Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Adib

Lontong Medan, Sajian Khas yang Tidak Boleh Dimakan Sembarangan

Kuliner | 2022-12-22 10:58:27
Lontong Medan (Foto: sajiansedap.grid.id)

Saudara kandung se-bapak dan se-ibu dari ketupat ini merupakan makanan yang sangat familiar di Indonesia, bagaimana tidak, terbuat dari beras yang dibungkus dalam daun pisang dengan lidi yang disematkan dibagian atas dan bawah, dengan berbagai varian bentuk, menjadikan lontong makanan yang wajib dihidangkan apalagi di momen-momen khusus seperti Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha dan hari-hari besar lainnya.

Apalagi di Medan, lontong adalah makanan wajib yang jadi primadona dan diburu di pagi hari sesaat sebelum para pencari rupiah menjemput rizkinya. lontong Medan, salah satu makanan khas lagi nikmat yang hampir selalu dijumpai disetiap pelosok kota Medan, mulai dari pinggir jalan raya sampai dalam gang sempit sekalipun tak pernah kehilangan para penikmatnya. Tapi jangan salah dulu , kenikmatan menyantap lontong Medan jangan sampai menjadi hambar atau bahkan hilang akibat cara menyantapnya yang sembarangan dan tak sesuai kaidah.

Untuk itu akan saya terangkan adab-adab dan kaidah menyantap lontong Medan yang tak boleh dilakukan. Jika tidak, nikmat Tuhan yang mana lagi yang engkau dustakan.

1. Meniadakan sayur tauco dan atau teri sambal

Salah satu yang paling khas dari Medan adalah tauco dan terinya, bagaimana tidak? setiap wisatawan dan wisatawati yang datang ke kota Medan hampir dipastikan akan menjadikan tauco dan teri sebagai buah tangan untuk sanak keluarga dikampung halaman. Eh, jadi kaitannya dengan lontong Medan ni apa ya? Jika anda memesan sepiring lontong Medan tanpa disertai dengan sayur tauco dan atau teri sambal maka sungguh anda telah melakukan penyimpangan, anda telah menghilangkan kenikmatan hakiki dari cita rasa pedas bercampur manis gurih sambal teri Medan yang dipadukan dengan kacang tanah dan irisan tempe, membuang percuma aroma sedapnya sayur tauco dengan kacang pajang, terong, udang, tahu, dan cabe iris yang nikmat didalamnya, berarti pupuslah sudah ciri khas dari lontong Medan, sejatinya yang anda makan bukanlah lontong Medan, melainkan hanyalah sepiring lontong-lontongan yang miskin tekstur, cita rasa dan aroma.

2. Makan sambil berdiri

Maaf, ini lontong Medan bukan pentol kojek atau cilok yang memang di-setting agar mudah dimakan sambil berdiri, memang bisa-bisa aja sih makan lontong Medan sambil berdiri, tapi menurut saya pribadi makan lontong Medan sambil berdiri hanya menghasilkan kenikmatan ‘semu’ dan kurang paripurna, karena penikmat lontong Medan tersebut harus membagi pikirannya menjadi dua, antara menjaga dan menyeimbangkan anggota tubuhnya agar kuah dan sayur tauco tidak membasahi pakaian dan memikirkan jangan sampai ada orang lain pula yang menyenggolnya dari belakang, toh menurut penelitian makan berdiri juga berdampak kurang baik untuk kesehatan.

3. Tidak pakai sendok

Alamak, memang ada skillnya makan lontong Medan gak pake sendok? sejak zaman Pithecanthropus Erectus belum mengenal bahasa sansekerta juga belum ada yang makan lontong Medan gak pake sendok, bagaimana mungkin anda bisa merasakan sensasi maknyussnya perpaduan rempah kuah santan pedas gurih? emang iya anda bisa makan kuahnya pake tangan? beda halnya dengan nasi padang yang hakikinya memang harus dimakan pakai tangan telanjang, yang penting pakai tangan sendiri, bukan tangan orang lain apalagi tangan istri tetangga, bisa pecah perang dunia ke-3, he he

4. Kebanyakan request sama penjual lontongnya

Penyimpangan berikutnya adalah jenis pembeli ahli request, minta sayurnya dibanyakin, minta terinya dibanyakin, kerupuknya dibanyakin, cabenya dibanyakin, udang, tahu, dan tempe tauconya dibanyakin, semuanya minta dibanyakin, ini contoh nyata pembeli yang ga ada akhlak, beli lontongnya cuma sepiring mintanya udah kayak beli 10, cemana gak palak penjual lontongnya, udah sembako harganya gak ketulungan, harga minyak goreng masih belum juga aman, ini pula lagi requestnya gak kira-kira, mikir dong mikir

5. SMU (Siap Makan Utang)

Fix, ini adalah penyimpangan mutlak yang harus diakhiri, bagaimana mungkin industri UMKM di negeri ini bisa bangkit jika anda Siap Makan Utang? Ya bayar dulu dong , itu kata kuncinya, jangan sampai Menparekraf Bang Sandiaga Uno turun tangan hanya untuk menegur anda yang tidak mendukung kemajuan industri UMKM, di tangan para tangan-tangan terampil industri UMKM lah Indonesia akan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu Negara Ekonomi Terkuat di kolong langit ini. Jadi tolong hargailah susah payahnya para emak-emak pembuat lontong Medan yang sudah bangun dini hari untuk mencari nafkah demi keluarga tercinta.

Nah, demikianlah 5 penyimpangan menyantap lontong Medan yang bisa saya sajikan kepada para insan retizen yang saya hormati dan saya banggakan dari sabang sampai merauke, hendaknya kita dukung dan majukan emak-emak penjual lontong Medan selaku motor penggerak industri UMKM, wassalam...

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image