Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Totok Siswantara

Pledoi Seorang Peneliti

Teknologi | 2022-12-31 09:47:19
Ilustrasi tanda langit

Ketika ia menyalakan alarm kewaspadaan terkait potensi bencana hidrometeorologi. Gaduh menggemuruh di seantero negeri.

Pledoi yang disusun peneliti BRIN, sang pembaca tanda-tanda langit itu terlihat jujur dan lugas. Tak ada gading yang tak retak, dan publik pun menjadi paham duduk masalahnya. Usai sudah polemik dan silang sengketa, menjadi pembelajaran bangsa yang sangat berharga.

Wanita peneliti itu lahir dari pasangan Misnur Syamin dan Umi Kulsum. Lahir pada tanggal 4 Juli 1979 di Lamongan, Jawa Timur. Bungsu dari dua bersaudara ini menamatkan sekolah hingga SMU di Lamongan. Pelajaran sekiolah yang digemari adalah Fisika dan Matematika. Penyuka soto Lamongan ini juga senang menulis karangan dan puisi sejak masih di bangku SD.

Pada tahun 1997 ia melanjutkan pendidikan ke Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Geofisika dan Meteorologi. Semasa kuliah ia aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan seperti Keluarga Mahasiswa Islam ITB (Gamais ITB), Keluarga Mahasiswa ITB (KM ITB), dan sebagai aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Ketika menjadi mahasiswa, tulisan-tulisannya tersebar di Harian Umum Pikiran Rakyat dan media internal lainnya.

Terimakasih Bu Peneliti, terus semangat menguak tanda tanda alam semesta. Inilah pledoi selengkapnya yang sampai ke tangan Retizener Republika ;

Peneliti BRIN Erma Yulihastin ( Foto pribadi )

Berikut adalah hal-hal kronologis yang menjadi latar belakang dan mendasari saya menulis himbauan tentang kewaspadaan dini terhadap potensi banjir besar Jabodetabek 2022-2023 sebagai bagian dari hasil diseminasi hasil riset, di antaranya:

1. BMKG telah mengeluarkan rilis untuk waspada cuaca ekstrem dan peningkatan hujan selama periode dasarian 3 Desember hingga awal Januari, yang bisa berpotensi mengulang banjir besar pada 2020 yang melumpuhkan Jakarta.

2. Banyak pihak yang bertanya kepada saya secara personal baik dari kalangan umum, jurnalis, maupun lembaga operasional, mengenai kapan timing tanggal perkiraan potensi banjir tersebut dapat terjadi.

3. Sebagai bentuk dukungan saya untuk memperkuat rilis BMKG terhadap perluasan dan penguatan informasi cuaca ekstrem tersebut, dan mendukung upaya mitigasi kebencanaan serta untuk menjawab pertanyaan publik inilah maka saya berinisiatif membuat cuitan di media sosial dalam forum yang terbatas sebagai bahan diskusi yang bisa saya kendalikan.

4. Sebagai periset klimatologi, konsentrasi studi yang saya lakukan selama ini adalah mengenai perilaku hujan yang memicu extreme event dengan dampak meluas, seperti: banjir di Jakarta/Jabodetabek yang bisa dipicu oleh perilaku hujan ekstrem yang persisten (lebih dari 6 jam).

5. Berdasarkan riwayat pada kasus banjir besar 2020 dan 2021 di Jabodetabek, tampak masyarakat merasakan dampak banjir yang sangat parah, salah satunya karena ketidaktahuan sehingga tidak ada persiapan yang cukup untuk melakukan mitigasi.

6. Himbauan kewaspadaan yang saya tulis merupakan bagian dari utas yang tersusun panjang dan saya akhiri dengan disclaimer informasi data SADEWA yang menjadi landasan (lihat gambar).

7. Pada saat melihat data prediksi dari SADEWA, terdapat potensi terjadi hujan ekstrem dan persisten di Jabodetabek pada tanggal 28 Desember yang dimulai dari pukul 09.00 - 14.00 WIB dan dilanjutkan pada malam hari hingga esok pagi hari (29/12).

8. Dengan mencermati data-data tersebut saya sangat was-was, cemas, dan khawatir potensi banjir besar Jabodetabek bisa terjadi pada 28-29 Desember 2022.

9. Selama ini, SADEWA telah terbukti akurat dalam menangkap perilaku hujan ekstrem dan persisten yang memicu banjir pada 2020 dan 2021 dengan mekanisme yang hampir sama yaitu terjadi karena peningkatan angin dari utara.

10. Pemilihan kata "badai dahsyat" untuk menggantikan istilah ilmiah dua jenis badai yang sedang intensif terjadi di Laut Jawa (badai MCC) dan Samudra Hindia (badai derecho/squall line) dan keduanya bergerak mendekati kawasan Jabodetabek. Bukan badai dalam pemahaman awam seperti halnya badai tornado karena tidak mungkin terbentuk tornado di wilayah Indonesia.

11. Kedua badai tersebut memang benar terjadi sesuai dengan hasil prediksi SADEWA. Ini merupakan bukti pertama akurasi SADEWA.

12. Dampak kedua badai tersebut berupa hujan ekstrem dan persisten di wilayah tertentu yaitu Cilegon. Wilayah lainnya seperti Tangerang dan sekitarnya terbukti mengalami hujan intensitas lebat. Sementara wilayah di Jakarta dan lainnya mengalami hujan sedang hingga lebat. Lihat gambar.

13. Pada beberapa wilayah seperti Bogor, Depok, hujan terjadi sepanjang siang hingga malam bahkan berlanjut hingga esok harinya. Bukti kedua SADEWA akurat.

14. Yang meleset dari prediksi adalah intensitas hujan yang tidak ekstrem sehingga dampak yang ditimbulkan tidak separah yang diperkirakan.

15. Ketidaktepatan dalam hal intensitas hujan tersebut karena web server SADEWA mengalami off untuk beberapa jam lamanya sehingga output hasil prediksi untuk 28-29 Desember yang terapdet tidak bisa diketahui. Untuk diketahui, input SADEWA di-update setiap enam jam sekali.

16. Penyebab kedua, suhu muka laut mendingin di utara Jakarta sehingga dukungan uap air dan kelembapan tidak maksimal yang membuat proses konveksi mendalam tidak terjadi sehingga intensitas tidak sampai esktrem.

17. Apa yang saya lakukan adalah upaya inisiatif pribadi yang saya lakukan sebagai periset yang memiliki tanggungjawab moral untuk mengedukasi publik berdasarkan wewenang ilmiah dan kapasitas keilmuan yang saya miliki, dalam hal memberikan informasi yang menjelaskan, mencerahkan, dan mengingatkan.

18. Dalam hal mitigasi kebencanaan, saya memahami bahwa menyalakan alarm kewaspadaan masyarakat agar bersiap-siap memiliki tujuan untuk mempersiapkan psikologis kesigapan masyarakat dan bukan untuk meminimalkan dampak.

19. Koordinasi dengan pihak terkait secara personal telah saya lakukan pada tanggal 27 Desember 2022 dan dalam ruang diskusi publik di TV tidak ada perbedaan dengan BMKG yang juga menyatakan bahwa tanggal 28-29 Desember memang ada potensi hujan sedang hingga lebat bahkan sangat lebat.

Demikian kronologis ini dibuat dengan mempertimbangkan situasi yang berkembang secara liar karena efek viral yang di luar dugaan saya, sebab saya selama ini menyangka Twitter saya bersifat privat hanya dibaca terbatas oleh follower saya. Saya juga tidak menyangka bahwa follower saya sebagian adalah pers dan ada di antara pembaca utas saya yang meng-capture secara tidak utuh tidak disampaikan secara lengkap sehingga menimbulkan keributan publik.

Bahwa telah terjadi misinterpretasi publik mengenai istilah "badai dahsyat" maka ini menjadi pelajaran berharga untuk saya sebagai periset agar memilih bahasa yang lebih tepat dan tidak menimbulkan makna ganda. Oleh karena itu saya memohon maaf atas dampak terhadap publik yang berada di luar kendali saya.

Hormat Saya,

Erma Yulihastin

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image