Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Munawar Khalil N

Bidadari Pengantar Rezeki

Curhat | Saturday, 24 Dec 2022, 07:03 WIB

Dalam buku 7 Keajaiban Rezeki yang ditulis Ippho Santosa, salah satu dari tujuh keajaiban yang mendatangkan rezeki adalah dua bidadari. Satu dari dua bidadari itu adalah ibu. Perempuan yang melahirkan dan membesarkan kita. Ibu merupakan pembuka bagi keajaiban rezeki dalam kehidupan kita. Ia yang doa-doanya menembus Arasy. Doa-doa yang Allah merasa malu jika tidak mengabulkannya. Orang-orang besar dan sukses tidak lepas dari doa dan restu ibu. Bukalah buku-buku biografi mereka. Engkau akan mendapati sumber inspirasi utama mereka adalah ibu.

Teringat bertahun-tahun silam ketika masih duduk di bangku SMA. Pada kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, biasanya ada sesi renungan malam. Peserta dibangunkan sekitar pukul dua dini hari. Mereka dikumpulkan dalam suatu ruangan yang gelap. Lalu seorang senior/pembimbing akan memberikan renungan tentang kehidupan. Materi renungan yang biasanya membuat banyak peserta menangis dan histeris adalah, ketika mereka diminta membayangkan ibu yang terbujur kaku sedangkan mereka berada jauh dari rumah. “Bayangkan, di saat kita sedang mengikuti kegiatan ini, di sana, di tempat kita dilahirkan, ibu sedang berjuang menghadapi sakaratul maut. Esok pagi ketika pulang ke rumah, bendera putih dan wajah-wajah muram menyambut kedatangan kita.

Terkadang sesi perenungan ini mampu menyadarkan orang untuk berubah menjadi lebih baik. Tak jarang pula ini hanya menjadi rutinitas yang lambat laun kehilangan makna.

Mengingat ibu, entah itu timbul dari kesadaran sendiri atau “dipaksa” seperti acara renungan malam biasanya mampu memancing emosi. Namun ada juga anak yang tidak lagi punya cadangan rasa kasih di dalam diri terhadap ibu yang telah melahirkannya dengan susah payah.

Siapa mereka? Mereka adalah anak yang menyimpan dendam menahun karena sejak kecil tak pernah merasakan kasih sayang orangtuanya. Mereka adalah anak-anak yang trauma akibat kekerasan orang tua. Mereka adalah anak-anak terlantar karena kondisi yang memaksa orangtuanya untuk mengambil keputusan pahit; menitipkan sang buah hati di panti asuhan, atau diam-diam meninggalkannya di suatu tempat.

Ada juga anak yang malu mengakui orangtuanya setelah sukses “jadi orang” di tanah perantauan. Malin Kundang, sebuah dongeng yang sangat terkenal tentang kedurhakaan anak terhadap orangtuanya, namun tak jarang terjadi dalam kehidupan nyata. Di media, banyak berita tentang ibu yang disiksa oleh anaknya sendiri.

Dalam salah satu hadits diceritakan seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasul, siapa yang paling berhak Aku hormati? Rasulullah menjawab, “Ibumu.” Sahabat itu bertanya lagi, “Setelah itu siapa lagi, ya Rasul?” Lagi-lagi Rasul menjawab “Ibumu.” Tiga kali sahabat itu bertanya, tiga kali pula beliau menjawab “Ibumu.” Ketika sahabat bertanya yang keempat kalinya, barulah beliau menjawab “Bapakmu.”

Ini adalah petunjuk betapa ibu sangat dihormati dan dimuliakan. Maka sangat wajar bagi seorang anak yang menginginkan kesuksesan dunia dan akhirat agar memberikan perhatian dan kasih sayangnya kepada sang ibu. Selain karena untuk membalas jasa-jasanya melahirkan, memelihara, mendidik, dan membesarkan, keridhaan ibu merupakan kunci terbukanya pintu-pintu rezeki dalam hidup kita.

Dalam hadits lain Rasulullah Saw juga mengungkapkan bahwa surga berada di bawah telapak kaki ibu. Ini menunjukkan betapa besar kemuliaan seorang ibu. Doa-doanya menjadi penjawab bagi setiap usaha dan kesuksesan yang kita raih. Seberapa buruk ibu, atau mungkin kita pernah bersilang pendapat dengan ibu tentang suatu masalah, hendaknya kita tetap memperlakukan beliau dengan kasih sayang sepanjang itu tidak dalam bermaksiat kepada Allah Swt. Doa ibu adalah keajaiban rezeki bagi mereka yang meyakininya. Karena keyakinan inilah yang sangat penting bagi langkah kaki seorang anak.

Karena itu, sering-seringlah meminta doa dan restu ibu agar kita sukses mencapai mimpi-mimpi. Muliakan ibu dengan banyak memberi, namun bukan sekedar memberi. Ada pemberian dari seorang anak kepada ibunya, akan tetapi pemberian itu justru menyakitkannya karena si anak memberi tanpa cinta. Disangkanya, ketika kebutuhan materi ibu terpenuhi, maka semuanya akan beres. Padahal ibu terkadang tidak membutuhkan fasilitas segala macam. Beliau hanya meminta diberikan cinta dan kasih sayang. Mungkin hanya ingin ditemani ngobrol sejam dua jam dalam intimitas yang penuh kasih sayang.

Sering-seringlah memeluk dan mencium ibu sebagai tanda kasih sayang sebagai anak yang berbakti. Meluangkan waktu untuk memijat punggungnya yang mulai rapuh mungkin jauh lebih berarti ketimbang mengganti kehadiran kita di sisinya dengan produk teknologi modern. Dan yang paling penting, selalu mendoakan beliau sebagaimana doa yang diajarkan oleh Nabi, Rabbi igfirli wa li walidayya warhamhuma kama rabbayani saghira. (Ya Allah, ampunilah dosaku, dosa kedua orangtuaku, dan kasihilah mereka sebagaimana mereka mengasihiku ketika Aku kecil). Sikap dan perilaku penuh kasih dan sayang yang kita berikan kepada ibu Insya Allah akan mengundang keajaiban-keajaiban rezeki dalam kehidupan kita.

Selamat hari Ibu!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image