Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Supriyadi

Tanam Pohon Sebagai Ikhtiar Merawat Alam

Info Terkini | Wednesday, 11 Jan 2023, 17:23 WIB
Relawan membantu korban bencana banjir (dokpri)

Ketika terjadi bencana banjir atau tanah longsor seringkali yang dijadikan alasan penyebabnya adalah kondisi hutan gundul atau bukit yang telah berubah fungsi menjadi bangunan atau ladang pertanian. Kalau sudah begitu biasanya orang akan berpikir tentang gerakan tanam pohon untuk menanami kembali hutan atau bukit yang gundul. Tanam pohon seperti menjadi solusi utama untuk mencegah bencana serupa terjadi kembali. Apa iya memang demikian?

Mari kita coba berpikir sejenak, berapa lama waktu yang diperlukan oleh sebuah bibit pohon untuk bisa tumbuh membesar sejak ditanam. Butuh waktu bertahun – tahun lamanya bagi sebuah pohon untuk tumbuh membesar. Namun sebaliknya, hanya butuh waktu hitungan hari atau bahkan hitungan jam saja untuk menumbangkan sebuah pohon besar dengan mesin pemotong pohon.

Ini artinya menanam pohon bukan sepenuhnya menjadi pilihan yang tepat sebagai solusi untuk mencegah datangnya bencana banjir atau tanah longsor pada suatu tempat. Sebab pohon tidak bisa secara instan bisa tumbuh besar dalam waktu singkat untuk menjadi pelindung lahan kritis dan hutan gundul. Lebih tepatnya upaya menanam pohon seharusnya dilakukan sejak dulu, sebelum bencana datang. Bukan di saat bencana datang baru teringat pentingnya menanam pohon.

Menanam pohon (dokpri)

Namun bukan berarti menanam pohon tidak perlu dilakukan. Gerakan menanam pohon harus terus digalakkan untuk menghijaukan kembali hutan gundul termasuk lahan – lahan kritis yang ada di masyarakat. Gerakan tanam pohon harus dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan. Sebagai ikhtiar untuk merawat alam dan mengembalikan fungsi hutan dengan segala aneka hayati yang ada di dalamnya.

Banyak manfaat yang didapat dengan menanam pohon. Selain bisa mencegah bencana banjir di kemudian hari, menanam pohon bisa juga membantu untuk konservasi sumber air. Pohon yang ditanam kelak juga bisa membantu habitat flora dan fauna yang semakin terancam punah. Dan yang paling penting pohon yang ditanam kelak juga bisa menjadi tabungan oksigen untuk generasi mendatang. Menanam pohon hari ini untuk kebaikan esok hari.

Setelah sempat terhenti selama dua tahun akibat wabah pandemi, kembali PT Otsuka Indonesia (PTOI) melakukan kegiatan tanam pohon di desa Bedali pada tanggal 26 – 27 November 2022 silam. Lokasi tanam pohon yang dipilih adalah lahan kritis di sekitar sumber air milik masjid jami’ Ismail desa Bedali kecamatan Lawang kabupaten Malang. Jumlah pohon yang ditanam sebanyak 1500 bibit pohon yang terdiri dari bibit pohon trembesi, jabon, dan alpukat.

Peserta tanam pohon (dokpri)

Untuk kegiatan tanam pohon ini tim CSR PTOI bekerja sama dengan pengurus takmir masjid jami’ Ismail Bedali sebagai pihak yang memiliki lahan. Lokasi penanaman berupa lahan kritis dan lahan produktif. Oleh karena jenis bibit pohon yang ditanam juga menyesuaikan yaitu pohon tegakan dan tanaman produktif. Untuk pohon tegakan dipilih bibit pohon trembesi dan jabon. Sedangkan untuk tanaman produktif dipilih bibit buah apukat Pameling yang asli dari Lawang.

Alpukat Pameling Lawang memiliki keistimewaan ukurannya lebih besar dengan bentuk yang agak lonjong. Berat per buah bisa mencapai 600 gram hingga 2 kilogram. Apulkat jenis ini memiliki buah tebal, berwarna kuning dengan biji yang kecil. Lalu produktivitas pohonnya cukup banyak, satu pohon bisa menghasilkan 400 kilogram buah. Diharapkan ke depan hasil buah alpukat ini bisa bermanfaat untuk kemakmuran masjid Ismail Bedali.

Sedangkan untuk pemilihan pohon trembesi ini karena pohon trembesi dianggap punya kemampuan tinggi untuk menyerap karbon. Beberapa penelitian memberikan catatan yang berbeda dan cukup bervariasi terkait penyerapan karbon pohon trembesi. Penelitian dari mahasiswa Universitas Bojonegoro yang dimuat dalam Jurnal Universitas Diponegoro tahun 2021 mencatat bahwa satu pohon trembesi dengan umur 6-17 tahun memiliki pertumbuhan tahunan biomassa 3,2 ton atau diperkirakan menyerap 1,5 ton karbon setiap tahun.

Pada acara seremoni, Lilik Listyowati, SP M Agr dari Cabang Dinas Kehutanan Kabupaten Malang Propinsi Jawa Timur menyampaikan apresiasi kepada PTOI yang masih tetap konsisten melakukan kegiatan tanam pohon untuk konservasi sumber air. Ke depan dia berharap agar kegiatan tanam pohon untuk konservasi bisa diperluas ke lokasi sumber air yang lain.

Penyerahan bibit pohon

Nur Husaini selaku perwakilan manajemen PTOI menyampaikan bahwa kegiatan tanam pohon ini merupakan sebuah langkah awal untuk mengajak seluruh elemen masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. Kegiatan CSR ini merupakan kegiatan berkelanjutan, namun sempat berhenti karena pandemi. Manajemen PTOI sangat mendukung kegiatan tanam pohon ini.

Ketua takmir masjid Ismail Bedali, HM Aminudin menyampaikan bahwa tanam pohon ini sangat bermanfaat. Dia berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut baik dalam perawatan dan penanaman kembali hutan atau lahan kosong.

“Kami mewakili pengurus masjid sangat terbantu sekali untuk merawat lahan milik masjid. Banyak manfaat lain yang kami dapatkan. Kita bisa bersilaturohmi dengan teman - teman pencinta alam. Pelajaran bagi kita untuk saling tolong menolong. Banyak ilmu yang kita dapat. Jadi amal sholeh yang in syaa Allah tidak terputus.” begitu terangnya.

Sementara itu KH Misbahuddin selaku penasehat takmir masjid Ismail menerangkan bahwa tanam pohon di lahan wakaf masjid Jami' Isma'il Bedali ini sangat baik untuk kelestarian sumber mata air yang mengalir ke masjid. Sebab setiap harinya air tersebut digunakan untuk bersuci oleh banyak orang.

“Untuk kedepan kami harapkan kerja sama yang baik ini untuk dilanjutkan demi kelestarian sumber mata air masjid jami' Isma'il dan kelestarian tanamannya.” begitu ucapnya.

Menanam pohon adalah aksi nyata untuk menjaga kestabilan alam dan konservasi sumber air. Termasuk juga merawat bibit pohon yang sudah ditanam adalah bagian penting yang harus diperhatikan. Pada akhirnya, menjaga kelestarian alam harus dipahami sebagai tanggung jawab bersama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat melalui perannya masing-masing.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image