Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Citra A. Riadhini

Kenali Tiger Parenting Dari Kasus Pembunuhan Kedua Orang Tua Jennifer Pan

Eduaksi | Thursday, 16 Dec 2021, 17:22 WIB
Jennifer Pan. Sumber: hops.id

Kasus pembunuhan oleh gadis yang sangat pintar dan cerdas, Jennifer Pan. Ia menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh kedua orang tuanya dikarenakan kedua orang tuanya selalu mengekang dia. Kejadian peristiwa tersebut terjadi di kediaman keluarga Pan berlokasi di Unionville, Markham, Ontario, di Greater Toronto Area, Kanada.

Huei Hann Pan dan Bich Ha (Orang Tua Jennifer Pan). Sumber: Toronto.com

Kedua orang tua Jennifer Pan, yaitu Bich Ha dan Huei Hann Pan hidup dengan cara berhemat karena mereka bukan berasal dari keluarga yang kaya raya. Pada tahun 2004, dengan usaha kerasnya, akhirnya mereka pun dapat hidup sejahtera, bahkan sampai bisa mempunyai rumah besar dan 2 mobil mewah. Nah, dikarenakan pengalaman Bich dan Hann ini yang sudah pernah merasakan bagaimana paitnya hidup susah, mereka pun menaruh ekspektasi kepada Jennifer dan Felix, yaitu adik Jennifer untuk bisa bekerja dan berusah keras layaknya kedua orang tua mereka.

Orang tua dari Jennifer Pan ini menerapkan tiger parenting untuk mengasuh kedua anak mereka. Kira-kira, apa sih tiger parenting itu? Di kutip dari artikel tirto.id, pola asuh tiger parenting ini menerapkan cara ekstrem dan mengontrol anak agar berhasil di kehidupannya, khususnya dilingkup akademiknya. Walaupun pola asuh tiger parenting ini memberikan dampak positif, ternyata pola asuh ini memberikan dampak negatif juga, lho. Apa saja sih dampak negatif dari pola asuh tiger parenting ini? Menurut web Dokter Sehat, dampak negatif dari pola asuh tiger parenting ini, seperti:

-Membuat tingkat tekanan yang tinggi kepada anak. Jadi, dikarenakan adanya pressure dari orang tua ke anak, sehingga anak mungkin merasa terbebani dan tertekan.

-Anak selalu merasa ketakutan karena anak takut membuat kesalahan dan akan mendapat hukuman dari kedua orang tuanya.

-Peningkatan kecemasan dan depresi pada anak. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan anak hidup yang mana selalu dibayangi rasa takut dan menimbulkan kecemasan dan depresi pada anak.

Jennifer Pan dan Felix Pan. Sumber: Toronto Star

Nah, bisa kita lihat dari pola asuh kedua orang tua Jennifer ini yang menggunakan pola asuh tiger parenting, yup tentu saja, orang tua dari Jennifer ini membesarkan kedua anaknya dengan peraturan yang sangat ketat. Contohnya, seperti Jennifer dituntut untuk menjadi anak yang berprestasi, bahkan sejak umur 4 tahun, Jennifer sudah dipaksa untuk mengikuti banyak kegiatan, lho guys, misalnya kelas piano, skating, band sekolah, bela diri, dan berenang. Gak berhenti disitu saja, orang tua Jennifer juga melarangnya untuk hang out bersama teman-temannya, tidak boleh memiliki teman bermain, dan juga tidak boleh berpacaran. Jennifer pun juga dituntut untuk selalu mendapatkan nilai A, apabila dia mendapatkan nilai dibawah A, orang tua Jennifer akan menghukumnya. Karena, menurut kedua orang tua Jennifer, nilai B saja sudah termasuk aib yang besar bagi keluarga mereka.

Akibat Jennifer sering mendapatkan tekanan dari kedua orang tuanya, dia mulai berani berbohong. Jennifer memalsukan nilainya dikarenakan dia mendapatkan nilai B, padahal dia sudah belajar sekeras mungkin. Jennifer juga diam-diam berpacaran dengan seniornya yang bernama Daniel. Dari berpacaran inilah yang membuat nilai Jennifer semakin anjlok. Dikarenakan dia frustasi, Jennifer bahkan sampai melakukan self-harm.

Kedua orang tua Jennifer sangat menuntut Jennifer agar bisa berkuliah di Universitas bergengsi yang ada di Toronto, yaitu Universitas Ryerson. Jennifer pun berhasil di undang dan diterima di Universitas Ryerson bahkan sebelum Jennifer lulus SMA, keren banget, ya. Namun pada akhirnya, undangan dari Universitas Ryerson untuk mengundang Jennifer dibatalkan karena Jennifer tidak lulus di mata pelajaran kalkulus. Karena sudah terlanjur memberitahukan ke kedua orang tuanya, Jennifer gak mau orang tuanya tahu tentang hal ini dan dia takut dihukum oleh kedua orang tuanya. Alhasil, Jennifer membohongi kedua orang tuanya dan dia tidak bilang bahwa sebenarnya dia tidak jadi untuk berkuliah di Universitas Ryerson. Selama dia "kuliah", ia memalsukan tugas kuliahnya agar kedua orang tuanya melihat Jennifer seperti berkuliah.

Setelah "lulus" dari Universitas Ryerson, Ayahnya ingin banget Jennifer agar melanjutkan studinya di Universitas Toronto. Jennifer pun berkata dengan kebohongannya bahwa dia akan melanjutkan studinya di Universitas Toronto dan sudah diterima dengan beasiswa penuh. Setelah "lulus" dari Universitas Toronto, Jennifer pun melanjutkan magang di rumah sakit, namun lagi-lagi itu hanyalah kebohongan semata.

Pada faktanya, Jennifer tidak lulus SMA, tidak berkuliah di Universitas Ryerson, tidak melanjutkan studi di Universitas Toronto, dan tidak magang di rumah sakit. Semua sertifikat dari kelulusan SMA sampai pendidikan terakhirnya pun dia palsukan. Setelah bertahun-tahun Jennifer berbohong kepada kedua orang tuanya, akhirnya orang tua Jennifer ini mengetahui satu hal kebohongan yang dilakukan Jennifer, yaitu magang yang ternyata hanyalah sebuah kebohongan. Dari situlah Jennifer mengakui beberapa hal, namun tidak semua. Karena Jennifer ketahuan berbohong, orang tuanya menyita handphone dan laptop milik Jennifer, gak sampai disitu saja ayahnya pun memasang alat tracking di mobil Jennifer agar Ayahnya bisa tahu kemana saja Jennifer akan pergi. Bahkan, saking marahnya, Ayahnya sampai berkata "kembali ke sekolah atau pergi dari rumah" kepada Jennifer.

Tahun 2010, Jennifer berhubungan dengan teman SDnya yang bernama Andrew. Jennifer curhat tentang masalah keluarga dan masalah percintaannya. Nah, dari situlah Andrew ini memberi ide gila ke Jennifer supaya dia membunuh Ayahnya dan Andrew menyarankan agar Jennifer menyewa pembunuh bayaran. Karena disarankan oleh Andrew, Jennifer juga berfikir bahwa itu adalah ide yang bagus, karena selama Ayahnya masih ada, hidup dan rencana Jennifer tidak semulus apa yang sudah dia rencanakan. Setelah itu, Jennifer berhubungan lagi dengan mantannya, Daniel. Sama seperti Andrew, Daniel juga menyarankan Jennifer untuk menyewa jasa pembunuh bayaran profesional untuk membunuh ayahnya.

Pada hari kejadian tanggal 8 November 2010, malam harinya ketiga pembunuh bayaran yang disarankan Daniel pun beraksi. Ketiga pembunuh bayaran itu menyeret Ayah, Ibu, dan Jennifer. Pada saat itu, Jennifer diminta oleh pelaku untuk mengeluarkan semua harta benda milik orang tuanya dan mengikat Jennifer di tangga. Jennifer pun beracting layaknya seperti korban pembobolan rumah. Dia melaporkan kejadian itu kepada polisi. Sayangnya, pembunuh itu menembak kedua orang tua Jennifer. Ibu Jennifer tewas di tempat, namun syukurnya, Ayah Jennifer masih sadar dan sempat berlari keluar rumah dan meminta pertolongan ke tetangga sekitar.

Jennifer Pan saat di interogasi. Sumber: thecinemaholic.com

Di hari investigasi, karena Jennifer satu-satunya saksi mata di tempat kejadian, Jennifer dimintai keterangan oleh polisi. Saat Jennifer dimintai keterangan, pihak polisi pun percaya dengan apa yang Jennifer saksikan. Gak berhenti sampai situ, pihak polisi menyadari bahwa ada satu hal yang mengganjal tentang bagaimana Jennifer bisa menelfon polisi pada saat tangannya terikat? Butuh tiga kali untuk menginterogasi Jennifer hingga pada akhirnya Jennifer tertangkap sabagai tersangka. Pada tanggal 13 Desember 2014, Jennifer, Daniel, dan dua pembunuh bayaran di vonis penjara seumur hidup tanpa kesempatan mengajukan pembebasan bersyarat dan satu pembunuh bayaran lainnya dijatuhi hukuman 18 tahun penjara.

Sumber: HobiQQ Lounge

Guys, dari kejadian ini kita bisa belajar bahwa untuk kedua orang tua jangan terlalu menuntut anak dan tentukan peraturan dirumah sebagaimana mestinya dan sertakan alasannya. Anak apabila terlalu dikekang bisa stress bahkan bisa sampai depresi dan melakukan self-harm atau hal yang lebih buruk lainnya. Namun, tidak dibenarkan juga dengan perlakuan yang dilakukan oleh Jennifer ini ya, guys. Bagaimanapun juga, Ibu dan Ayah kita adalah orang tua yang mendidik, mengasuh, dan menjaga kita sedari kita lahir tanpa memperhitungkannya. Semua orang tua pasti mengharapkan dan melakukan yang terbaik untuk anaknya. Semoga kita selalu terlindung dan jauh dari perbuatan buruk ya, guys.

Sumber:

https://tirto.id/apa-itu-pola-asuh-tiger-parenting-perpaduan-suportif-otoriter-f9Q6

https://torontolife.com/city/jennifer-pan-revenge/

https://doktersehat.com/ibu-dan-anak/parenting/tiger-parenting-definisi-manfaat-ciri-ciri-dampak-negatif-dll/

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image