Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image UCare Indonesia

Perbedaan antara Ridha kepada Allah dan Ridha dari Allah

Agama | Thursday, 02 Feb 2023, 17:10 WIB

Maksud dari ridha kepada Allah adalah mengakui dan meridhai bahwa Dialah Allah dan hanyalah Dia yang patut disembah. Hanya Allah yang memiliki ketetapan tentang manusia, bukan yang lain. Yakni ridha dengan apa yang Dia syariatkan. Dalam hal ini, orang kafir tidak masuk kepadanya. Keridhaan ini hanya berlaku bagi orang mukmin.

sumber gambar: freepik.com

Adapun ridha dari Allah adalah ketika kita ridha kepada qadha dan qadar-Nya. Yakni kita ridha kepada Allah dengan apa yang Dia ciptakan dari segala takdir-Nya. Dalam hal ini, orang mukmin dan orang kafir sama-sama bisa memiliki keridhaan ini.

Karena itu, ada dua perkara yang harus dikumpulkan secara bersamaan, yakni ridha kepada Allah dan ridha dari Allah. Ridha kepada Allah merupakan sikap yang paling mulia, karena ia hanya diperuntukkan bagi orang-orang mukmin. Adapun ridha dari Allah meliputi orang mukmin dan orang kafir.

Allah SWT. ridha terhadap orang-orang mukmin yang memiliki ciri khas dan karakteristik tertentu. Begitu pun mereka ridha kepada Allah bahwa Dia akan mewujudkan janji-Nya kepada mereka. Di antara ciri-ciri mereka yaitu:

1. Mereka adalah orang-orang yang membenarkan dan bertauhid kepada Allah. Firman-Nya, Allah berfirman, "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar-benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai; mereka abadi di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar" (QS Al-Ma'idah [5]: 119).

Allah berfirman kepada Nabi Isa a.s. pada hari akhir, "Inilah hari pembalasan yang akan bermanfaat bagi orang-orang yang bertauhid kepada Allah, ketaatan mereka terhadap syariat-Nya, kejujuran mereka dalam niat, ucapan, dan amal mereka. Bagi mereka surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha dari mereka, sehingga Dia menerima amal baik mereka. Dan saya reka ridha kepada-Nya dengan apa yang Dia karuniakan kepada mereka dari pahala yang melimpah. Itulah pahala dan keridhaan dari-Nya kepada mereka, yaitu kemenang-an yang besar. Abdullah bin 'Amr r.a. berkata, "Apabila seorang ham- mukmin wafat, Allah mengirimkan kepadanya dua malaikat dari surga. Lalu berkata kepadanya, 'Keluarlah, wahai jiwa yang tenteram, kepada ketenangan, sedangkan Tuhanmu padamu amatlah ridha."

2. Mereka adalah orang-orang yang bersegera kepada keimanan. Firman Allah Swt., Orang-orang yang terdahulu yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka abadi di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar (QS Al-Taubah [9]: 100).

Maksudnya bahwa orang-orang yang menyembunyikan orang lain untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dari kaum Muhajirin yang menghijrahkan kaum mereka dan keluarga mereka kepada agama Islam, dan dari kaum Anshar yang membantu Rasulullah Saw. untuk melawan musuh-musuhnya yang kafir. Dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik dalam keyakinan, kata-kata, dan amal demi mengharapkan ridha Allah.

3. Barang siapa yang memusuhi orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, niscaya akan ditetapkan dalam hati mereka keimanan. Allah SWT. berfirman, Kamu tak akan dapati kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang darinya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun saya rasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung (QS Al-Mujadilah [58]: 22).

4. Barang siapa yang takut kepada Allah Azza wa Jalla, mereka adalah sebaik-baiknya makhluk Allah. Firman-Nya, sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka adalah surga dan yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya (QS Al-Bayyinah [98]: 7-8).

Yakni bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah, menaati Rasul-Nya, dan beramal saleh, mereka adalah sebaik-sebaiknya makhluk. Pahala bagi mereka di sisi Allah pada hari kiamat adalah surga yang mengalir di sungai bawahnya, sedangkan mereka kekal di dalamnya. Allah ridha kepada mereka sehingga Dia akan menerima amal saleh mereka. Dan mereka ridha kepadaNya dengan segala yang Dia kehendaki bagi mereka dari segala bentuk kemuliaan. Itulah pahala yang baik bagi orang yang takut kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Rasulullah Saw. bersabda “Sesungguhnya pahala yang besar ada bersama dengan cobaan yang amat berat. Dan apabila Allah mencintai suatu kaum, niscaya Dia akan menguji mereka. Barang siapa yang ridha menerimanya, maka memberikan keridhaan. Dan barang siapa yang tidak senang menerimanya, maka baginya kemurkaan."

Referensi: ‘Iwadh, Ahmad ‘Abduh, 2008, Mutiara Hadis Qudsi Jalan Menuju Kemuliaan dan Kesucian Hati, Bandung: PT Mizan Pustaka

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image