Polusi Plastik Membuat Lingkungan tak Cantik
Edukasi | 2022-12-20 14:21:46Polusi plastik akhir-akhir ini menjadi isu lingkungan yang hangat untuk di perbincangkan. Bagaimana tidak, plastik ini merupakan salah satu bahan yang sangat dekat dengan kita sebagai manusia. Menurut data yang dikeluarkan oleh United Nations Environment Programme (UNEP) pada tahun 2015 dari 10 besar negara yang menjadi penyumbang sampah plastik, Indonesia menduduki peringkat ke dua di dunia dan prediksi tersebut betul adanya hingga tahun 2025. Sebetulnya apa itu polusi plastik? Secara sederhana, polusi plastik dapat didefinisikan sebagai penumpukan dari produk plastik yang terdapat di lingkungan dan berdampak buruk terhadap lingkungan itu sendiri maupun manusia di dalamnya. Mengapa polusi plastik tersebut dapat terjadi?
Hal tersebut timbul karena adanya penggunaan plastik yang meningkat, selain itu plastik merupakan bahan yang mudah ditemukan dengan harga murah dan tahan lama, sehingga tingkat permintaan produksi plastik semakin meningkat.
Polusi plastik ini dapat terjadi baik di lingkungan perairan maupun daratan, namun biasanya polusi plastik ini lebih sering terjadi di lingkungan perairan terutama laut. Seringkali kita sebagai manusia tidak menyadari bahwa sampah plastik yang dibuang di perairan maupun daratan dapat berakibat buruk bagi lingkungan, selain itu sampah plastik ini akan terbawa arus dan terjadi penumpukan di lautan.
Kelemahan sampah plastik ini sangatlah banyak, selain tidak ramah lingkungan sampah plastic juga mengandung berbagai macam bahan kimia yang beracun seperti cadmium, merkuri, timbal, dioksin maupun zat kimia berbahaya lainnya yang pada akhirnya dapat mengganggu keseimbangan lingkungan.
Sebagai contoh yang popular di kalangan masyarakat adalah penggunaan plastik untuk kemasan makanan, berbelanja, peralatan kebutuhan rumah tangga, wadah penyimpanan dan lain sebagainya.
Polusi plastik tidak bisa dianggap sebagai suatu hal yang remeh, karena populasi plastik ini akan membawa dampak yang kurang baik bagi lingkungan, bagi manusia dan bagi makhluk hidup lainnya. Selain itu, populasi plastik juga berpengaruh terhadap kesehatan manusia, manusia yang terpapar oleh plastik lebih berisiko terkena penyakit kanker, gangguan imunitas, gangguan endokrin, bahkan cacat lahir. Pada hewan, populasi plastik ini akan mengancam keberadaan kelestariannya, karena sekarang ini hewan itu sudah menyatu dengan sampah plastik, maka mereka akan mengira bahwa sampah plastik itu adalah makanannya dan akan berakibat terhadap kesehatan tubuhnya. Di laut sendiri, populasi plastik ini telah melebihi jumlah daripada zooplankton yaitu dengan perbandingan sekitar 36:1. Hal ini tentu saja menjadi masalah yang sulit untuk diselesaikan.
Berikut merupakan pengaruh buruk dari populasi plastik
1. Mengancam kelestarian satwa liar
Pembuangan sampah plastik yang sembarang di lingkungan apalagi di lingkungan hutan dapat memicu timbulnya kematian bagi satwa liar dan mengancam populasi satwa liar. Saat satwa liar ini menemukan sampah plastik di habitatnya ia akan mengira bahwa sampah plastik tersebut merupakan makanannya dan memberikan makanan tersebut kepada anak-anaknya juga, hal ini dapat menyebabkan gangguan makan dan pergerakan hingga terancamnya keberadaan satwa luar tersebut.
2. Pencemaran tanah, air, laut dan udara.
Penimbunan sampah plastik baik di tanah, air, laut dan udara menyebabkan populasi plastik semakin meningkat dan terjadilah pencemaran. Pencemaran lingkungan yang terjadi merupakan akibat dari dampak negatif yang ditanggung oleh alam. Seperti yang kita ketahui, plastik ini mulai digunakan sekitar 50 tahun yang lalu dan dampaknya ternyata sangat signifikan bagi lingkungan. Selain itu, sampah plastik juga bukan merupakan bahan yang terbuat dari senyawa biologis maka tidak dapat terurai secara hayati dan dibutuhkan sekitar 100-500 tahun sampai plastik tersebut dapat terurai secara sempurna. Jika populasi plastik meningkat maka sumber daya alam lebih cepat menipis.
3. Mengancam kelangsungan hidup manusia
Penanggulangan sampah plastik yang dilakukan oleh beberapa pihak seringkali dilakukan dengan proses pembakaran, namun proses pembakaran tersebut tidak sempurna dan tidak mengurai partikel-partikel plastik dengan sempurna sehingga partikel tersebut berubah menjadi dioksin di udara. Jika kita menghirup dioksin ini maka kita akan rentan terkena penyakit seperti kanker, gangguan saraf, hepatitis, pembengkakan hati dan gejala depresi.
Menurut saya, populasi sampah plastik ini terjadi karena seseorang yang kurang bertanggung jawab dalam menjaga alam dan enggan untuk peduli terhadap alam, sehingga yang dipikirkan adalah kebahagiaan diri sendiri, padahal sampah plastik yang dipakai ini memiliki banyak kekurangan. Pikiran yang mementingkan kebahagiaan diri sendiri akan menimbulkan hal-hal negatif bagi diri sendiri dan bagi lingkungannya.
Racun-racun dari populasi plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai yang berada di dalam tanah seperti cacing. Selain itu, hal ini juga dapat menimbulkan berbagai permasalahan yang serius, hal ini tentu perlu diatasi dengan cara penanggulangan populasi plastik, dan regulasi pemerintah tentang pemakaian sampah plastik yang sangat penting walaupun seringkali hal ini dianggap sebagai permasalahan yang sepele.
Terus gimana dong? Kita mungkin tidak bisa secara langsung untuk menghilangkan penggunaan plastik di dalam kehidupan, tetapi cara yang mungkin untuk dilakukan adalah dengan menggunakan prinsip 3R yaitu menggunakan kembali plastik (reuse), mengurangi konsumsi plastik (reduce), dan mendaur ulang plastik (recycle). Selain itu, biasakanlah untuk tidak menggunakan plastik kemasan.
Cobalah untuk mengalihkan penggunaan plastik dengan hal-hal yang sederhana dan tidak berbahaya, seperti membawa tempat makan dan minum yang dapat digunakan kembali, membawa tas belanja sendiri, tidak menggunakan produk plastik yang sekali pakai seperti sedotan dan tempatkan sisa makanan di wadah kaca agar mengurangi penggunaan plastik kemasan.
Jadi, meskipun sampah plastik ini memiliki banyak dampak buruk terhadap lingkungan dan manusia, tentu tidak salah juga apabila kita memakainya sesekali memakainya. Namun, harus tetap memperhatikan beberapa hal negatif dari penggunaan sampah plastik. Karena dengan begitu, seseorang bisa menyelamatkan diri sendiri dan untuk terus menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih dari populasi plastik.
Maka dari itu, mulai dari sekarang kurangilah penggunaan plastik, dan sebaiknya galilah potensi yang ada pada diri kita sebagai manusia agar bisa mengubah sampah plastik tersebut menjadi sesuatu yang bernilai, agar kelak kita menyadari bahwa bumi yang diberikan Tuhan kepada kita sebagai tempat tinggal harus senantiasa kita jaga untuk terciptanya kelestarian lingkungan kita.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
