Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image taufik sentana

8 Resolusi Efektif Tahun 2023

Gaya Hidup | Saturday, 31 Dec 2022, 12:03 WIB
Dok. Nn. Ilustrasi

8 Resolusi di Tahun 2023

Oleh Taufik sentana

Dalam literatur psikologi disebutkan bahwa manusia dibentuk oleh kebiasaannya. Pada awalnya beberapa kebiasaan hanya insting dasar yang Allah Berikan.

Secara bertahap kebiasaan itu melebar dan dipengaruhi juga oleh lingkungan terdekat. Maka cara kita berfikir dan bertindak serta merespon bisa jadi karena kebiasaan saat kecil.

Saat akal dan pengertian kita semakin tumbuh dan nafsu, yang menjadi penggerak (Barat menyebutnya emosi) terus memicu keinginan dan dorongan dalam hal apapun.

Maka kita dihadapkan selalu pada banyak pilihan putusan untuk mengembangkan diri, menjalani hidup dan bersikap lebih produktif serta penuh makna.

Artinya kita tidak bisa lagi mengandalkan kebiasaan kita yang lama untuk terus bergerak lebih baik. Walau mungkin sebagian kebiaasan lama tersebut ada yang perlu diterapkan terus.

Perlu kiranya kita mempertimbangkan kembali kebiasaan kita, karena kebiasaan dapat membuahkan sifat dan sifat menjadi kepribadian. lalu menjadi resolusi yang bisa kita terapkan.

walau secara kajian dimungkin ada rencana resesi di tahun 2023 ini, namun kita masih bisa fokus pada area yang bisa kita kembangkan.

Pada kesempatan ini penulis akan menukilkan delapan kebiasaan resolutif yang kiranya bermanfaat:

Pertama, Memperbarui tujuan. Pendekatan psikologi Islam memandang hal ini sebagai tajdid niyyah, memperbarui niat. Di poin ini kita memeriksa kembali setiap motif dalam aktivitas rutin, lalu memberinya makna baru sambil menetapkan tujuan lanjutan. Tujuan ini hendaknya berdampak untuk aspek hidup yang kita anggap penting, misal, karir, keluarga, keuangan dan spiritualitas (ketaatan Ibadah).

Kedua, menghargai waktu. Dengan kebiaasan ini kita hendaknya menata ulang cara pandang terhadap waktu. Bahwa waktu sebagai aset tak terlihat yang bernilai tinggi, bayangkanlah pembalap MotoGP yang betul betul memperhatikan setiap detik sebagai potensi kemenangan. Dalam kehidupan muslim, kualitas waktu akan optimal dengan menghayati pola ibadah ritmik (shalat) yang dapat menjadi pemicu perbaikan diri dan refleksi harian.

Ketiga, interaksi dalam keluarga. Sabda Nabi: sebaik baik kamu adalah yang paling baik bagi keluarganya. Ini menjadi isyarat bahwa aspek keluarga sangat diutamakan. Ayah, ibu, anak, Istri dan memperhatikan siklus dalam keluarga sangatlah penting. Masing masing anggota keluarga perlu mendapatkan hak waktu secara pribadi untuk saling bicara, bercerita dan berkegiatan bersama sehingga kesemuanya dapat menyusun harapan atau saling memperbaiki.

Keempat, rasa sosial. Rasa sosial hanya bisa tumbuh dalam lingkungan yang saling menghargai. Dari rasa sosial akan lahir empati dan tanggung jawab. Setiap kita hendaknya dapat menjadi cermin yang baik bagi anggota masyarakat lainnya. Dengannya kita bisa berbagi lewat tenaga, pikiran dan harta bahkan jiwa.

Dalam kajian Islam, keimanan seseorang dapat diukur dari sikap sosialnya, dan dengan rasa sosial ini kita bisa pula memaksimalkan amal jariyah (pahala yang terus mengalir), berinvest kebaikan untuk kebaikan kemanusiaan. Sungguh alangkah malu kita dengan lembaga nirlaba/yayasan negeri lain (Barat) yang berkembang dan berdampak secara global.

Kelima, senantiasa belajar. Ini sama halnya dengan membangun kapasitas diri dan terus mengasah keterampilan. Sesungguhnya, kegiatan belajar merupakan kegiatan tiada akhir. Kegiatan belajar baik formal ataupun tidak, merupakan prioritas dalam waktu harian kita. Masih banyak ketertinggalan kita dari segi membaca, menulis, penemuan dan teknologi.

Keenam, Riyadhah Ruhiyah. Barat menyebutnya sebagai latihan mengasah spiritualitas. Capaian materialisme di sana menjadikan mereka merasa kosong dan kehilangan makna hidup. Maka dengan memperhatikan aspek ini, kita sebagai muslim akan semakin dekat dengan rahmat Allah. kebiasaan ini bisa diawali dengan zikir harian di setiap aktivitas dari bangun tidur hingga tidur kembali. Lalu melangkah pada latihan khusus, seperti puasa, shalat sunnah dan menghiasi akhir malam dengan taqarrub lewat tahajjud, istighfar dan membaca Al Quran.

Ketujuh, memperhatikan aktivitas fisik. Para ahli menyebutkan bahwa perhatian terhadap aktivitas fisik berguna untuk kesehatan, kekuatan otot dan ketangkasan tubuh. Cara kita bernafas dan mengonsumsi makanan merupakan rangkaian aktivitas fisik yang sangat penting, selain memperbanyak berjalan kaki atau tertawa bersama dan tersenyum.

Kedelapan, gaya hidup hemat. Di tengah masalah sosial kita yang tumpang tindih, baik secara politik, ekonomi dan budaya, kita masih tetap bisa melestarikan sikap hemat. Sikap yang menjadikan kita menahan diri untuk berlebihan dan boros. Hal ini tidak semata terkait finansial, tapi untuk semua aspek kehidupan kita, dari energi, sumber daya alam dan metode konsumsi dalam keseharian kita.[]

===

Taufik Sentana Bergiat dalam Bid. Pengembangan SDM. penulis buku 99 Inspirasi Bahagia. *pernah terbit di kanal lain, telah diubah seperlunya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image