Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Deni Arya Saputra

Pentingnya Peran Emosi dalam Aspek Psikologi Komunikasi di Kehidupan Sehari-hari

Eduaksi | Tuesday, 20 Dec 2022, 13:50 WIB

Pentingnya Peran Emosi Dalam Aspek Psikologi Komunikasi di Kehidupan Sehari-hari

Emosi diartikan sebagai respon tubuh terhadap situasi tertentu. Sesuatu yang secara umum berkaitan dengan aktivitas berpikir (kognitif) seseorang, kualitas dan intensitas suatu emosi sebagai hasil dari persepsi tentang apa yang sedang terjadi.

Emosi sejauh ini merupakan salah satu aspek yang memiliki dampak besar pada perilaku manusia. Hal ini disertai dengan adanya dua aspek lainnya yaitu adanya pemikiran (kognisi) dan psikomotorik (konsepsi), biasanya emosi sering disebut dengan aspek afektif yang menentukan sikap yang merupakan salah satu kecenderungan perilaku manusia.

Emosi merupakan gambaran dari perasaan manusia saat menghadapi berbasgai situasi dan kondisi yang berbeda, karena emosi merupakan reaksi alamiah manusia terhadap berbagai kondisi yang nyata. Emosi diartikan sebagai impuls yang muncul akibat dari suatu rangsangan dari dalam maupun dari luar.

Emosi adalah keadaan perasaan yang banyak berpengaruh pada perilaku. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsang dari luar dan dalam diri individu. Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi emosi merupakan salah saru aspek penting dalam kehidupan manusia. ltu sering dianggap negatif. Padahal tanpa adanya emosi kehidupan manusia akan sangat kering. Terutama dalam hubungan dengan orang lain emosi banyak berperan. Hubungan antar manusia akan lebih baik atau lebih buruk tergantung ungkapan emosi yang dilakukan mereka.

Pengertian emosi dalam psikologi

Emosi dalam psikologi adalah pola reaksi kompleks yang melibatkan elemen pengalaman, perilaku, dan fisiologis, yang digunakan oleh seseorang untuk menangani masalah atau peristiwa penting yang dialaminya secara personal. Emosi berkaitan dengan psikologi seseorang dan suasana hati yang sedang berlangsung. Emosi dapat dikeluarkan berupa perilaku tertentu. Perasaan dan perilaku saling terhubung dengan emosi. emosi berarti isi hati yang dituangkan dalam ekspresi fisik.

“Semua emosi adalah dorongan untuk bertindak, rencana instan untuk menghadapi kehidupan yang telah ditanamkan evolusi dalam diri kita. Dorongan yang mendarah daging yang menuntun kita untuk bertindak”. Daniel Goleman (1995).

Teori emosi dalam psikologi

Teori James Lange

Emosi adalah persepsi perubahan dalam tubuh. James mengatakan emosi adalah saat kita merasa sedih, menangis, marah dan takut. James dan Carr mengembangkan konsep urutan peristiwa emosional. Individu menerima situasi dan menciptakan emosi. Individu bereaksi terhadap situasi dan memperhatikannya. Persepsi reaksi menjadi dasar persepsi emosional. Pengalaman emosional dirasakan setelah perubahan fisik yang dilakukan oleh sistem saraf otonom.

Teori Cannon Bard

Merasakan emosi dan respons tubuh adalah keadaan yang terpisah. Cannon mengusulkan cara untuk memahami hubungan antara kondisi tubuh dan emosi yang dirasakan melalui penelitian. Cannon menyatakan bahwa emosi dirasakan dan respons tubuh terhadap emosi saling bergantung.

Teori Cognitif Appraisal

Teori ini memandang emosi sebagai hasil interpretasi kognitif terhadap rangsangan eksternal atau internal. Teori ini menjelaskan stimulus dari lingkungan. Informasi dari rangsangan pertama memasuki korteks serebral, di mana ditafsirkan dalam bentuk pengalaman masa lalu dan sekarang. Informasi tersebut kemudian dikirim ke sistem limbik dan sistem saraf otonom tempat respons fisiologis dihasilkan dan Teori ini menekankan pada strimuli internal dalam tubuh. Namun hal ini berlanjut pada interpretasi kognitif dari stimuli, dimana lebih penting daripada stimuli internal itu sendiri.

Teori Emosi dan Motivasi

Emosi dan motivasi berjalan beriringan atau terjadi secara bersamaan. Sentimen ditempatkan sebagai rangkaian emosi. Emosi adalah bagian dari motivasi atau dorongan. Tomkins mengungkapkan bahwa emosi adalah energi impulsif yang selalu hadir secara bersamaan. Menurut Leeper, garis pemisahnya setipis ketakutan. Ketakutan adalah emosi dan motivasi yang mendorong perilaku. Orang merasa takut dan terpaksa melakukan perilaku dengan tujuan tertentu.

Emosi dalam psikologi meliputi berbagai perasaan yang dialami seseorang, antara lain perasaan marah, sedih, bahagia, takut, dan lainnya. Semua perasaan ini juga disebut emosi dan dapat digambarkan dalam bentuk emoji. Emosi setiap orang memiliki ciri khas dan pemicu yang berbeda-beda. Emosi memegang peranan penting dalam kehidupan karena emosi menunjukkan bagaimana seseorang mengekspresikan dirinya saat berinteraksi dengan kelompok sosialnya.

Emosi juga berfungsi sebagai proses pembelajaran, yang bisa bersifat negatif atau positif dan terus berkembang. Manajemen yang baik dalam menerima rangsangan memungkinkan seseorang membatasi ekspresi emosi negatif atau berbahaya. Pengelolaan emosi yang baik juga menghasilkan tindakan yang baik untuk menghadapi masalah.

Bentuk-Bentuk Emosi

Goleman (2009) menggolongkan bentuk emosi sebagai berikut:

a) Amarah yaitu beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, tersinggung, bermusuhan, hingga tindakan kekerasan dan kebencian patologis

b) Kesedihan yaitu pedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, kesedihan, ditolak, dan depresi berat.

c) Rasa takut yaitu takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspara, tidak senang, ngeri, takut sekali, fobia dan panic.

d) Kenikmatan yaitu bahagia, gembira, puas, terhibur, bangga, takjub, terpesona, senang sekali dan manis.

e) Cinta yaitu persahabatan, penerimaan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat.

f) Terkejut yaitu terpana dan takjub.

g) Jengkel yaitu hina, jijik, muak, benci.

h) Malu yaitu rasa bersalah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.

Fungsi Emosi

1. Memotivasi untuk mengambil tindakan

Wajar jika seseorang merasa gugup saat menghadapi ujian atau wawancara kerja. Respon emosional ini menyebabkan orang tersebut mengambil tindakan untuk belajar atau berlatih lebih keras. Di sinilah perasaan memainkan peran kunci, menjadi pemicu tindakan positif

Selain itu, manusia juga secara alami merasakan emosi positif dan menghindari emosi negatif. Contoh sederhananya adalah melakukan hobi yang menciptakan rasa sejahtera dan kepuasan.

2. Membantu menghindari bahaya

Aspek yang memungkinkan makhluk menghindari bahaya adalah intuisi yang mereka rasakan. Misalnya saat sedang marah, seseorang akan mencari sumber kemarahannya. Bahkan saat ketakutan, orang akan berusaha menjauh dari ancaman tersebut.

Dengan emosi, manusia dapat mengambil keputusan dengan cepat. Ini sangat berkaitan dengan kemungkinan bertahan hidup dan sukses.

3. Memudahkan pengambilan keputusan

Berkat emosi, manusia dapat mengambil keputusan dengan lebih mudah. Mulai dari hal sederhana seperti menu apa yang akan dipesan untuk makan malam hingga menentukan pilihan pemimpin politik yang akan didukung.

Menurut penelitian, seseorang yang mengalami masalah pada bagian otak pengelola perasaan akan menurun kemampuannya mengambil keputusan dengan baik.

Bahkan dalam situasi yang dianggap benar-benar hanya dikuasai logika dan pikiran rasional, sebenarnya insting juga turut berperan. Kecerdasan emosional ini sangat berperan dalam proses pengambilan keputusan.

4. Memudahkan dipahami orang lain

Saat berinteraksi dengan orang lain, sangat penting untuk memberikan sinyal tentang apa yang Anda rasakan. Merasakan naluri tertentu akan membuat seseorang menunjukkan bahasa tubuh tertentu seperti ekspresi wajah, sorot mata, dan lainnya.

Tak hanya itu, emosi juga membantu mengomunikasikan apa yang sedang dirasakan kepada orang lain dengan cara menyampaikannya secara langsung. Dengan cara ini, lawan bicara akan tahu apa reaksi yang harus diberikan.

5. Membantu memahami orang lain

Di sisi lain, perasaan ini juga membuat kita bisa memahami orang lain dengan lebih mudah. Komunikasi sosial ini adalah bagian penting dari interaksi sosial sehari-hari. Ketika seseorang bisa merespons perasaan orang lain dengan tepat, maka koneksi yang terjalin bisa lebih baik.

Tak hanya itu, emosi juga membantu berkomunikasi lebih efektif dalam berbagai situasi sosial. Bahkan tak hanya interaksi sesama manusia. Ketika melihat induk kucing mendesis saat kita mendekati anak-anaknya, sudah membantu memahami bahwa ia sedang marah.

Menurut Salovey dan Mayer (dalam Goleman, 1996), kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi kita sendiri serta mengenali, memahami, dan memengaruhi orang lain.

Daftar Pustaka:

UWA. (2019, June 27). The Science Of Emotion: Exploring The Basics Of Emotional Psychology. Retrieved from UWA Online: https://online.uwa.edu/news/emotional-psychology/

https://dosenpsikologi.com/emosi-dalam-psikologi

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image