Wakil Rektor II Uhamka Ungkap Nilai Profetik dan Perguruan Tinggi Memiliki Relasi yang Berhubungan
Edukasi | 2023-02-04 08:34:45Zamah Sari Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka) menjadi narasumber dalam acara teras TVMu dengan tema Membumikan Spirit Profetik di Lingkungan Perguruan Tinggi yang tayang di Channel tvMu Channel dan website tvmu.tv, Sabtu (4/1).
Dalam acara ini, Zamah Sari mengungkapkan bahwa istilah Profetik telah populer pada tahun 80-90 an dimana istilah ini masuk ke dalam istilah ilmu sosial. Tapi bagi Uhamka, istilah ini merupakan unsur genetik yang ada pada Muhammadiyah. Dan bagi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), istilah profetik menjadi tanggung jawab untuk membangun potensi pendidikan yang unggul di masa depan.
“Sebenarnya istilah ini telah populer di kalangan masyarakat di tahun 80 hingga 90-an, karena ini terdapat pada istilah ilmu sosial. Namun di Uhamka sendiri, profetik menjadi aspek genetik yang tidak dapat dihilangkan dari Muhammadiyah. Maka saya harap, istilah profetik dapat menjadi tanggung jawab yang mampu kita emban bersama sehingga Uhamka dan PTM lainnya bisa membangun potensi pendidikan yang unggul di masa yang akan datang,” ujar Zamah Sari.
Selanjutnya, Zamah Sari menerangkan bahwa nilai profetik dan makna keberadaan perguruan tinggi memiliki relasi yang berhubungan. Nabi merupakan sosok pembawa berita, salah satunya adalah berita masa depan. Maka Perguruan tinggi juga memiliki peran untuk menyampaikan pesan di masa depan, dengan melahirkan lulusan-lulusan yang berakhlak dan berintegritas.
“Perguruan Tinggi merupakan media yang tepat sebagai implementasi nilai-nilai profetik. Kita tau bahwa nabi merupakan pembawa berita. Perguruan tinggi juga memiliki peran sebagai pembawa pesan dengan menciptakan lulusan-lulusan yang berintegritas dan Akhlakul Karimah,” tutur Zamah Sari.
Zamah Sari juga menyampaikan makna dari visi Uhamka. Visi Uhamka sendiri berisi ‘Menjadi prophetic teaching university yang mencerdaskan secara spiritual, intelektual, emosional, dan sosial untuk mewujudkan peradaban berkemajuan’. Secara konseptual kalimat ‘peradaban kemajuan’ berimplikasi dengan profetik. Menurutnya, masa depan dapat dibangun dengan khazanah dari dalam diri.
“Kalimat ‘peradaban berkemajuan’ pada akhir visi Uhamka, sebenarnya secara konseptual kalimat tersebut terkait dengan nilai profetik. Dimana peradaban itu terbangun dari khazanah kita sendiri,” ucapnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.