Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image yulia pita

Bagi-bagi Rice Cooker Gratis efektifkah?

Eduaksi | Monday, 12 Dec 2022, 21:41 WIB

Pemerintah berencana membagikan rice cooker gratis kepada 680.000 keluarga penerima manfaat melalui program bantuan penanak nasi listrik. Program ini bertujuan untuk meningkatkan konsumsi listrik pada tahun depan. Hal ini dilakukan setelah pemerintah gagal dengan rencana bagi-bagi kompor listrik. Menurut pemerintah, kebijakan bagi-bagi rice cooker diprediksi akan meningkatkan konsumsi listrik. Pemerintah memang tengah berupaya menggenjot penggunaan listrik untuk mengatasi over supply yang terus terjadi selama sembilan tahun terakhir. Selama periode 2013—2021 total pasokan listrik PLN (yang diproduksi sendiri plus dibeli dari pihak lain) jumlahnya selalu lebih banyak sekitar 28 ribu—30 ribu GWh ketimbang total listrik yang terjual. Ini akibat kebijakan pretensius pemerintah yang meluncurkan program pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW pada Mei 2015 lalu. Pemerintah bermaksud ingin mewujudkan kemandirian dan kedaulatan energi, yang terjadi justru sebaliknya, malah banyak bergantung pada swasta untuk merealisasikan kebijakannya. Inilah potret pengurusan negara dengan sistem kapitalisme. Apa saja yang mendatangkan keuntungan bagi korporasi, semua dilakoni. Konsep ekonomi pasar bebas yang digagas kapitalisme melahirkan kebijakan yang meningkatkan konsumsi, investasi, dan ekspor impor. Investasi dianggap baik selama mendorong pertumbuhan ekonomi. Akibatnya, negara hanya jadi objek pasar industri kapitalistik. Program tersebut jelas akan menguntungkan pengusaha, terkhusus produsen rice cooker. Masyarakat sebenarnya membutuhkan hal lebih pokok ketimbang rice cooker, yaitu jaminan pemenuhan kebutuhan pokok dan kepastian kerja bagi kepala keluarga. Hal ini berbeda dengan sistem Islam yang justru berusaha memenuhi kebutuhan rakyat dan mensejahterakannya bukan mensejahterakan pihak swasta ataupun asing. Yulia Dwi PGuru SMA SwastaPlemahan - Kediri

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image