Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Tyas Chairunisa

Apa yang Harus Kita Lakukan Ketika Menghadapi Ujian Kehidupan dari Allah?

Agama | Sunday, 05 Feb 2023, 20:32 WIB

Dunia merupakan tempat manusia mendapatkan dan menghadapi ujian. Dalam kehidupannya, manusia pasti diberikan ujian dari Allah Swt. Ujiannya pun beragam. Tidak semua manusia memiliki bentuk ujian yang sama. Kalaupun mirip, mungkin bisa dialami beberapa manusia.

Saya teringat sebuah kalimat yang diungkapkan oleh Ustaz Adi Hidayat pada salah satu kajiannya yang saya dengarkan melalui salah satu aplikasi media sosial, "Ujian itu berbanding lurus dengan kemampuan." Kalimat ini tentunya mengingatkan kita pada kandungan surah Al-Baqarah ayat 286, "Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya."

Dengan kata lain, hanya Allah yang Maha Mengetahui kesanggupan manusia dalam menjalani ujian kehidupan dari-Nya. Meski demikian, ketika diberikan ujian bertubi-tubi, semakin lama semakin berat, tidak dimungkiri pernah tebersit dalam pikiran manusia, Mengapa harus saya ya Allah? Saya tidak kuat menghadapinya. Namun, hanya Allah yang Mengetahui jawabannya. Dialah yang paling Mengetahui kebaikan untuk dan yang dimiliki oleh hamba-Nya.

Ketika merasa tidak kuat dalam menghadapi segala ujian yang diberikan Allah, secara tersirat memang kita sudah menyerah. Namun, alangkah baiknya menyerah itu dengan berserah diri, memasrahkan segalanya hanya kepada Allah Swt. sebagai bentuk pengakuan kelemahan kita kepada-Nya dan hanya Allah-lah yang menjadi kekuatannya.

Mengapa ujian itu diberikan?

Segala bentuk ujian kehidupan yang kita alami sesungguhnya merupakan salah satu cara Allah untuk menggugurkan dosa yang pernah kita perbuat dan/atau menaikkan derajat kita. Ujian dari Allah kepada manusia bukan berarti menandakan ada banyak keburukan dalam diri dan kehidupan kita, melainkan ada hikmah dan kebaikan yang tersimpan di dalamnya.

Sebagai manusia, kita haruslah sadar bahwa apa pun yang terjadi dalam kehidupan ini tidak terlepas dari kehendak Allah. Maka dari itu, pantaskah kita menyalahkan-Nya atas apa yang kita alami selama ini, terutama ketika mendapatkan ujian dari Allah?

Tidak! Kita tidak boleh menyalahkan Allah. Justru, kita harus bersyukur diberikan ujian kehidupan karena itu pertanda Allah sangat menyayangi kita. Dia ingin menghapuskan segala dosa dan menaikkan derajat kita (wallahualam bissawab). Allah ingin agar kita bergantung hanya kepada-Nya. Berharap mendapatkan pertolongan dari-Nya, semakin mendekatkan diri dan menghamba kepada-Nya.

Bagaimana cara kita menghadapi ujian dari Allah?

Ada berbagai cara yang dapat kita lakukan ketika mendapatkan ujian dari Allah, baik ujian itu ringan maupun berat untuk dihadapi. Cara-cara ini tentunya berkaitan dengan diri kita dalam menyikapi ujian yang didapatkan.

Pertama, bersabar. Ketika mendapatkan ujian kehidupan dari Allah, kita harus bersabar dalam menghadapinya. Tentunya, menerapkan sikap sabar tak semudah mengucapkannya. Namun, jika yakin akan kebesaran pertolongan Allah, insyaallah kita dapat menerapkannya. Sebagaimana yang terdapat dalam kandungan surah Al-Baqarah ayat 153, "...Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."

Selain itu, dengan memilih bersabar daripada mengeluh terhadap ujian yang didapatkan, insyaallah pahala yang akan kita raih. Manusia sudah semestinya mampu bersabar secara ikhlas karena hakikatnya kesabaran tidak berbatas. Hal ini pun diperkuat dengan firman Allah dalam surah Az-Zumar ayat 10, "... Sesungguhnya, hanya orang-orang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas."

Oleh karenanya, bersabar dalam menghadapi ujian itu merupakan hal utama yang harus dilakukan guna mendapatkan pahala tanpa batas. Dengan bersabar, ujian kehidupan yang dimiliki akan dapat dihadapi dan dilalui dengan baik dan tenang, serta tentunya tidak terlepas dari bimbingan dan pertolongan Allah Swt. Insyaallah.

Kedua, bersyukur. Ujian dari Allah menandakan Dia menyayangi hamba-Nya. Setiap ujian yang diberikan Allah tentu ada hikmah dan kebaikan di dalamnya. Semua itu tidak akan sia-sia. Allah yang Maha Berkehendak dan Mengetahui segala yang dimiliki dan diperbuat manusia.

Saat mendapatkan ujian dari-Nya, kita harus bersyukur karena ujian dapat menggugurkan dosa-dosa yang pernah kita perbuat, baik disengaja maupun tidak, serta menaikkan derajat di hadapan Allah Swt. Semakin kita senantiasa bersyukur kepada-Nya, Allah akan menambah nikmat kita. Hal ini disebabkan ujian itu termasuk salah satu bentuk kebaikan yang diberikan Allah kepada hamba-Nya sehingga sudah seharusnyalah kita syukuri, bukan mengeluh atau menuntut kepada-Nya.

Ujian kehidupan yang dialami manusia bila dijalani dengan rasa syukur akan menumbuhkan kebijaksanaan dalam memahami arti kehidupan. Salah satunya ialah menyadari bahwa begitu banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita. Namun, kadang kita yang lengah untuk bersyukur kepada-Nya. Padahal, keutamaan bersyukur kepada Allah secara jelas terkandung pada surah Luqman ayat 12, "Bersyukurlah kepada Allah! Siapa yang bersyukur, sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri." Melalui firman-Nya dalam surah Ibrahim ayat 7, Allah pun menjanjikan kepada orang yang bersyukur akan menambahkan nikmat kepada mereka. "Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu...."

Maka dari itu, alangkah baiknya, ujian yang kita dapatkan dalam kehidupan ini disikapi dengan bersyukur kepada-Nya. Bersabar dan bersyukur dalam mendapatkan nikmat dan ujian dari Allah Swt, menjadi "satu paket" yang harus diterapkan pada diri kita.

Ketiga, beristigfar. Memohon ampun kepada Allah merupakan bentuk penghambaan kita kepada-Nya. Ujian kehidupan yang dijalani manusia ada tingkatannya. Seiring dengan berjalannya waktu, ujian yang dihadapi akan semakin berat. Meski demikian, dengan beristigfar, insyaallah kita dapat melewati ujian tersebut.

Tatkala mendapatkan ujian, kita tidak terlepas dari kesulitan. Putus asa, menyerah senantiasa menghampiri pikiran dan perasaan kita. Terkadang manusia khilaf dan lupa bahwa kesulitan apa pun yang dihadapi tentu ada kemudahan di dalamnya jika kita melibatkan Allah Swt.

Beristigfar merupakan salah satu cara melibatkan Allah. Dengan beristigfar, kita memohon ampun kepada Allah atas segala khilaf dan dosa yang kita perbuat. Di samping itu, terdapat pula keutamaan beristigfar, sebagaimana yang diungkapkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnu Majah, "Barangsiapa yang membiasakan diri untuk beristigfar, Allah akan memberikan jalan keluar baginya, akan memberikan kebahagiaan dalam setiap kesusahan,dan akan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka."

Apabila kita pahami kandungan hadis tersebut, terdapat tiga keutamaan membiasakan diri beristigfar, yakni Allah akan memberikan jalan keluar dari masalah, memberikan kebahagiaan, dan rezeki dari arah yang tidak disangka. Oleh sebab itu, ketika kita mendapatkan ujian berupa masalah yang "sulit" untuk diselesaikan, ujian hati atau perasaan sehingga membuat sedih dan/atau sakit hati, serta ujian harta, seperti kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, beristigfar menjadi solusi untuk memohon dan mendapatkan pertolongan Allah Swt karena hanya Dialah Maha Penolong hamba-Nya.

Keempat, bertawakal. Menyerahkan serta memasrahkan segala perkara dalam ujian kehidupan dan ikhtiar hanya kepada Allah Swt. haruslah kita terapkan dalam diri karena Dia Maha Segalanya. Laa hawla walaa quwwata illa billah, 'tiada daya dan upaya kecuali kekuatan Allah'. Kalimat tersebut merupakan bentuk kepasrahan kita kepada Allah Swt. Kepasrahan ini termasuk bentuk tawakal kepada-Nya.

Bertawakal hanya kepada Allah dalam menghadapi segala ujian kehidupan merupakan salah satu ikhtiar kita dalam mendapatkan pertolongan-Nya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah pada surah Al-Anfal ayat 49, "Barang siapa yang bertawakal kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." Bahkan, dengan senantiasa bertawakal, insyaallah kita akan mendapatkan kebaikan dari-Nya, baik di dunia maupun di akhirat.

Ujian yang dimiliki dan dihadapi manusia di dunia ini tidak terlepas dari kehendak Allah. Dengan bertawakal sepenuhnya kepada Sang Rabb, atas kehendak-Nya insyaallah kita dapat melewati fase-fase ujian tersebut. Tawakal pun dapat menjadi kekuatan kita dalam menghadapi segala bentuk ujian dalam kehidupan ini.

Bersabar dan bersyukur serta beristigfar dan bertawakal haruslah kita tanamkan dan terapkan dalam diri dan kehidupan sehari-hari. Keempat sikap inilah yang menjadi "kekuatan" manusia dalam menghadapi ujian kehidupan. Bahkan, juga menjadi kekuatan kita dalam meminta dan memohon pertolongan Allah Swt. agar dapat melewati ujian dengan tenang dan ikhlas serta mendapatkan rida dari-Nya.

Ujian seberat apa pun yang dihadapi manusia selama hidup di dunia tak terlepas dari kebaikan yang diberikan Allah kepadanya. Kita perlu bijaksana dalam menyikapinya dan diperkuat dengan bersabar, bersyukur, beristigfar, dan bertawakal. Atas kehendak dan pertolongan Allah Swt. semua ujian yang kita anggap berat dijalani, akan terasa ringan dan tenang untuk dilewati. Insyaallah. Ingatlah selalu bahwa Allah tidak akan menguji manusia di luar batas kemampuannya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image