Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ade Sudaryat

Berharap Kebenaran Semakin Melejit Meskipun Republika Versi Cetak Pamit

Pendidikan dan Literasi | Tuesday, 27 Dec 2022, 10:59 WIB

Saya sampai beberapa kali membaca berita di Republika.id tentang perpindahan Republika versi cetak ke format digital. Saking tak percaya, saya beralih membaca ke beberapa situs berita lainnya yang dapat dipercaya untuk mendapatkan kepastian berita tersebut. Hasilnya yakin sekali per 1 Januari 2023 Republika versi cetak akan pamit dari peredaran berubah menjadi Republika Digital.

Memang untuk tahun 2023 ini, bukan Republika saja yang akan pamit dari versi cetak, ada beberapa majalah dan tabloid dari group koran nasional yang juga akan pamit dari versi cetak. Namun bagi saya sendiri sebenarnya sangat menyedihkan ketika mendengar Repubilka versi cetak ini akan pamit. Betapa tidak, bagi saya Republika versi cetak ini tak bisa dilepaskan dari spirit perubahan dan dakwah Islamiyah.

Republika yang kelahirannya tak bisa dilepaskan dari kiprah Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan almarhum BJ. Habibie merupakan koran penyeimbang pada masa orde baru, terutama penyeimbang dunia jurnalistik yang pada waktu itu masih rentan dengan pembredelan dan selalu mencurigai hal-hal yang bernuansa Islam. Kehadiran Republika pada waktu itu benar-benar suatu keberanian untuk menyuarakan suara hati umat Islam dengan prinsip mauidhatu al hasanah, tegas, lugas, dan bernas.

Kehadiran Republika di kancah penerbitan surat kabar nasional benar-benar telah memberikan pengaruh, baik secara politis, ekonomis, dan religius. Secara politis, kehadirannya menjadi bagian dari pilar demokrasi di negara kita. Saya yakin, Republika telah banyak memberikan kritik konstruktif terhadap berbagai kebijakan pemerintah sejak era orde baru sampai era saat ini.

Secara ekonomis, Republika versi cetak telah memberikan banyak nilai ekonomis bagi berbagai pihak mulai dari dunia percetakan, keagenan, penulis, pengecer surat kabar, dan lainnya. Ribuan orang pernah merasakan “hidup” dari Republika, termasuk saya sendiri yang pernah menulis di Republika, terutama di kolom Hikmah dan Opini.

Secara Religius, kehadiran Republika tak bisa dilepaskan dari dakwah Islamiyah. Kajian-kajian Islam secara khas selalu hadir rutin di Republika. Kolom Hikmah, Islam Digest, dan Dialog Jum’at merupakan lembaran khas kajian Islam yang selalu diminati para pembaca. Saya dan para pembaca lainnya pasti berharap kolom-kolom tersebut masih akan tetap ada pada format digital yang akan terbit mulai 1 Januari 2023.

Saya berharap, kehadiran Republika digital akan sama seperti kelahiran Republika versi cetak dahulu, yakni menjadi penyeimbang berita dan fakta di tengah-tengah membanjirnya berita yang terkadang hanya hoaks dan nirmakna. Sajian Republika digital diharapkan mampu memberikan berita sarat fakta , data, dan makna bagi para pembaca, dan yang paling utama Republika tetap menjadi corong kebenaran yang berlandaskan amar ma’ruf nahyi munkar dan mauidhatu al hasanah.

Diakui semua pengelola media digital, bukanlah hal yang mudah untuk bersaing di dunia digital pada saat ini. Konten-konten kebenaran di dunia digital sering terkalahkan oleh konten abal-abal yang nirmakna, hoaks, dan sarat fitnah. Sayangnya, para pengguna dan penikmat berita di dunia maya atau dunia digital masih lebih senang membaca dan menyebarkan berita yang sarat hoak dan nirmakna tersebut. Disinilah letak “jihad” Republika untuk bersaing dengan konten abal-abal tersebut.

Dari sudut pandang kebahasaan, sebagai peraih penghargaan media massa surat kabar dengan penggunaan Bahasa Indonesia terbaik pertama dari Badan Bahasa dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun 2019 dan Republika.co.id sebagai peraih penghargaan peringkat pertama media massa daring dengan penggunaan bahasa Indonesia terbaik tahun 2021, saya berharap Republika digital dapat tetap mempertahankan prestasi tersebut. Dengan cara seperti itu, Republika dapat berfungsi sebagai media yang informatif, edukatif, dan rekreatif.

Lebih dari semua itu, Republika Digital dapat tetap etis dalam menyajikan informasi sesuai dengan kaidah-kaidah yang digariskan dalam kode etik jurnalistik. Harus diakui, pada saat ini kode etik jurnalistik sering dilangkahi dalam menyajikan suatu berita. Tujuannya tiada lain demi viralitas konten yang berujung pada peraihan popularitas, dan bermuara pada terkumpulnya cuan.

Semua hal tersebut tak mungkin dapat terwujud tanpa peran aktif dari para pembaca setia Republika, terlebih-lebih Republika Digital ini membuka peluang seluas-seluasnya kepada para pembaca untuk menjadi pengisi konten melalui partner di Network dan Retizen Republika. Peluang ini tentu saja selayaknya dapat dipergunakan para pembaca sebaik mungkin untuk ikut menyajikan konten-konten yang santun, lugas, bernas, dan bersumber dari fakta dan data yang dapat dipercaya.

Dari sudut pandang ke-cuan-an, setiap penulis di Retizen dan partner di Network Republika akan mendapat bagi hasil dari iklan/promosi yang masuk ke halaman-halaman konten para penulis. Ini tentu saja merupakan kabar gembira bagi para penulis.

Khusus di Retizen Republika sebenarnya pemberian cuan ini pernah ada, namun sayang sejak bulan Juni 2022, pemberian cuan bagi penulis terpilih ini tiba-tiba hilang tanpa ada informasi terlebih dahulu. Demikian pula halnya dengan informasi mendapatkan cuan dari Retizen Republika sudah tercantum dalam menu “Menulis dan Mendapat Penghasilan di Retizen”, namun sampai saat ini belum pernah ada informasi bagaimana dan siapa saja yang mendapatkan bagi hasil tersebut.

Akhirul kalam, meskipun Republika versi cetak akan pamit, mudah-mudahan Republika tetap konsisten menyuarakan kebenaran sesuai kaidah-kaidah kode etik jurnalistik dan nilai-nilai keislaman moderat, sehingga nilai kebenaran semakin melejit.

Selamat Jalan Republika versi cetak. Terima kasih atas kehadirannya yang telah memberi ragam warna dunia penerbitan surat kabar, dan selamat datang Republika Digital semoga kekal, dapat bersaing positif di dunia digital tanpa meninggalkan kode etik jurnalistik yang sudah disepakati secara massal.

Ilustrasi : Koran Republika (sumber gambar : republika.co.id)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image