Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Asep Saeful Azhar

Geliat Seni Rupa di Warung Kopi "Nugenah" Cicalengka

Gaya Hidup | Monday, 09 Jan 2023, 21:50 WIB
Kedua seniman Dicko Rossanda dan Nundang Rundagi sedang melukis di Warung Kopi "Nugenah"

Geliat Seni Rupa di Warung Kopi "Nugenah" CicalengkaOleh: Asep Saeful Azhar

Pohon-pohon beringin, palem, bunut hingga bintaro membuat teduh halaman warung kopi "Nugenah" di Kampung Pamoyanan, Desa Panenjoan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.

Meja-meja kecil lengkap dengan kursinya tersusun rapi di halaman warung kopi itu. Meja-meja itu bermaterial kayu dengan kaki-kaki besi.

Di bagian teras warung kopi yang sejatinya merupakan rumah tinggal milik Nundang Rundagi (60) itu, ada beberapa rak yang padanya tersusun buku-buku bertema kesusastraan, seni lukis, agama, dan kebudayaan Sunda.

Pada dinding-dinding area rumah yang dijadikan warung kopi, terpajang lukisan-lukisan pelukis Indonesia seperti lukisan Nana Banna hingga Salim.

Lokasi warung kopi yang dipenuhi pepohonan ini kontras dengan lingkungan di sekitarnya yang cenderung gersang karena bangunan-bangunan rumah bertingkat dan serba beton.

Yang lebih menarik dari warung kopi ini adalah rutinnya kegiatan untuk memantik semangat berkesenian, baik sastra maupun seni rupa.

Hari Jumat (6/1/2023) Nundang Rundagi menjamu tamunya Dicko Rossanda (53) dengan jamuan kanvas, kuas, dan cat minyak. Keduanya secara spontan melukis di halaman warung kopi itu.

Tak ada meja kuda-kuda untuk melukis. Kanvas dibentangkan pada alas meja alakadarnya dengan ukuran sekitar 60x60 centimeter. Dimulai sore hari, melukis dinyatakan selesai pada pukul 02.00, Sabtu.

Nundang melukis pemandangan yang dia tangkap ketika suatu waktu berkunjung ke kediaman Dicko. Sebaliknya, Dicko melukis sebuah wajah yang menampakkan kegelisahan.

"Lukisan saya nanti dibawa Pak Dicko, lukisan Pak Dicko disimpan untuk saya di kedai kopi ini," kata Nundang.

Nundang adalah putra sastrawan Ajip Rosidi. Dia mengatakan di mana pun tempatnya, lukisan adalah hal yang penting yang bisa menjadi media untuk mencerdaskan masyarakat.

"Dalam persentuhan lukisan dengan masyarakat akan ada dialog yang terjadi. Saat dialog itulah masyarakat menjadi cerdas," katanya.

Dia berharap jamuan yang dilakukannya kepada Dicko tak hanya berlangsung sekali. Namun bisa menjadi kegiatan rutin di Cicalengka dan sekitarnya, setidaknya sekali dalam sebulan.

Dicko adalah warga Yogyakarta yang telah lama menetap di Tanjungsari, Sumedang. Dia mengatakan bahwa lukisan adalah media penyampai pesan yang efektif.

"Lukisan itu, termasuk juga mural, banyak dijumpai masyarakat, dan itu merupakan media yang efektif untuk menyampaikan pesan, selain tentu lukisan adalah media berekspresi," katanya.

Dok. Istimewa
Dok. Istimewa

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image