Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image data logger

Seberapa Besar Dampak Emisi Terhadap Udara?

Edukasi | Thursday, 05 Jan 2023, 10:15 WIB

Polusi udara adalah masalah yang serius yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan bagi manusia, termasuk penyakit paru-paru, penyakit jantung, dan bahkan kanker. Emisi atau pemancaran gas buang dari mesin atau industri adalah salah satu penyebab utama polusi udara. Emisi ini mengandung berbagai macam gas beracun, seperti karbon monoksida, nitrogen oksida, dan sulfur dioksida, yang dapat menyebabkan kerusakan pada sistem pernapasan manusia dan binatang.

Polusi udara juga dapat menyebabkan pencemaran tanah dan air, serta merusak ekosistem. Untuk mengurangi polusi udara akibat emisi, perlu dilakukan tindakan-tindakan seperti mengatur standar emisi yang lebih ketat untuk mesin dan industri, serta meningkatkan efisiensi energi untuk mengurangi jumlah emisi yang dihasilkan.

Dampak Polusi Udara Akibat Emisi

sumber: pxhere.com

Pencemaran udara akibat emisi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan bagi manusia, termasuk penyakit paru-paru, penyakit jantung, dan bahkan kanker. Polusi udara juga dapat merusak sistem pernapasan manusia dan binatang, serta menyebabkan iritasi pada mata dan kulit. Polusi udara yang tinggi juga dapat menyebabkan masalah kesehatan pada bayi dan anak-anak yang sedang tumbuh, seperti gangguan perkembangan otak dan masalah pernapasan.

Polusi udara juga dapat merusak ekosistem dan menyebabkan pencemaran tanah dan air. Polutan yang terdapat dalam udara dapat terdeposisi di tanah atau air, yang dapat merusak tanaman dan habitat bagi binatang. Selain itu, polusi udara juga dapat mengurangi kualitas udara dan menurunkan nilai estetika suatu tempat.

Solusi Polusi Udara

Untuk mengurangi dampak negatif polusi udara, perlu dilakukan tindakan-tindakan seperti mengatur standar emisi yang lebih ketat untuk mesin dan industri, serta meningkatkan efisiensi energi untuk mengurangi jumlah emisi yang dihasilkan. Selain itu, dapat juga dilakukan tindakan-tindakan seperti meningkatkan penggunaan transportasi umum yang ramah lingkungan, serta meningkatkan penggunaan sumber energi terbarukan.

Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi polusi udara akibat emisi:

Mengatur standar emisi yang lebih ketat: Pemerintah dapat menetapkan standar emisi yang lebih ketat untuk mesin dan industri, sehingga emisi yang dihasilkan tidak melebihi batas yang ditentukan.

Meningkatkan efisiensi energi: Salah satu cara untuk mengurangi emisi adalah dengan meningkatkan efisiensi energi. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi yang lebih efisien, atau dengan mengurangi penggunaan energi secara keseluruhan.

Menggunakan sumber energi terbarukan: Penggunaan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya atau angin dapat mengurangi emisi karbon yang dihasilkan oleh industri atau perusahaan.

Menggunakan transportasi yang ramah lingkungan: Meningkatkan penggunaan transportasi umum yang ramah lingkungan seperti kereta api atau bus dapat mengurangi emisi karbon yang dihasilkan oleh kendaraan pribadi.

Menghijaukan kota: Menghijaukan kota dengan cara menanam pohon atau mengatur taman dapat mengurangi polusi udara dengan menyerap polutan yang terdapat dalam udara.

Menggunakan filter udara: Instalasi filter udara di rumah atau di tempat kerja dapat membantu mengurangi polusi udara dengan menyaring polutan yang terdapat dalam udara.

Menggunakan produk yang ramah lingkungan: Memilih produk yang ramah lingkungan atau yang tidak mengeluarkan emisi beracun dapat membantu mengurangi polusi udara.

Menanam tanaman yang dapat menyerap polutan: Menanam tanaman yang dapat menyerap polutan dapat membantu mengurangi polusi udara di lingkungan sekitar.

Mengurangi penggunaan plastik: Mengurangi penggunaan plastik dapat membantu mengurangi polusi udara, karena proses produksi plastik dapat menghasilkan emisi karbon.

Mengapa Emisi Harus Dipantau?

Emissions monitoring, atau pemantauan emisi, merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan mencatat emisi yang dihasilkan oleh mesin atau industri. Ini sangat penting untuk memastikan bahwa emisi yang dihasilkan tidak melebihi batas yang ditentukan oleh pemerintah, yang dapat menyebabkan polusi udara dan menyebabkan masalah kesehatan bagi manusia dan binatang.

Selain itu, pemantauan emisi juga bermanfaat untuk mengidentifikasi sumber-sumber emisi yang paling berpengaruh, sehingga tindakan pengurangan emisi dapat dilakukan secara efektif. Pemantauan emisi juga merupakan kegiatan yang diwajibkan oleh hukum bagi industri atau perusahaan yang menghasilkan emisi, sehingga dapat membantu menjamin bahwa perusahaan tersebut memenuhi standar emisi yang ditetapkan.

CEMS sebagai Solusi Pemantauan Emisi

Continuous Emission Monitoring System (CEMS) adalah suatu sistem yang digunakan untuk memantau emisi secara terus-menerus dari mesin atau industri. CEMS terdiri dari peralatan yang terpasang di tempat pemancaran emisi, yang bertugas mengukur konsentrasi gas buang yang dihasilkan secara terus-menerus. Data yang dihasilkan oleh CEMS kemudian dikirim ke sistem komputer yang terkoneksi, di mana data tersebut dianalisis dan dipantau secara terus-menerus.

Sistem pemantauan emisi ini bermanfaat dalam mengurangi polusi udara karena dapat membantu mengidentifikasi sumber-sumber emisi yang paling berpengaruh, sehingga tindakan pengurangan emisi dapat dilakukan secara efektif. CEMS juga membantu industri atau perusahaan untuk memenuhi standar emisi yang ditetapkan oleh pemerintah, sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya polusi udara. Selain itu, CEMS juga membantu dalam menyediakan data yang akurat dan terpercaya tentang emisi yang dihasilkan oleh industri atau perusahaan, sehingga dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas tindakan pengurangan emisi yang dilakukan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image