Dampak Kekerasan Terhadap Anak
Edukasi | 2023-01-11 21:24:24Seperti yang sudah kita ketahui sangat banyak sekali kejadian kekerasan pada anak-anak, kebanyakan kekerasan terhadap anak itu sering dilakukan oleh orang tua nya sendiri dan kekerasan pada anak tidak dapat terlihat tandanya secara kasat mata.Tapi, peristiwa tersebut pasti meninggalkan luka emosional yang mendalam dan bisa terbawa hingga anak sudah dewasa. Anak-anak yang mengalami kekerasan pasti akan takut untuk mengungkapkan peristiwa yang telah ia alami. Akibatnya, anak yang sering menerima kekerasan akan timbul rasa takut disalahkan atau ketidakpercayaan dari orang sekitarnya.
Jenis-jenis kekerasan pada anakKekerasan pada anak bisa bisa terjadi dalam jenis yang berbeda. Berikut contoh dan penjelasan terkait kekerasan yang dialami anak berdasarkan jenisnya.
1. Kekerasan secara fisikPerilaku kekerasan secara fisik dapat melukai atau mencedarai anak. Jenis kekerasan ini ditandai dengan adanya cedera seperti memar dan patah tulang yang diakibatkan oleh tindakan fisik secara sengaja.
2. Kekerasan secara seksualKekerasan secara seksual adalah perilaku eksploitasi seksual terhadap anak. Hal ini bisa saja terjadi sejak usia dini atau ketika anak beranjak dewasa. Pelanggaran seksual yang dimaksud ini meliputi pemerkosaan dan penganiayaan.
3. Kekerasan secara emosionalKekerasan secara emosional adalah tindakan yang disengaja dan dapat menimbulkan rasa sakit mental dan tekanan pada anak. Meskipun tidak menimbulkan luka fisik, tapi dampak dari kekerasan secara emosional ini justru bisa lebih parah dan sangat membekas pada anak. Kekerasan secara emosional biasanya dilakukan melalui ucapan seperti mempermalukan anak, berteriak di depan anak, dan mengatakan bahwa ia anak yang tidak baik.
4. Kekerasan secara digitalKekerasan secara digital adalah penyalahgunaan penggunaan terhadap teknologi. Kekerasan secara digital ini sering kali dilakukan untuk menindas, melecehkan, dan mengintimidasi anak. Perilaku tersebut merupakan bentuk pelecehan verbal yang dilakukan secara online.
5. PengabaianTindakan pengabaian ini adalah perilaku tidak tercapainya memenuhi kebutuhan dasar anak. Tindakan ini dapat terjadi karena penyalahgunaan melalui kelalaian dan tidak melakukan sesuatu yang akhirnya dapat mengakibatkan bahaya.
Jika anak-anak mendapatkan salah satu kekerasan yang sudah dijelaskan di atas maka akan menyebabkan konsekuensi jangka panjang. Konsekuensi jangka panjang yang akan dialami oleh anak tersebut diantaranya:
- Masalah gangguan perkembangan otak, sistem saraf, dan sistem imun.- Meningkatnya resiko masalah perilaku, kesehatan fisik, dan kesehatan mental. - Mengalami gangguan dalam belajar dan masalah dalam pergaulan.
Dampak dari kekerasan yang terjadi pada anakMenurut World Health Organization (WHO) ada beberapa dampak yang bisa saja terjadi terhadap anak jika anak tersebut mengalami kekerasan diantaranya:
1. Kekerasan pada anak berdampak kematian Dampak kekerasan pada anak yang bisa saja terjadi adalah kematian. Jika orang tua melakukan kekerasan terhadap anak yang masih belum bisa membela diri, bisa saja orang tuanya yang terlalu keras memukul anaknya dapat menghilangkan nyawa anak tersebut. Meskipun anak sudah memasuki usia remaja, tetap saja dampak kekerasan pada anak yang satu ini masih bisa terjadi. Apalagi, jika orang tua tidak dapat mengontrol emosinya akan berakibat fatal bagi anak.
2. Luka atau cederaAnak yang mengalami kekerasan dirumah sebagian besar pasti mengalami luka-luka bekas dipukul, dilempar benda keras, dan masih banyak yang lainnya. Saat orang tua sedang emosi, bisa saja ia tidak menyadari bahwa yang sedang dihadapinya adalah anak atau buah hatinya sendiri. Ini bisa menyebabkan orang tua melakukan hal di luar kendali yang bisa menyakiti fisik sekaligus batin anaknya.
3. Gangguan perkembangan otak dan sistem saraf Mengalami kekerasan saat anak masih usia belia tentu dapat mengganggu proses tumbuh kembangnya anak tersebut, termasuk gangguan pada sistem saraf, pernafasan, reproduksi, dan sistem imun.Kondisi tersebut bisa saja menyebabkan dampak yang berkepanjangan pada hidup sang anak secara fisik maupun psikis. Ini dapat membuat perkembangan kognitif anak terhambat, sehingga bisa saja membuat prestasi anak tersebut menurun bahkan memburuk.
4. Sikap negatif pada anak akibat kekerasanDampak yang juga tak kalah berbahayanya dari kekerasan pada anak adalah terbentuknya sifat buruk di dalam diri anak tersebut. Misalnya, anak suka merokok, menyalahgunakan alkohol dan obat-obatan, serta perilaku seksual yang menyimpang.Jika anak sampai melakukan perilaku seksual, bisa saja anak tersebut akan hamil di luar nikah. Selain itu anak juga akan mengalami depresi dan berbagai penyakit mental, dan bisa saja anak tersebut memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup atau bunuh diri.
5. Masalah pada masa depan anakMasalah yang dihadapi anak tidak hanya saat kekerasan terjadi, tapi juga terkait masa depan anak tersebut. Kekerasan terhadap saat masih kecil bisa saja membuat anak tersebut dikeluarkan dari sekolah.Dampak kekerasan yang dialami anak tersebut juga dapat menyebabkan ia kesulitan untuk mencari pekerjaan. Anak juga cenderung melakukan hal-hal yang buruk terhadap dirinya sendiri di masa depan, kondisi ini bisa saja diteruskan kepada keturunan-keturuannya.
Kesimpulan : kekerasan terhadap anak ini sering sekali di lakukan oleh orang tuanya sendiri. Yang sebagaimana kekerasan tersebut bisa saja berakibat sangat buruk pada mental anak dan bisa saja terjadi kematian karena anak tak sanggup menahan kekerasan fisik dari orangtuanya. Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa macam kekerasan itu banyak sekali seperti kekerasan secara fisik, kekerasan secara seksual, dan lain sebagainya, maka dari itu orang tua seharusnya menjaga anak mereka dari luapan emosi mereka sendiri dan jangan sekali-kali melampiaskan amarahnya kepada anaknya sendiri.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.