Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image CHAIRA ADELA

Dampak Gas Rumah Kaca Bagi Bumi

Info Terkini | Tuesday, 20 Dec 2022, 23:36 WIB
www.shutterstock.com

Sinar matahari alami yang menerpa bumi diubah menjadi kalor dan menyinari bumi. Beberapa dari sinar ini memantul kembali ke luar bumi sebagai sinar yang jauh dari bumi. Beberapa panas yang dipantulkan matahari diambil oleh gas di luar angkasa yang mengelilingi bumi, alhasil pancaran kalor itu terjebak dalam lapisan Bumi. Fenomena tersebut disebut sebagai efek rumah kaca.

Efek rumah kaca merupakan situasi dimana temperatur objek angkasa misalnya planet serta bintang bertambah dengan signifikan. Kenaikan temperatur tersebut diakibatkan oleh berubahnya komposisi dan situasi atmosfer di sekitar benda-benda itu. Pada dasarnya, pemakaian sebutan efek rumah kaca sudah digunakan oleh para petani di negara barat dikarenakan sistem panas globalnya selaras dengan yang terdapat pada efek rumah kaca yang digunakan, bagi kebun pada negara tersebut.

Hal tersebut adalah efek rumah kaca dan kalor yang datang terjebak dalam bumi dan tak mampu keluar dari lapisan bumi, sehingga memanaskan semua bumi. Peristiwa tersebut, membuat bumi akan terasa hangat bagi para hunian di bumi. Dengan tidak adanya efek rumah kaca, temperatur permukaan bumi lebih dingin -33C. Tetapi, keberadaan beberapa gas ini yang terus berlanjut di atmosfer telah mengakibatkan, dan akan terus menyebabkan, pemanasan yang berlebihan di planet ini yang diakibatkan oleh struktur serta situasi atmosfer.

Efek rumah kaca hanya ada pada planet yang memiliki atmosfer, contohnya Bumi, Mars, serta Saturnus. Efek rumah kaca diakibatkan oleh meningkatnya kadar CO2 serta gas lain pada lapisan bumi. Meningkatnya kadar CO2 diakibatkan oleh peningkatan pembakaran BBM, coal serta bahan bakar lain yang lebih dari batas tumbuhan serta lautan. Sesuatu yang aktif sebagai penyerap dari proses membakar pada bumi merupakan tanaman, hutan serta lautan. Oleh karena itu, mampu dipahami bahwa panas bumi meningkat seiring dengan menipisnya hutan.

Energi yang diserap dipantulkan oleh awan dan permukaan bumi dalam bentuk radiasi infra merah. Namun, sebagian sinar infra merah terhalang awan dan gas, serta dibalikkan ke bumi. Dengan bertambahnya kadar karbondioksida serta gas lain pada lapisan bumi, maka makin tidak sedikit gelombang kalor yang dipantul dari bumi dan diambil oleh lapisan bumi. Oleh karena itu, dengan beragamnya gas efek rumah kaca pada lapisan bumi, maka kalor matahari yang tersimpan pada atmosfer sehingga, temperatur permukaan meningkat.

Hal tersebut menyebabkan kerusakan hutan serta ekosistem lain, memperkecil guna menyerap CO2 dari lapisan bumi. Global warming dapat mencairkan es kutub dan menyebabkan kenaikan permukaan laut. Selain itu, efek rumah kaca menyebabkan temperatur laut naik, menyebabkan air laut meningkat serta permukaan laut bertambah. Hal ini menyebabkan kerusakan serius pada negara kepulauan.

Efek rumah kaca diakibatkan oleh beragamnya tempat tinggal yang tertutup kaca. Apa yang dialami oleh bumi saat sinar matahari terkena lapisan bumi dan permukaan, dalam rentang 70% energinya berada pada bumi dan diserap tanah, tanaman, laut, serta objek lain. 30% sisanya dipantulkan oleh hujan, serta permukaan lain. Namun 70% dari kalor itu tak selamanya tinggal pada bumi. Benda di dekat planet yang sebagai penyerap cahaya matahari tidak jarang menghasilkan kembali kalor yang sudah diserapnya. Salah satu dari kalor akan keluar dari bumi, dipantul di permukaan saat bersentuhan dengan materi di lapisan bumi. Karbon dioksida, metana, H20, dan lain sebagainya.

Kalor inilah yang menjadikan bumi cukup hangat dari alam semesta. Ini dikarenakan banyak energi yang diserap dibandingkan yang dipantulkan. Oleh karena itu, tanpa gas rumah kaca di bumi, suhu di bumi akan menjadi terlalu dingin bagi kehidupan. Misalnya, Mars tak mempunyai gas rumah kaca, sehingga suhunya rata rata -30°C. Tentu saja, jika temperatur yang sama ada di bumi, tidak mungkin terdapat kehidupan di bumi. Jika konsentrasi gas rumah kaca tetap konstan, itu tidak akan meningkat secara dratis seperti saat ini. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia yang menyebabkan lepasnya gas-gas tersebut ke atmosfer.

Pelepasan gas ini meningkatkan konsentrasinya di atmosfer bumi. Dalam keadaan ini sinar matahari yang dipantulkan dari permukaan bumi menjadi sulit untuk dilalui dan terbatas pada permukaan bumi. Dampak dari masing-masing gas rumah kaca terhadap produksi efek rumah kaca bergantung pada jumlah konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, lamanya waktu di atmosfer, dan kemampuan menyerap energi. Meningkatnya kadar gas rumah kaca dan meningkatkan efek rumah kaca yang dapat menyebabkan pemanasan global. Tanpa kita ketahui, ternyata banyak sekali pemicu terjadinya efek rumah kaca.

Hal tersebut menyebabkan kerusakan hutan serta ekosistem lain, memperkecil guna menyerap CO2 dari lapisan bumi. Global warming dapat mencairkan es kutub dan menyebabkan kenaikan permukaan laut. Kenaikan temperatur tersebut diakibatkan oleh berubahnya komposisi dan situasi atmosfer di sekitar benda-benda tersebut. Jadi mari kita jaga planet ini untuk anak cucu kita kelak.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image