Pemuda Hari Ini
Agama | 2023-01-10 13:03:18Generasi muda memegang peran penting pada sebuah perjalanan umat. Melalui kiprah mereka akan tergambar wajah sebuah peradaban. Karenanya sedari kecil, mereka dibentuk agar memiliki kepribadian mulia. Harapannya agar mereka sanggup memikul beban kebangkitan umat.
Akan tetapi faktanya, sampai hari ini negara masih disibukkan dengan persoalan seputar pemuda. Sebagaimana terjadi aksi pengeroyokan warga dengan senjata parang, di Pasirluyu, Regol, Bandung, pada Kamis 29 Desember 2022 pukul 2.55 dini hari yang dilakukan oleh pemuda. Dua orang pelaku akhirnya berhasil diringkus polisi pada Senin 2 Januari 2023. Sisanya, enam orang lagi masih dalam pencarian.
Mereka diketahui terafiliasi dengan kelompok geng motor yang secara acak melakukan pencurian dan penyerangan. Beberapa saat sebelum melakukan aksinya, para pelaku menenggak minuman keras jenis Ciu. Tak hanya itu, mereka juga menyerang warga di bawah Flyover Kopo. (Mapaybandung.com, 2/1/2023)
Sungguh ini adalah persoalan yang besar. Kita tidak bisa tinggal diam membiarkan kerusakan yang ada. Pemuda hari ini, adalah bentukan pengelolaan negara berbasis sekularisme. Akibat dipisahkannya agama dari kehidupan, mereka lupa bahwasanya mereka adalah pemegang tongkat estafet peradaban umat. Maka tak heran jika mereka memilih menjadi pribadi-pribadi hebat ala kekinian, meski bertentangan dengan Islam.
Penyerangan terhadap warga adalah potret kegagalan para pemuda membentuk jati dirinya. Mereka pun tak mampu menemukan arah hidupnya. Sekularisme yang bertumpu pada materi, menegasikan oeran Allah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak lagi mengindahkan nilai halal haram. Maka menenggak ciu, kemudian menyakiti warga, mereka anggap sebagai sebuah prestasi.
Sementara dalam Islam, Allah telah memberi teladan yang luar biasa melalui sosok Rasulullah shollallahu alaihi wassalam. Maka lahirlah generasi hebat sekelas Ali bin Abi Thalib, yang rela mempertaruhkan nyawanya ketika menggantikan Rasulullah di tempat tidurnya. Padahal musuh-musuh Islam kala itu, berniat membunuh Rasulullah, demi menghadang dakwah Islam
Ada juga Atab bin Usaid, pemuda belia yang dipercaya oleh Muhammad Rasullullah sebagai wali di Mekah. Meski diprotes oleh para tokoh di Mekah, tetapi Rasulullah tetap mengangkatnya sebagai penguasa untuk mengurusi urusan masyarakat Mekah. Ketinggian ilmu, keimanan dan dedikasinya kepada Islam, menjadi bukti bahwa para pemuda yang dibentuk oleh Islam memang siap memimpin umat.
Jika pemuda hari ini mengisi waktunya dengan aktivitas sia-sia, atau menjadikan tolok ukur kehidupannya tanpa menyandarkan pada syariat, sungguh umat akan kehilangan calon-calon pemimpin. Bisa jadi akan ada pemimpin-pemimpin bodoh yang mengambil alih kepemimpinan umat. Sebagaimana Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Ka’ab bin Ujrah:
“Semoga Allah melindungimu dari pemerintahan orang-orang bodoh.”
Ka’ab bertanya, “Apa pemerintahan orang-orang bodoh itu?”
Rasulullah bersabda: “Pemimpin-pemimpin setelahku yang tidak mau mengambil petunjukku dan tidak mengikuti sunnahku. Siapa yang membenarkan kebohongan mereka dan membantu kezaliman mereka, maka mereka tidak termasuk golonganku dan aku bukan bagian dari mereka serta mereka tidak akan datang ke telagaku”
(HR. Ahmad dan Al Hakim; shahih lighairihi)
Maka tugas kita adalah mengawal dan menjaga generasi muda muslim agar tidak terbawa arus pemikiran sesat di luar Islam. Kemudian mempersiapkan mereka pada tugas utamanya sebagai pengemban tanggung jawab peradaban. Hal ini hanya bisa terwujud dengan penjagaan sistemik dengan mengembalikan Islam sebagai sebuah agama yang bersifat politik, yang diterapkan dalam kancah kehidupan sehari-hari. Allahuma ahyanaa bil Islam.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.