Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Indar Cahyanto

Syukur dan Taat kepada Orang Tua

Guru Menulis | 2023-01-05 20:41:08

Segala puji kita panjatkan kepada Allah, Tuhan Semesta Alam atas berbagai nikmat yang telah Ia anugerahkan pada kita semua. Allah juga masih memberikan kita nikmat sehat dan umur yang semoga senantiasa memberikan keberkahan. Dan lebih dari itu, kita masih bisa merasakan nikmat iman dan Islam. Yang dengan nikmat ini mudah-mudahan Allah mengampuni segala kesalahan kita semua. Dan tak lupa, shalawat beriringkan salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat, serta manusia yang menyertai langkahnya hingga hari kiamat.

Pada saat ini kita bersyukur kepada Allah SWT atas karunianya kita dapat dipertemukan kembali di tahun baru 2023. Mari kita refleksikan kembali apa yang sudah kita perbuat ditahun 2022 yang lalu. Jika ada yang masih kurang dan kesalahan perbuatan maka ditahun 2023 untuk kita perbaiki, Memperbaiki kesalahan terhadap tingkah laku kita merupakan bagian ikhtiar dan tanggung jawab kita kepada Allah SWT.

Tantangan demi tangtangan kehidupan terus kita rasakan dan semakin berkembang bergerak dinamis. Semakin terbukanya ilmu pengetahuan dan teknologi yang masuk ke dalam relung perjalanan kehidupan yang seolah tanpa skat dan tanpa batas. Akan mempengaruhi kadar kualitas amal shaleh keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Karena kadar kesalehan dan keimanan kita kepada Allah terus diuji. Sehingga kita dituntut untuk terus memastikan bahwa amal saleh kita utuh, semata-mata kita persembahkan pada Allah SwT. Allah SwT berfirman:

Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar). (QS. Al-Bayinah [98]: 5)

Persoalan kehidupan yang begitu komplek yang dihadapi oleh kaum muslimin diseluruh dunia. Seingga dibutuhkan suatu sarana untuk taat dan beribadah kepada Allah SWT serta memperbaiki amal shaleh. Dalam tafsir kemenag dijelaskan Karena adanya perpecahan di kalangan mereka, maka pada ayat ini dengan nada mencerca Allah menegaskan bahwa mereka tidak diperintahkan kecuali untuk menyembah-Nya. Perintah yang ditujukan kepada mereka adalah untuk kebaikan dunia dan agama mereka, dan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Mereka juga diperintahkan untuk mengikhlaskan diri lahir dan batin dalam beribadah kepada Allah dan membersihkan amal perbuatan dari syirik sebagaimana agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim yang menjauhkan dirinya dari kekufuran kaumnya kepada agama tauhid dengan mengikhlaskan ibadah kepada Allah. https://quran.kemenag.go.id/surah/98

Rasa ikhlas merupakan suatu proses oleh rasa, olah kata dari sebuah manisfestasi syukur kita kepada Allah SWT. Proses perjalanan yang begitu panjang, rumit dan berliku jangan sampai kita menyalahkan menyalahkan keadaan. Jangan sampai kita membenci keluarga, saudara apalagi orang tua. Justru rasa syukur setelah bersyukur kepada Allah SwT ialah syukur kepada orangtua, Allah berfirman.’ Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun.598) (Wasiat Kami,) “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” Hanya kepada-Ku (kamu) kembali. (QS. Luqman: 14)

Diambil dari snipping tool Situs Al Quran Kemenag

Dalam tafsir yang dikeluarkan kemenag ayat diatas mengandung arti bahwa llah memerintahkan kepada manusia agar berbakti kepada kedua orang tuanya dengan berusaha melaksanakan perintah-perintahnya dan mewujudkan keinginannya. Hal-hal yang menyebabkan seorang anak diperintahkan berbuat baik kepada ibu adalah: 1. Ibu mengandung seorang anak sampai ia dilahirkan. Selama masa mengandung itu, ibu menahan dengan sabar penderitaan yang cukup berat, mulai pada bulan-bulan pertama, kemudian kandungan itu semakin lama semakin berat, dan ibu semakin lemah, sampai ia me-lahirkan. Kekuatannya baru pulih setelah habis masa nifas. 2. Ibu menyusui anaknya sampai usia dua tahun. Banyak penderitaan dan kesukaran yang dialami ibu dalam masa menyusukan anaknya. Hanya Allah yang mengetahui segala penderitaan itu. Hal ini menunjukkan bahwa kesukaran dan penderitaan ibu dalam mengandung, memelihara, dan mendidik anaknya jauh lebih berat bila dibandingkan dengan penderitaan yang dialami bapak dalam memelihara anaknya. Penderitaan itu tidak hanya berupa pengorbanan sebagian dari waktu hidupnya untuk memelihara anaknya, tetapi juga penderitaan jasmani dan rohani. Seorang ibu juga menyediakan zat-zat penting dalam tubuhnya untuk makanan anaknya selama anaknya masih berupa janin di dalam kandungan. Sesudah lahir ke dunia, sang anak itu lalu disusukannya dalam masa dua tahun (yang utama). Air susu ibu (ASI) juga terdiri dari zat-zat penting dalam darah ibu, yang disuguhkan dengan kasih sayang untuk dihisap oleh anaknya. Dalam ASI ini terdapat segala macam zat yang diperlukan untuk pertumbuhan jasmani dan rohani anak, dan untuk men-cegah segala macam penyakit.

Dari Bahz bin ¦ak³m, dari bapaknya, dari kakeknya, ia berkata, “Aku bertanya ya Rasulullah, kepada siapakah aku wajib berbakti?” Rasulullah menjawab, “Kepada ibumu.” Aku bertanya, “Kemudian kepada siapa?” Rasulullah menjawab, “Kepada ibumu.” Aku bertanya, “Kemudian kepada siapa lagi?” Rasulullah menjawab, “Kepada ibumu.” Aku bertanya, “Kemudian kepada siapa lagi?” Rasulullah menjawab, “Kepada bapakmu. Kemudian kepada kerabat yang lebih dekat, kemudian kerabat yang lebih dekat.” (Riwayat Abµ D±wud dan at-Tirmi©³)

Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa anak wajib berbuat baik kepada ibu bapaknya, apakah ibu bapaknya itu muslim atau kafir. Di samping apa yang disebutkan di atas, masih ada beberapa hal yang mengharuskan anak menghormati dan berbuat baik kepada ibu bapak, antara lain: 1. Ibu dan bapak telah mencurahkan kasih sayangnya kepada anak-anaknya. Cinta dan kasih sayang itu terwujud dalam berbagai bentuk, di antaranya ialah membesarkan, mendidik, menjaga, dan memenuhi keinginan-keinginan anaknya. Usaha-usaha yang tidak mengikat itu dilakukan tanpa mengharapkan balasan apa pun dari anak-anaknya, kecuali agar mereka di kemudian hari menjadi anak yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. 2. Anak adalah buah hati dan jantung dari ibu bapaknya, seperti yang disebutkan dalam suatu riwayat bahwa Rasulullah bersabda, “Fatimah adalah buah hatiku.” 3. Sejak dalam kandungan, lalu dilahirkan ke dunia hingga dewasa, kebutuhan makan, minum, pakaian, dan keperluan lain anak-anak ditanggung oleh ibu bapaknya. Dengan perkataan lain dapat diungkapkan bahwa nikmat yang paling besar yang diterima oleh seorang manusia adalah nikmat dari Allah, kemudian nikmat yang diterima dari ibu bapaknya. Itulah sebabnya, Allah meletakkan kewajiban berbuat baik kepada kedua ibu bapak, sesudah kewajiban beribadah kepada-Nya. Pada akhir ayat ini, Allah memperingatkan bahwa manusia akan kembali kepada-Nya, bukan kepada orang lain. Pada saat itu, Dia akan memberikan pembalasan yang adil kepada hamba-hamba-Nya. Perbuatan baik akan dibalas pahala yang berlipat ganda berupa surga, sedangkan perbuatan jahat akan dibalas dengan azab neraka. https://quran.kemenag.go.id/surah/31

Semoga kita bisa mengambil hikmah dari uraian tersebut. Sebaliknya, di samping usaha kita sebagai anak untuk berbuat sebaik-baiknya kepada orangtua, pun sebaliknya, kita sebagai orangtua jangan sampai berbuat durhaka kepada anak, dengan tidak memberinya hak kasih sayang, nafkah yang halalan thayyiban, serta nasihat dan suri teladan

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image