Sex Bebas Milenial
Eduaksi | 2023-01-30 23:03:56Survei yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Kemenkes pada Oktober 2013, menemukan sebanyak 63% remaja sudah pernah melakukan hubungan seks.Baik dengan kekasihnya maupun orang sewaan dan dilakukan dalam hubungan yang belum sah.
Rasa ingin tahu dari remaja kadang kurang disertai pertimbangan dan pengetahuan yang cukup akan akibat lanjut dari suatu perbuatan. Perhatian orang tua juga dapat berpengaruh besar kepada bagaimana pertumbuhan anak terutama di usia remaja.
Daya tarik persahabatan antar kelompok, rasa ingin tahu menjadi manusia dewasa, kurangnya kontrol dari orang tua,serta berkembangnya informasi seks dan media masa yang tidak sesuai dengan norma yang dianut menyebabkan keputusan yang diambil mengenai masalah cinta.
Zaman sekarang,gaya atau berpenampilan dapat berpengaruh besar kepada seks bebas.Dengan memakai baju yang istilahnya kurang bahan,akan membuat hawa nafsu dari lawan jenis semakin meningkat.
Banyak istilah yang dikeluarkan oleh masyarakat Indonesia ketika melihat anak remaja sekarang yang berpenampilan tidak sesuai dengan umurnya. ‘Lonte,cabe-cabean,bopung (Bocil Kampung,Jamet dan sebagainya.Penampilan Anak zaman now berpenampilan bisa lebih heboh dibanding anak tahun 2000-an.
Gaya berpacaran yang mengikuti Bangsa Barat telah marak terjadi di Inonesia.Pacaran di pinggir jalan,semak- semak menjadikan kaum milenial sebagai peluang untuk mencuri-curi waktu agar bisa berjauhan dengan orang tua dan berdekatan dengan sang pacar.Menghabiskan waktu bersama dengan kekasih tanpa siapapun mengetahuinya. ‘Dunia terasa milik berdua,yang lain cuma ngontrak.’ Istilah zaman sekarang.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 (dilakukan per 5 tahun) mengungkapkan, sekitar 2% remaja wanita usia 15-24 tahun dan 8% remaja pria usia di usia yang sama mengaku telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah, dan 11% diantaranya mengalami kehamilan yang tidak diinginkan. Hal ini di ungkapkan Komenko PMK.
Indonesia menduduki rangking 12 didunia dalam hal seks bebas setelah Yunani, Brazil, Rusia , China, Italia, Malaysia, Spanyol, Swedia, Mexico, Jepang dan Belanda (Durex,2008). Seks bebas adalah pengaruh yang diberikan dari budaya Barat dan kemudian ditirukan oleh masyarakat Indonesia.Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi seks bebas di usia remaja salah satunya adalah Lingkungan pergaulan.
Seks bebas sangat berdampak bagi kehidupan manusia.Jika seorang remaja telah melakukan seks bebas,apalagi sampai hal yang tidak diinginkan itu terjadi misalnya sampai hamil.Masa depan akan hancur. Karena,tidak mudah mencari sekolah yang dapat menerima siswanya hamil diluar nikah. Kekecewaan yang dirasakan oleh Orang Tua dan Cita-cita yang diimpikan sejak kecil menjadi harapan yang sulit juga untuk digapai.
Kenali pendidikan seks pada anak ketika usia dini. Hadi Supeno,ketua KPAI menyetujui pendidikan seks pada anak sesuai dengan tingkatan usianya harus dilakukan. Untuk menimalkan seks bebas remaja agar bisa mengetahui batasan bergaul dengan lawan jenis.
Seks bebas tidak hanya berdampak pada fisik saja,namun bisa memberikan dampak psikologis yang berbahaya untuk remaja.Menurut para Ahli psikologis ada beberapa dampak yang dialami oleh remaja ketika telah melakukan seks bebas.Yaitu hilangnya harga diri,dihantui rasa bersalah,Munculnya penyakit seksual,mengalami sulit berkonsentrasi dan memicu tindakan kriminal.
Untuk mencegah dan mengurangi terjadinya seks bebas kita perlu membangun sarana fasilitas kesukaan remaja saat ini.Membangun kelompok untuk membuat prakarya yang bisa menciptakan ide-ide baru bagi remaja saat ini.Hasilnya dapat di pamerkan di dalam suatu event pameran atau bisa dijual menghasilkan uang.
Hal-Hal seperti ini dapat dilakukan untuk membantu mengurangi kenakalan remaja. Selain itu juga,diperlukan refleksi moral dari ajaran agama dan penanaman nilai dan norma susila untuk menangkal perilaku menyimpang tersebut agar para remaja zaman now bisa mengetahui batasan ketika sedang berdekatan dengan lawan jenis. Orang tua, lingkungan terdekat anak, hingga sekolah sangat berperan penting dalam membentuk kepribadian dan kehidupan remaja yang bermoral.
Peran orang tua sangatlah penting dalam pertumbuhan anak,apalagi di usia remaja yang banyak ingin mencoba hal-hal baru.Sebagai orang tua tidak boleh membiarkan anaknya tertutup.Orang tua harus tau kapasitas melarangnya,jangan semua aktivitas anak dicurigai dan dilarang.Semakin dilarang semakin dilakukan itu yang sudah tertanam didalam otak generasi milenial sekarang.
Dari semua peran yang paling terpenting adalah diri sendiri.Bagaimana kita menjaga apa yang telah Allah titipkan dan amanahkan kepada kita. Sejauh mana kita bisa menjaga amanah yang telah Allah berikan kepada diri kita.Diri kita sendiri yang harus bisa memilah dan memilih teman yang baik untuk kita.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.