Bung Hatta, MC Kondang Penyemarak Wedding Kota Petro Dollar
Curhat | 2021-12-15 21:37:27"Awal karir menjadi seorang MC sejak tahun 2010, saat itu saya masih duduk di bangku SMA, memulai karir dari panggung pentas seni, ulang tahun dan acara-acara hiburan lainnya," kata Muhammad Hatta memulai cerita.
Menjadi seorang Master of Ceremony (MC) bukan hal mudah, membutuhkan keterampilan berbicara di depan publik. Keahlian seorang MC dipertaruhkan agar acara dapat berjalan baik dan sukses.
Kelihaian dan keahlian itulah yang membuat, Muhammad Hatta, 29 tahun, menjadi MC kondang penyemarak acara wedding di Kota Lhokseumawe. Kini, merambah perlahan, Muhammad Hatta, mulai kebanjiran job dari sejumlah kabupaten/kota di Aceh.
"Meski sudah satu dekade lebih berprofesi sebagai MC, saya terus mengembangkan potensi dalam diri saya dan alhamdulillah saya dipercayakan diberbagai event sebagai MC. Mulai event di desa hingga ke event internasional," kata Muhammad Hatta akrab dengan nama panggung MC Bung Hatta, Selasa, 14 Desember 2021.
Bung Hatta bercerita, awal karir menjadi seorang MC dimulai tahun 2010, saat ia masih duduk di bangku SMA. Mulai dari panggung pentas seni, ulang tahun hingga acara-acara hiburan lainnya.
"Saat menempuh pendidikan sarjana perpajakan di Jakarta. Saya memiliki kesempatan untuk berkarir di sana terutama untuk menjadi MC. Di sana profesi MC saat itu sudah mulai berkembang," ujar pria kelahiran 4 Juni 1992 di Desa Punteut, Kota Lhokseumawe.
Meski terlahir dipelosok desa di kota yang dijuluki Petro Dollar, tak membuat Bung Hatta menguburkan impiannya untuk menjadi MC yang menebar manfaat bagi banyak orang. Ia sangat bangga menjadi salah satu pemuda di desa tersebut dan dilahirkan oleh kedua orangtua yang superior.
"Dengan kemampuan public speaking serta pengalaman itu membuat saya semakin percaya diri dan berusaha untuk menjadi MC yang profesional dan berkarakter, saya tipikal orang yang suka belajar dan terus menggali potensi dalam diri," ungkap Bung Hatta.
Pada tahun 2017, Bung Hatta kembali dari Jakarta ke Aceh untuk memulai karir MC. Tahun 2017 seakan menjadi tahun keberuntungan bagi Bung Hatta, ia terpilih menjadi duta wisata Aceh Utara dan diterima untuk bekerja disalah satu perusahaan swasta di Kota Lhokseumawe sebagai konsultan pajak.
"Allah memang maha pengasih. Saya bersyukur pintu rezeki untuk saya mulai terbuka, saya terpilih menjadi Duta wisata Aceh Utara 2017 dan juga saya diterima disalah satu perusahaan swasta di kota Lhokseumawe sebagai konsultan pajak," ungkap Bung Hatta.
Pengalaman luar biasa bagi seorang Bung Hatta yaitu saat membawakan acara ulang tahun di Kota Lhokseumawe pada tahun 2019. Kemudian, pengalaman membawakan acara di Culture Festival tahun 2019 dan Aceh International Rapa'i festival tahun 2018 yang saat itu dihadiri oleh empat negara Asia.
"Ditahun 2019 saya memulai karir saya sebagai MC wedding, sebuah kebahagiaan juga bisa membawakan hari bahagia orang lain, apalagi acara yang kita bawakan tidak hanya adat Aceh saja namun juga ada beberapa adat daerah lainnya di Indonesia," ucap pria berusia 29 tahun itu.
Itu menjadi tantangan tersendiri bagi Bung Hatta, menurutnya anak muda harus mengetahui dan mampu mempertahankan adat, karena itu adalah kewajiban sebagai pemuda untuk menjaganya.
Setelah hampir 11 tahun meniti karir sebagai MC, Bung Hatta merasa sangat bahagia, bahkan kebahagiaan sejati bagi seorang Bung Hatta ialah saat ia mampu membahagiakan orang lain dengan potensi yang dimilikinya. "Saya sangat bersyukur ini adalah salah satu anugerah terbesar yang Allah berikan untuk saya," tambahnya.
Secara terpisah, salah seorang pelanggan yang pernah menggunakan jasa MC Bung Hatta, Syarifah Ashikal, mengatakan sangat puas menggunakan jasa MC Bung Hatta saat acara weddingnya beberapa bulan lalu. Menurutnya, acara yang dibawakan oleh Bung Hatta terasa hidup dan sangat kreatif.
"Bagus, meriah, acaranya hidup sangat menghargai bridesmaid, dia juga kreatif, terus cara dia ngomong bagus. Karena dia sangat menghargai bridesmaid, jadi bridesmaid saya juga merasa sangat puas," sebut Ashikal yang merupakan warga Kabupaten Bireuen.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.