Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ujang Doang

Ujian Praktek SIM di 62 Sengaja Dibuat Sulit?

Curhat | 2022-12-29 19:16:17

Beberapa waktu yang lalu penulis menemukan postingan Komika Bintang Emon di Instagram yang berupa video pendek dengan judul "Simi-Simi". Dalam video yang diunggah pada 14 Nopember tersebut Bintang mempertanyakan relevansi kemampuan calon pengemudi yang harus bisa melewati lintasan berbentuk "angka 8" dengan tidak menyentuh kaki ke aspal, dalam ujian praktek untuk memperoleh Surat Ijin Mengemudi (SIM). Realita di lapangan, pengendara sepeda motor hampir tidak akan pernah menemukan kondisi yang harus melakukan manuver sesulit melintasi "angka 8" tersebut.

Karena tingkat kesulitan ini, banyak di antara calon pengemudi yang nyalinya ciut untuk menempuh jalur "lurus" dan memilih jalur "sesat" untuk memperoleh SIM. Melalui jalur "sesat" ini, dengan membayar sejumlah uang kepada calo, calon pengemudi bisa memperoleh SIM tanpa tes baik teori maupun praktek, bahkan calon pengemudi tidak perlu datang ke tempat ujian. Praktek ini lebih dikenal dengan istilah "nembak". Para calo ini secara terang-terangan menawarkan jasa mereka kepada para calon pengemudi dengan berbagai cara. Karena populernya, sepertinya tidak mungkin kalau petugas/aparat tidak tahu fenomena ini.

Cuplikan postingan Bintang Emon di Instagram.
Cuplikan postingan Bintang Emon di Instagram.

Dalam video ini Bintang menduga kemungkinan bahwa kondisi ini sengaja diciptakan dan dipelihara untuk menjadi sumber tambahan pendapatan sejumlah oknum. Bisa jadi dugaan Bintang benar, atau paling tidak, tidak terlihat ada usaha signifikan dari pihak berwenang untuk mencegah dan menindak penyelewengan seperti ini. Seperti jargon yang sangat populer "kalau bisa dipersulit mengapa harus dipermudah".

Secara logika, akan lebih baik materi ujian dipermudah, hanya yang essensial saja, sehingga semua pemegang SIM benar-benar lulus ujian, daripada materinya sulit dan yang lulus akan menjadi "super driver" tapi hanya separoh pemegang SIM yang benar-benar teruji, sisanya sama sekali tidak diketahui kemampuan dan perilaku mengemudinya karena SIM-nya diperoleh dengan jalan nembak.

Sekedar sharing, penulis yang sudah tinggal lebih dari seperempat abad di California USA. Penulis sudah menjadi guru mengemudi dan mengantar istri dan beberapa anak-anaknya untuk ujian SIM, selama itu belum pernah sekalipun mendengar ada orang yang "nembak" untuk mendapatkan SIM.

Ujian praktek mengemudi (mobil) di California itu sangat sederhana, hanya mutar-mutar di jalan komplek perumahan (jalan kecil) dan jalan-jalan daerah bisnis (jalan protokol). Durasi tes-nya kurang lebih 15-20 menit.

Parameter-parameter yang dinilai juga sangat basic (dasar), yaitu:
- kemampuan belok kiri belok kanan di persimpangan,
- kemampuan mundur lurus,
- kemampuan ganti jalur,
- kemampuan memarkir mobil di pinggir jalan (sejajar jalan),
- kemampuan parkir di lapangan parkir (misal lapangan parkiran pertokoan atau perkantoran),
- ketaatan terhadap rambu-rambu, salah satunya ketaatan terhadap tanda "STOP" yang harus berhenti (full stop) paling tidak 3 detik dalam kondisi sepi maupun ramai, ada kendaraan lain atau tidak,
- ketaatan terhadap batas kecepatan,
- ketenangan dalam mengemudi.
- kewaspadaan dengan sekitar, dibuktikan dengan seringnya mata melihat kaca spion baik kiri, kanan maupun tengah.

Sudah hanya itu, tidak ada manuver yang sulit seperti melintasi angka 8 atau berhenti di tanjakan dsb, kalau bisa melakukan itu dengan relative wajar dan lancar akan lulus, dan langsung diberikan SIM sementara yang langsung bisa dipakai. SIM aslinya akan dikirim ke rumah dalam waktu 2 minggu.

Cuplikan informasi dari Departement of Motor Vihicle (DMV), Samsat-nya California.
Cuplikan informasi dari Departement of Motor Vihicle (DMV), Samsat-nya California.

Karena tujuan ujian SIM adalah hanya untuk memastikan sesorang ketika mengemudikan kendaraan tidak akan membahayakan dirinya maupun orang lain, bukan untuk mebuat manuver yang membuat kagum dan mengundang tepuk tangan. Kemampuan dasar mengendalikan kendaraan dan ketataatan terhadap rambu lalu lintas yang disebutkan di atas cukup mencapai tujuan tersebut. Dengan kata lain untuk menjadi pengemudi yang aman tidak perlu skill luar biasa seperti dikuasai pembalap mobil atau motor. Bahkan penekanan penilain penguji lebih besar pada kepatuhan terhadap rambu-rambu, makanya di blangko penilain itu ada yang katagori "fatal error" yang salah satunya adalah gagal berhenti di "stop sign" dan "speeding", kalau calon pengemudi melakukan satu kali saja kesalahan ini langsung diajak pulang ke "base", ujian tidak diteruskan dan otomatis dianggap gagal, walaupun parameter lainnya sempurna. Tapi kesalahan lain seperti beloknya kurang mulus, parkirnya kurang rapi dan sebagainya bisa ditolerir sampai beberapa kali.

Tentu penentuan kriteria kelulusan tersebut telah didasarkan riset dan realita lapangan bahwa penyebab utama kecelakaan lalulintas itu bukan karena pengemudinya kurang mahir, tapi lebih karena kecerobohan dan ketidak-taatan pengemudi terhadap rambu-rambu alias ugal-ugalan misal nerobos lampu merah, gagal berhenti "stop sign", kebut-kebutan (speeding), ceroboh ketika menyalip dsb. Selain itu juga kondisi fisik pengemudi misal lelah, mengantuk, mabuk, juga kondisi kelaikan kendaraan misal rem blong, ban gundul dsb.

Untuk membiasakan pengemudi memeriksa dengan kondisi kendaraan, maka dalam ujian praktek mengemudi di Caifornia diawali dengan pemerksaan kelaikan kendaraan, misal lampu sign, lampu depan, lampu rem, klakson, wiper semuanya berfungsi. Juga kondisi ban, harus masih punya thread yang cukup alias tidak gundul. Kalau ada diantara kelengkapan kendaraan di atas tidak berfungsi maka akan dusuruh pulang, ujian dibatalkan. Ini diharapkan nanti ketika mereka sudah mendapatkan SIM juga akan terbiasa memeriksa kondisi kendaraan sebelum turun ke jalan.

Dan yang terakhir, biaya pembuatan SIM di California juga relatif sangat murah, $85 sudah temasuk semuanya 3 kali kesempatan ujian tulis, 3 kali kesempatan ujian praktek dan ongkos kirim SIM asli ke rumah anda kalau lulus, sudah itu saja tidak perlu uang pelicin dan sejenisnya. Upah minimum di Callifornia (Los Angeles) $17/jam, jadi anda butuh hanya kerja 5 jam untuk memperoleh SIM yang akan berlaku 5 tahun.

Karena biaya yang murah, transparansi penilain dan kesan yang dipersulit, kalaupun calon pengemudi gagal dalam ujian tidak ada kesan merasa didhalimi. Penulis gagal lebih dari 3 kali untuk meperoleh SIM California. Kecewa tentu, tapi tidak merasa didhalimi, karena penulis tahu persis mengapa tidak lulus. Penguji menjelaskan semua kesalahan penulis lakukan dan memberikan nasehat untuk memperbaiki kesalahan tersebut agar tidak terulang lagi pada ujian berikutnya.

Karena mudah dan murahnya untuk memeproleh SIM, hampir semua penduduk California memiliki SIM, oleh karenanya SIM dijadikan sebagai pengganti KTP, kalau anda sudah punya SIM, tidak perlu memiliki KTP.

Akhir kata,penulis berharap agar semua pemangku kepentingan (stake-holder) terkait dengan SIM di Indonesia bisa mempertimbangkan untuk menghilangkan manuver-manuver dan syarat syarat lain yang kurang relevan dan jarang dipakai dalam keseharian mengemudi kendaraan. Sekali lagi tujuan ujian SIM adalah untuk menjamin semua pengemudi dijalanan telah lolos sebagai pengemudi yang aman, titik. Sehingga peluang munculnya jalur nembak bisa dikurangi dan semua orang bisa memperoleh SIM dengan mudah dan murah. Insha Allah insiden mengemudi tanpa SIM atau dengan SIM aspal (SIM dari jalu nembak) juga bisa ditekan sehingga jalanan bisa lebih aman dan nyaman karena semua pengemudi kendaraan bermotor benar-benar sudah lolos ujian. Aamiin yaa rabbal alamiin. Kepada pembaca silahkan share pengalaman anda dalam memperoleh SIM di kolom komentar.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image