akan mencegah bahaya epidemiologi nutrisi dan bisa mengatasi trauma dirinya.

Bantuan untuk korban bencana alam selama ini mengalir dengan baik. Namun target dan efektivitasnya perlu diperbaiki agar tepat sasaran. Ada hal penting yang masih perlu dibenahi dalam penanganan korban bencana yakni masalah psychiatric services atau pelayanan psikiatrik. Aspek pelayanan psikiatrik itu antara lain meliputi inpatient psychiatric units, consultation liaison psychiatry, psychosomatic medicine, med-psych units, outpatient psychiatric clinics, emergency services dan lain-lain.

Kondisi psikososial para korban bencana bisa menyebabkan bentuk-bentuk gangguan psikis, seperti stress, depresi, trauma, dan gangguan psikosomatik lainnya. Oleh sebab itu pelayanan psikiatrik harus ditangani secara efektif dan tuntas. Pelayanan itu membutuhkan waktu yang cukup panjang disertai peran atau effort psikiater.

Ada kelompok yang perlu mendapatkan perhatian khusus dalam layanan psikologis bencana. Kelompok tersebut adalah lansia, anak-anak, perempuan, dan penyandang disabilitas. Anak-anak membutuhkan perhatian lebih karena mereka belum memiliki kemampuan untuk mengartikulasikan perasaan. Sedangkan perempuan membutuhkan dukungan secara psikologis pasca-bencana karena mereka memikul beban ganda: menjalankan tugas sebagai tulang punggung keluarga (apabila suaminya meninggal) sekaligus melakukan pekerjaan-pekerjaan domestik.

Pemenuhan gizi pada korban bencana di Indonesia saat ini masih bermasalah. Seperti masalah jenis makanan yang terlalu instan, makanan yang kadaluarsa, dan masalah higienitas dapur umum. Badan penanggulangan bencana masih kesulitan menyediakan makanan gizi seimbang secara massal karena korban bencana jumlahnya bisa ribuan dalam lokasi pengungsian.

Kondisi geografis bangsa Indonesia yang sangat berpotensi dilanda bencana alam perlu membangun fasilitas atau pabrik yang mampu memproduksi emergency food dengan kapasitas yang besar. Pada era inovasi teknologi pangan saat ini yang telah maju ada berbagai jenis emergency food dalam bentuk ransum yang siap makan dengan kandungan gizi yang baik dan rasanya enak. Beberapa inovasi hasil karya peneliti Indonesia yang bisa dijadikan alternatif ketersediaan makanan darurat antara lain Imuno Yoi, makanan iradiasi, dan buras steril.

Imuno Yoi merupakan pangan darurat hasil karya lembaga ristek nasional. ImunoYoi, sumber karbohidrat dan protein yang mengandung zat aktif untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan telah diuji di laboratorium secara invitro. Produk ini dibuat untuk menghadapi situasi dimana memasak tidak dimungkinkan dan air bersih tidak tersedia.

Makanan iradiasi hasil teknologi pengawetan makanan melalui proses iradiasi. Makanan yang telah melalui proses iradiasi bisa dikonsumsi secara aman, dan tetap awet hingga 1,5 tahun. Sedangkan buras steril adalah semacam lontong hasil karya IPB University yang cocok dijadikan makanan darurat untuk korban bencana. Selain rasanya yang mudah diterima oleh kebanyakan masyarakat Indonesia, buras steril ini ternyata bisa bertahan hingga 5 tahun dengan menggunakan teknologi sterilisasi dan vacum sealing. Bentuknya seperti lontong dibungkus dengan aluminium foil dan bisa dimakan tanpa bantuan alat apa pun.

Ilustrasi produk food emergency

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image