Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Giyoto

Menjadi Kepala Sekolah yang Efektif

Guru Menulis | Tuesday, 31 Jan 2023, 19:26 WIB

Jenjang karir seorang guru adalah menjadi kepala sekolah maupun pengawas sekolah. Setiap guru mempunyai kesempatan untuk mencapai keduanya walaupun memang tidak seluruhnya. Hanya pribadi-pribadi yang memiliki kapabilitas dan kredibilitas tinggi yang mampu meraih atau mencapainya. Bukan hal yang rahasia, untuk menjadi kepala sekolah maupun pengawas, seorang guru harus melalui tahapan-tahapan yang memerlukan perjuangan dan semangat menggapainya. Selain memiliki portofolio yang bagus, seorang guru juga harus mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) calon kepala sekolah yang diselenggarakan oleh LPPKS/PS Kemdikbud. Belakangan, lembaga ini dilikuidasi sehingga pemenuhan calon kepala sekolah diambil dari Program Guru Penggerak. (Permendikbudristek Nomor 40 Tahun 2021) Petualangan yang sesungguhnya akan dialami setelah pelantikan seseorang menjadi kepala sekolah. Apa saja yang harus dipersiapkan agar dapat menjadi kepala sekolah yang efektif?

Bangun resume yang kuat

Definisi kepribadian yang paling umum digunakan dikembangkan hampir 60 tahun yang lalu oleh Gordon Allport. Menurutnya, kepribadian merupakan organisasi dinamis dari setiap sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian uniknya terhadap lingkungan. Dalam pelaksanaan tanggung jawab manajerial, kepala sekolah perlu memiliki kompetensi pribadi yang menuntut kepala sekolah memiliki (1) integritas kepribadian yang kuat, (2) Memiliki keinginan yang kuat untuk pengembangan diri sebagai pelaku, termasuk rasa ingin tahu yang tinggi tentang kebijakan, teori, dan praktik baru, serta mampu mengembangkannya (3) Bersikap open minded ketika melaksanakan tugas, (4) Mampu mengendalikan diri untuk menghadapi masalah (5) Memiliki keterampilan dan minat kepemimpinan.

Seorang kepala sekolah hendaknya memperhatikan hal-hal berikut.

Pertama, Beberapa orang tidak menginginkan pekerjaan tambahan di luar apa yang mereka lakukan saat ini. Mereka tidak tertarik untuk mengikuti kegiatan yang dirasa hanya akan menambah beban. Tidak semua guru tertarik dengan proses penganggaran atau ingin menghabiskan waktu untuk itu. Kedua, pengambilan keputusan partisipatif terkadang dapat menimbulkan frustasi dan biasanya lebih lambat daripada pendekatan otoriter. Ketiga, anggota dewan sekolah dapat menjadi lebih kohesif setelah bersama beberapa lama. Di satu sisi, hal ini akan berdampak positif, karena akan saling mendukung. Di sisi lain, kohesi ini membuat anggota berkompromi secara berlebihan. Pada saat inilah dewan sekolah mulai mengecilkan pemikiran kelompok. Ini sangat berbahaya karena keputusan yang dibuat cenderung tidak realistis. Keempat, para pemangku kepentingan mungkin tidak memiliki atau memiliki pengalaman menerapkan model partisipatif ini. Mereka mungkin kekurangan pengetahuan dan keterampilan tentang sifat sebenarnya dari MBS dan cara kerjanya, pengambilan keputusan, komunikasi, dll. Kelima, pihak-pihak yang terlibat cenderung sangat dibatasi oleh keadaan di mana mereka bekerja. Perubahan yang tiba-tiba cenderung menimbulkan kejutan dan kebingungan, membuat mereka ragu untuk mengambil tanggung jawab atas keputusan tersebut. Keenam, setiap penerapan model kompleks yang melibatkan berbagai aktivitas membutuhkan koordinasi yang efektif dan efisien.

Evaluasi tujuan dan sasaran sekolah Anda

Sekolah memenuhi tanggung jawabnya secara produktif ketika ada konsensus tentang tujuan sekolah dan semua pihak bekerja sama untuk mencapainya. Dalam hal ini, jabatan kepala sekolah bertanggung jawab atas pengelolaan sekolah yang efektif. Permasalahannya adalah dalam organisasi pendidikan, tidak mungkin kepala sekolah melakukan semua kegiatan sendirian, sehingga tenaga pengajar harus diberi kewenangan untuk memastikan tugas yang diembannya selesai tepat waktu, tepat atau benar. (Depdikbud, 2007: 227).

Kepala sekolah harus memiliki visi dan misi sebagai pedoman dan arah dalam melaksanakan tanggung jawab kepemimpinan sekolah. Sehingga dukungan pemerintah berupa sarana dan prasarana serta dana dapat dikelola secara baik dan benar. Bukan sekedar proyek, namun tugas utamanya adalah bertanggung jawab atas keberhasilan pendidikan. Dengan demikian seorang kepala sekolah tidak kehilangan arah dan tetap eksis dalam visi dan misi yang ingin dicapai bersama seluruh stakeholder.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image