Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Amicytia Nadzilah

Paket Internet Cepat Mendukung Digital Parenting

Eduaksi | Thursday, 09 Feb 2023, 20:28 WIB

Pada era digital saat ini internet selalu membersamai dalam aktivitas harian keluarga. Hal tersebut tidak dapat dihindari, terutama anak-anak. Karena melihat kegiatan orang tua yang menggunakan gawai (smartphone, leptop, tab) yang tersambung internet membuat anak-anak penasaran.

Saya tidak memungkiri bahwa aktivitas yang saya lakukan banyak menggunakan gawai. Mulai digunakan untuk komunikasi, mencari informasi, bekerja sambilan, sampai bermain sosial media. Hal tersebut dilihat oleh anak pertama saya membuat dia penasaran, apa saja yang sedang saya lakukan.

"Mamih, lagi ngapain? " Ucap anak pertama saya ketika melihat saya sedang membalas pesan singkat yang tersambung internet.

Saya pun menjawab dan menjelaskan hal yang saya lakukan. Tapi hal tersebut tidak bisa menghilangkan rasa penasarannya. Sesekali dia meminta untuk ikut memegang smartphone yang saya gunakan. Dia mencoba tekan secara acak. Hal itu sangat membahayakan jika sampai salah tekan.

Perlahan saya memberitahu kegunaan aplikasi untuk memberikan pesan. Dia terus mencoba tekan-tekan untuk mengirim pesan, akhirnya dia menemukan cara untuk mengirim pesan suara.

Kejadian itu membuat saya langsung berpikir, bahwa tidak bisa dihindarkan anak-anak mengenal gawai dan teknologi internet. Apa lagi penggunaan saya dalam paket internet cepat membuat berubah pikiran.

Dahulu awal kelahiran anak pertama saya, saya memiliki pemikiran yang sangat kuno, tidak akan memberikan dan tidak akan memaparkan gawai ke anak. Ternyata berjalannya waktu, hal tersebut tak bisa di hindari karena saya dan suami sehari - hari beraktivitas dengan gawai dan internet. Anak banyak belajar apa yang dilihat setiap hari. Sehingga anak semakin penasaran dengan aktivitas orang tua nya.

Pada akhirnya agar anak saya dapat menggunakan gawai dan teknologi internet dengan baik dan bijak, maka saya mencoba menanamkan digital parenting di pendidikan keluarga kami.

Digital Parenting

Digital parenting adalah salah satu pola asuh anak di era digital saat ini, untuk memperkenalkan dunia digital berupa penggunaan gawai dan internet, guna mempersiapkan anak untuk menghadapi dunia digital. Dengan menanamkan digital parenting dalam pola asuh anak dapat membantu mengurangi dampak negatif dari internet dan dapat memanfaatkan dampak positif untuk bekal masa depan anak.

Ketika ingin menerapkan digital parenting dalam keluarga, kita perlu menanamkan sebuah prinsip dalam pengajarannya. Prinsip yang perlu ditanamkan yaitu sikap bijak dalam penggunaan internet dengan aturan-aturan yang dibuat agar anak tidak kelewat batas dalam penggunaan internet.

Dukungan Digital Parenting

Kemajuan teknologi dan keberadaan internet saat ini menjadi tantangan yang cukup besar untuk para orang tua. Salah satu agar para orang tua dapat menjalankan digital parenting yaitu kebutuhan paket internet cepat. Saya sangat terbantu dengan adanya paket internet cepat dari IndiHome. Brand jaringan internet rumah satu ini merupakan salah satu produk layanan dari PT Telkom Indonesia (Persero).

Paket internet cepat yang ditawarkan sangatlah membantu saya untuk mencari informasi lebih banyak dengan cepat dan terbaik tentang digital parenting. Sebelum menjalankan prinsip digital parenting untuk pendidikan anak, saya perlu research lebih banyak. Apa saja yang perlu dihindari ketika memperkenalkan dunia digital ke anak ataupun manfaat yang akan diperoleh.

Manfaat Paket Internet Cepat Digital Parenting

Saya memilih menggunakan paket internet cepat ketika membersamai anak untuk penggunaan internet. Saya berusaha selalu mendampingi ketika anak sedang menggunakan gawai dan internet. Saya membatasi apa saja yang diperbolehkan untuk di akses, karena dengan paket internet cepat kita bisa mendapatkan informasi yang diinginkan.

Ketika menerapkan digital parenting untuk pola asuh anak, kita sebagai orang tua lebih baik membimbing dengan tepat dan benar untuk memperkenalkan. Salah satunya yaitu membatasi waktu pemakaian gawai dan internet. Waktu pemakaiannya disesuaikan dengan umur anak agar terhindar dari kecanduan pemakaian gawai dan internet.

Usaha pencegahan dampak negatif internet

Dengan menerapkan digital parenting maka akan memberikan batasan yang tidak diperbolehkan ketika menggunakan internet kepada anak. Karena dengan internet akan dengan mudah mendapatkan informasi yang sangat luas dan tidak terbatas. Salah satu cara pencegahan untuk terhindar dari dampak negatif internet yaitu

Membuat Aturan Penggunaan Internet

Guna menjalankan prinsip digital parenting ke pola asuh anak dengan baik. Para orang tua lebih baik membuat aturan batasan hal yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan ketika penggunaan internet. Aturan dibuat pastikan disesuaikan dengan kondisi anak, hal apa saja yang memang dibutuhkan anak saat penggunaan internet.

2. Dampingi Anak Saat Penggunaan Internet

Untuk anak di bawah umur lebih baik saat penggunaan internet selalu didampingi. Saat penggunaan internet dilakukan anak - anak bukan berarti kita tidak mempercayai mereka, namun hal tersebut perlu ada batasan setiap penggunaan internet. Terutama untuk anak-anak. Informasi yang luas dan cepat di internet membuat anak-anak penasaran. Pastikan ketika anak sedang eksplorasi terhadap informasi masih dalam batasan yang sesuai.

3. Memberikan Contoh

Para orang tua ketika memberikan aturan hal yang diperbolehkan dan yang tidak kepada anak saat penggunaan gawai dan internet, mau hal tentang waktu penggunaan ataupun apa saja yang diperbolehkan diakses. Maka sebagai orang tua kita harus memberikan contoh yang baik, saat penggunaan gawai dan internet. Salah satunya aturan waktu penggunaanya pun kita tidak boleh berlebihan. Karena anak lebih cenderung mengikuti apa saja yang sering di lihatnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image