Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Arum Pusporini

Miris! Bayi Usia 54 Hari Meninggal Usai Diberi Jamu

Eduaksi | 2023-01-18 11:41:11

TANGSEL. – Kisah seorang ibu viral di sosial media, diunggah langsung di Facebook Aya Cans dan diposting ulang oleh akun Twitter @sbyfess, menunjukkan foto bayi yang masih dibungkus kain bedong.

Postingan tersebut menunjukkan bayi berusia 54 hari dengan beragam kabel alat bantu pernapasan, akibat diberi minuman tradisional oleh pihak keluarga. Alhasil bayi harus meregang nyawa.

Ilustrasi: Bayi Usia 54 Hari Meninggal Usai Diberi Jamu [Sumber: Freepick]
Ilustrasi: Bayi Usia 54 Hari Meninggal Usai Diberi Jamu [Sumber: Freepick]

“Usia anakku 54 hari dan aku mau bawa ke dokter tapi nggak diizinin sama pihak keluarga, katanya lebih baik dikasih jamu tradisional.” tulis ibu tersebut. Efeknya membuat bayi malang itu mengalami sesak napas, terkena infeksi paru-paru, dan naasnya meninggal.

Jenis ramuan tradisional yang diberikan berupa racikan daun kecipir dan kencur yang kemudian diperas lalu diberikan kepada sang bayi. Belum diketahui secara pasti apa alasannya dan bagaimana cara pemberian racikan jamu pada bayi.

WHO memberi anjuran untuk tidak memberi apapun selain ASI eksklusif di 6 bulan pertama anak, karena perlindungan untuk bayi agar terhindar dari berbagai penyakit. Selain itu, sistem pencernaannya belum sempurna untuk menyerap asupan selain ASI.

Kondisi tersebut menandakan keluarga belum teredukasi dengan baik terkait obat-obatan termasuk ramuan tradisional untuk anak. Perlu diketahui risiko pemberian jamu pada bayi akan menyebabkan infeksi, gangguan saluran pernapasan, keracunan, bahkan kematian.

Masalah lain yang cukup sulit dihilangkan adalah soal budaya dan kepercayaan masyarakat terkait pengobatan herbal yang diduga aman dan mampu mengobati siapa pun, termasuk anak kecil.

Dilansir dari Detikhealth, dr Denta menambahkan “Jika bayi sakit, ASI (air susu ibu) sudah cukup untuk pemulihan si kecil. Karena obat utama saat bayi sakit sudah ada secara alami dari sang ibu.” Tutupnya.

Penting untuk kita dalam membantu mengedukasi lingkungan sekitar atau keluarga, agar lebih bijak dalam melakukan sesuatu terkait dengan kesehatan anak. Apabila ASI tidak bekerja, segera kunjungi faskes terkait untuk mendapat penanganan langsung dari dokter anak.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image