Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Wika

Sejarah dan Kehancuran Nokia, Ternyata Dulunya Produsen Karet

Teknologi | Wednesday, 11 Jan 2023, 11:55 WIB

Nokia adalah perusahaan telekomunikasi, teknologi informasi, dan elektronik konsumen yang berbasis di Finlandia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1865 sebagai pabrik pulp dan kemudian berkembang menjadi produsen produk karet.

Mengutip laman Biografiakeskus, perusahaan ini didirikan oleh industrialis bernama Fredrik Idestam. Ketika itu Idestam memulainya dengan membuat pabrik pembuatan kertas dan bubur kertas pada 1865.

Tiga tahun kemudian, Idestam mendirikan pabrik kertas kedua di dekat kota Nokia, sekitar 15 km dari kota Tampere di tepi sungai Nokianvirta. Lokasi ini dipilih karena memiliki air yang lebih melimpah untuk membangun pembangkit listrik tenaga air.

Listrik dihasilkan dengan memanfaatkan aliran air yang kemudian menggerakkan kincir air. Putaran kincir inilah yang menghasilkan sumber tenaga di pabrik itu. Dengan memanfaatkan aliran air dan mengubahnya jadi tenaga listrik, produksi pun lebih lancar.

Karena itulah perusahaan ini dinamakan Nokia, yang juga dibangun Idestam dengan bantuan rekannya yang bernama Leo Mechelin. Foto yang diambil dari situs Wikipedia di bawah ini memperlihatkan wajah Idestam dan Mechelin yang merupakan pendiri Nokia.

Pada akhir abad ke-20, Nokia mulai diversifikasi ke industri telekomunikasi, dan pada awal abad ke-21, itu adalah vendor ponsel terbesar di dunia.

Pada awalnya, divisi telekomunikasi Nokia fokus terutama pada produksi exchange telepon dan peralatan infrastruktur lainnya.

Pada tahun 1980-an, perusahaan mulai mengembangkan dan memasarkan ponsel, dengan peluncuran Nokia 1011 pada tahun 1992 menjadi ponsel GSM (Global System for Mobile Communications) yang tersedia secara komersial pertama.

Selama akhir 1990-an dan awal 2000-an, Nokia secara cepat memperluas portofolio produknya dan menempatkan posisi sebagai penyedia global terkemuka dari ponsel dan perangkat nirkabel lainnya.

Ponsel Nokia sangat populer di Eropa, Asia, dan Afrika, dan itu adalah salah satu perusahaan teknologi terbesar dan paling menguntungkan di dunia.

Namun, dengan munculnya smartphone pada akhir 2000-an, Nokia kesulitan bersaing dengan iPhone Apple dan sistem operasi Android Google.

Pada tahun 2011, Nokia mengumumkan kerja sama strategis dengan Microsoft untuk mengadopsi sistem operasi Windows Phone untuk smartphone-nya. Meskipun kerja sama, pangsa pasar Nokia terus menurun dan pada tahun 2013 perusahaan mengumumkan penjualan divisi ponselnya ke Microsoft.

Setelah itu, Nokia fokus pada infrastruktur telekomunikasi dan bisnis lainnya, sampai pada tahun 2016 Nokia mengumumkan kembalinya ke pasar konsumen dengan smartphone lagi.

Setelah penjualan divisi ponselnya ke Microsoft pada tahun 2013, Nokia mengalihkan fokusnya ke bisnis infrastruktur telekomunikasinya, serta berkembang ke industri lain seperti kesehatan digital, realitas virtual dan peralatan jaringan.

Pada tahun 2016, Nokia mengumumkan bahwa mereka akan kembali ke pasar konsumen dengan smartphone baru di bawah nama Nokia. Smartphone baru ini, dikembangkan dan diproduksi oleh HMD Global, akan menggunakan sistem operasi Android.

HMD Global adalah perusahaan baru yang didirikan khusus untuk tujuan ini dan Nokia sendiri tidak memproduksi smartphone tersebut.

Sejak itu, Nokia secara aktif meluncurkan smartphone baru yang menjalankan sistem operasi android dan perusahaan terkenal dengan ketahanan ponsel dan kualitas kamera.

Mereka juga fokus untuk memasukkan segmen harga yang terjangkau dalam pasar smartphone. Perusahaan juga fokus untuk meningkatkan presensi mereka di pasar yang sedang berkembang.

Sampai 2021, Nokia terus menjadi merek yang dihormati dan dikenal di pasar telekomunikasi dan teknologi global.

Meskipun tidak lagi mendominasi pasar ponsel seperti yang pernah dilakukan, Nokia terus menciptakan inovasi dan berkembang dengan produk dan layanan baru, dan mempertahankan basis pelanggan yang setia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image