Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image annisa nurhayati

Mengenal Dampak Buruk Bagi Perkembangan Anak Broken Home

How To | Sunday, 08 Jan 2023, 17:00 WIB

Istilah broken home sering digunakan untuk menyebut anak-anak yang orang tua nya bercerai. Padahal broken home tidak hanya berasal dari orang yang tua yang bercerai tetapi juga dari keluarga yang tidak utuh karena ayah atau ibunya tidak dapat berperan dan berfungsi sebagai orang tua. Menurut Echols (2000: 80) secara etimologi broken home diartikan sebagai keluarga yang retak. Jadi, broken home adalah kondisi hilang nya perhatian keluarga atau kurangnya kasih sayang dari orang tua yang disebabkan oleh beberapa hal, bisa karna perceraian, sehingga anak hanya tinggal bersama salah satu orang tua kandung.

Broken home diartikan sebagai kondisi hilang nya perhatian keluarga atau kurang nya kasih sayang orang tua.kondisi tersebut menurut Wilis (20009:66) disebabkan oleh 2 aspek, yaitu: (1)orang tua meninggal atau bercerai dan (2) stuktur keluarga tidah utuh karna orang tua sering tidak di rumah atau sering bertengkar sehingga keluarga tidak sehat secara psikogis. Kondisi ini berdampak negative pada perkembangan psikologis remaja yang yang sedang di masa pencarian indentitas.

Selain mengalami fase kritis dalam peralihan dari seorang anak menjadi dewasa, remaja broken home juga menghadapi suasana rumah tangga orang tuanya yang tidak harmonis yang membuat nya tertekan. Kondisi seperti ini bisa membuat mereka terjerumus ke pergaulan yang negative. Menurut santi dan koaguow (2015) remaja broken home memiliki kecenderungan melakukan hal-hal negtatif agar bisa mendapatkan perhatian dari orang tau nya.

Kondisi broken home menurut kartono (2014) merupakan tekanan yang menjadi pemicu muncul nya tingkah laku asocial dan kebiasaan-kebiasaan melawan atau melanggar aturan. Baharudin et.al (2019) menunjukan bahwa broken home merupakan salah satu factor yang menyebabkan kenakalan remaja.

Terlepas dari berbagai perbedaan definisi, broken home memiliki efek yang cukup serius pada anak. Berikut adalah beberapa dampak broken home pada anak:

a. Academic problem (warga 2014) anak yang mengalami broken home akan menjadi malas berlajar, dan tidak bersemangat serta tidak berprestasi.

b. Behavioural Problem, mereka mulai memberontak, kasar, masa bodoh, memiliki kebiasaan merusak, seperti mulai merokok, minum-minumen keras, judi dan lari ke tempat pelacuran

c. Sexual Problem, Krisis kasih sayang akan coba di tutupi dengan mencukupi kebutuhan hawa nafsu.

d. Spiritual Problem, mereka kehilangan Father’s figure sehingga tuhan, pendeta atau rohaniawan hanya bagian dari sebuah sandiwara kemunafikan.

Dari segi psikologi, broken home akan mengakibatkan hal-hal seperti berikut ini:

a. Broken Heart: seseorang akan merasakan kepedihan dan kehancuran hati sehingga memandang hidup ini sia-sia dan mengecewakan. Kecenderungan ini membentuk individu menjadi orang yang krisis kasih sayang dan lari kepada yang bersifat penyimpangan sexsual. Missal nya sex bebas, homo sex, lesbian, menjadi istri simpanan orang, tertarik denga istri/suami orang lain.

b. Broken Relation: seseorang merasa bahwa tidak ada orang yang perlu di hargai, tidak ada orang yang dapat di percaya serta tidak ada orang yang dapat di teladani. Kecenderugan ini membentk individu menjadi orang yang masa bodoh terhadap orang lain,ugal-ugalan, mencari prhatian, kasar, egois, dan tidak mendengar nasihar orang lain cenderung seenak nya sendiri.

c. Broken values:seseorang kehilangan nilai kehidupan yang benar. Baginya dalam hidup ini tidak ada yang baik, benar, atau merusak. Yang ada hanya yang “menyenangkan” dan yang “tidak menyenangkan” intinya apa saja yang “menyenangkan” saya lakukan. Apa yang tidak menyengkan tidak saya lakukan.

Menurut beberapa penelitian,anak yang orang tuanya bercerai memang lebih rentan mengalami masalah emosional yang dapat di lampiaskan secara internal, missal nya menyakiti diri sendiri, atau external, missal nya menjadi agresif pada lawan jenis, atau menjadi tertutup pada orang lain.

Jadi,Kesimpulannya, anak yang menuju remaja sedang mencari jati diri, tentunya peranan orangtua sangat penting untuk membentuk krakter anak dan untuk membimbing menuju masa depannya yang cermelang.

2

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image