Budaya Terapi Ala Raja-raja Papua
Eduaksi | 2023-01-31 00:40:04Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak budaya. Hal ini ditandai dengan luasnya wilayah negara Indonesia yang mencakup dari Sabang sampai ke Marauke. Setiap daerah memiliki budaya yang berbeda, akan tetapi semuanya disatukan dengan Pancasila.
Seiring perkembangan zaman, kondisi budaya di Indonesia ini sangat lah terpuruk dengan munculnya teknologi-teknologi baru. Budaya kita hampir hilang karena tidak adanya rasa kepedulian terhadap hal tersebut. Sibuknya masyarakat dengan tidak melihat kepentingan wilayah sekitarnya merupakan budaya yang tidak sengaja terciptakan dari perkembangan zaman.
Banyak sekali budaya Indonesia yang sebenarnya memiliki manfaat sangat bagus dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dengan adanya terapi ala raja-raja Papua yang sudah sering dan tidak asing bagi orang Papua akan tetapi sangat asing bagi orang-orang yang tidak berasal dari daerah Papua. Terapi yang biasa dilakukan oleh para raja Papua dapat disebut dengan terapi woukuf.
Terapi woukuf ini mula-mula dikenalkan kembali oleh seorang da’i yang berasalkan dari Papua yakni Ustadz Muhammad Zaaf Fadlan Rabbani Al-Garamatan. Beliau membuka terapi ini di wilayah Bekasi Timur, lokasinya bertepatan di pondok pesantren Nuu Waar yayasan Al-Fatih Kaaffah Nusantara yang mana didalam pondok tersebut terdapat rumah beliau.
Terapi Woukuf berasal dari dua kata wou dan kouf, wou adalah tubuh yang panas dan kouf adalah pemeriksaan dengan besi panas Terapi ini merupakan terapi tradisional yang diterapkan oleh raja-raja di Papua.. Pemeriksaan ini adalah metode dari zaman Rasulullah, namun diubah oleh raja-raja dengan menggunakan uap panas, yang mana uap itu dihasilkan dari rempah-rempah yang sudah dimasak. Rempah-rempah itu yang memiliki khasiat-khasiat tertentu, khususnya untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan sebagainya.
Terdapat beberapa proses yang harus kita ikuti ketika dalam pelaksanaan terapi ini. Pertama, ketika kita baru sampai di lokasi woukuf maka santri ustadz Fadlan akan menyuguhi kita segelas ramuan pahit yakni kayu ular. Ramuan ini berfungsi untuk membersihkan organ didalam tubuh terutama pada paru-paru dan jantung. Kedua, merupakan tahap inti yakni pasien woukuf akan masuk ke dalam ruangan terapi woukuf yang telah ditaruh panci berisikan rempah-rempah yang sudah dimasak. Pada tahap ini pasien akan disuruh untuk menghirup uap yang berada di ruangan dengan suhu 50-70 celicius untuk mengeluarkan keringat, menurut para ahli dengan suhu tersebut merupakan suhu yang sangat efektif untuk membunuh kuman dan bakteri.
Situasi budaya terapi ini masih berlangsung sangat baik. Terapi woukuf ini pernah dibuka oleh ustadz Fadlan pada tahun 2009 akan tetapi beliau menutupnya dan kembali membukanya pada tahun 2020 ketika wabah Covid-19 merebah di wilayah Indonesia. Pada tahun 2020 inilah budaya ini mulai dilirik oleh banyak mayarakat. Dari sinilah yang membuat terapi ini dibuka sebagai salah satu alternatif lain sebagai pencegah Covid-19.
Sudah banyak sekali pasien yang telah mengikuti terapi ini, bahkan dari luar pulau Jawa seperti Sumatera pun ikut serta dalam mengikuti terapi ini. Dari banyak pasien yang datang, terapi ini juga menerima dari pasien yang positif Covid-19, dan alhamdulillah dengan mengikuti terapi ini sembuh dari wabah tersebut.
Ustadz Farid Okbah menyatakan bahwa terepai woukuf ini sangat menyehatkan sekali yang mengeluarkan toksin-toksin yang ada didalam tubuh. Dr. Babeh Haikal Hasan mengatakan sangat bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan melalui terapi ini dan yang mendapatkan pahalanya adalah ustadz Fadlan.
Dalam perkembangan zaman ini banyak sekali budaya yang tersingkirkan dalam kehidupan kita, maka hendaknya kita menjaga budaya kita agar tidak hilang. Budaya Indonesia merupakan salah satu keindahan dan keunikan yang memang menjadi ciri khas bumi pertiwi ini. Jika budaya tersebut hilang, maka tidak aka nada keunikan yang dimiliki Indonesia ini.
Ketika budaya didalam Indonesia ini hilang, maka kita akan saling sibuk dalam menyalahkan satu sama lain. Akan tetapi didalam permasalahan tersebut siapakah yang harus bertanggung jawab atas hilangnya budaya tersebut, bukan kah kita yang harus menjaganya. Maka kita harus memiliki kesadaran masing-masing dalam menjaga budaya ini.
Atas dasar kecintaan pada budaya, terapi woukuf ini bisa di jadikan sebagai contoh bagaimana terapi ini bisa turun menurun diterima oleh rakyatnya. Itulah yang dibutuhkan oleh Indonesia saat ini. Cinta tanah air, maka sayangilah negeri yang penuh dengan keindahan dan keunikan ini. Jika memang cinta dengan Indonesia ini maka jagalah budaya yang telah ada di daerah kita, jangan sampai budaya kita hilang tanpa jejak akibat dari kelalaian kita yang telah dibutakan oleh teknologi pada zaman kini.
Ketika teknologi telah merajalela di negeri ini, maka gunakanlah teknologi itu sebagai tempat kita menyebarkan keunikan Indonesia dengan memperkenalkan budaya kita di dunia ini. Agar teknologi ini menjadi berguna dalam melestarikan budaya di Indonesia.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.