Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ahmad Haetami

Nilai Feminisme dalam Naskah Pelacur Karya Jean Paul Sartre

Sastra | 2022-12-20 16:57:51
Fotret ilustrasi feminisme, sumber foto: pixabay

Kata emansipasi wanita sering digunakan terutama di masa sekarang ini. Wanita berusaha menyamakan kedudukannya dengan kaum laki-laki mulai dari berbagai hal, mulai dari penampilan, pekerjaan, hobi, dan berbagai hal lainnya agar tidak direndahkan oleh kaum laki-laki. Pekerjaan laki-laki bisa juga dilakukan oleh wanita, contohnya pekerjaan sebagai polisi yang sebenarnya hanya bisa dilakukan oleh-laki-laki saja, karena polisi lebih mengarah kepada pendidikan fisik dan mental yang tidak boleh dilakukan oleh wanita, tapi di saat sekarang ini pekerjaan itu sudah bisa dilakukan oleh wanita (polisi wanita) yang biasa kita sebut dengan polwan.

Dalam naskah Pelacur karya Jean Paul Sartre yang disadur oleh Toto Sudarto Bachtiar, pada naskah ini, Eliza (pelacur) berusaha melawan atau ‟memberontak‟ bahwa kejujuran tidak pantas untuk diperjual belikan, kejujuran adalah harga mati bagi orang yang menjaga harga dirinya, pelacur berusaha untuk membenarkan sebuah kebenaran, namun pejabat kolonel berusaha membeli kejujuran dari Eliza (pelacur) demi sebuah pangkat atau gelar yang tinggi, si kolonel rela disuap untuk kasus yang tidak benar adanya. Jadi jangan beranggapan pelacur adalah dia yang menjual tubuhnya saja, lalu bagaimana dengan lelaki yang menjual harga dirinya.

Dalam kasus ini Eliza (pelacur) berusaha untuk tidak menjual harga dirinya, dengan tetap berkata jujur pada hakim walau kejujurannya dibeli dengan harga yang sangat mahal oleh kolonel ,seperti dalam penggalan naskah “ Eliza : aku ingin mengatakan kebenaran, Firdaus : kebenaran? lonte Sepuluh ribu perak ingin mengatakan kebenaran, tidak ada kebenaran manis yang ada hanya hanyalah antara orang terpelajar dan seorang gelandangan, itu saja” terlihat bahwa Elisza (pelacur) tidak ingin menjual kejujurannya meski ditukar dengan apapun, berkat itu pembaca memberikan simpati dan empati terhadap Eliza Mariam karena sikap beraninya itu.

Dari beberapa penggalan di atas, feminisme sendiri berarti, sebuah teori yang mengungkapkan harga diri pribadi dan harga diri semua perempuan (Wolf dalam Adib Sofia, 2009 : 13). Dalam naskah Pelacur karya Jean Paul Sartre yang disadur oleh Toto Sudarto Bachtiar ini sangat dekat dengan kehidupan masyarakat, dan tidak bisa dimungkiri bahwa hal ini tidak pernah lepas dari sorotan masyarakat.

Selain itu naskah ini juga sarat akan pesan moral, dan memiliki tingkat kesulitan untuk dipahami maknanya oleh pembaca, bila pembaca tidak mengamati atau meneliti naskah ini. Naskah berjudul Pelacur karya Jean Paul Sartre yang disadur oleh Toto Sudarto Bachtiar ini juga sering dipentaskan namun hasil yang dihasilkan selalu positif dari para penontonnya, karena pada akhirnya mereka paham bahwa tidak selamanya pelacur itu menjual tubuhnya, ketika menjual harga diri maka sama saja seperti pelacur.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image