Keajaiban Al-Qur'an Dalam Menggiring Logika
Agama | 2022-12-12 17:17:02Al Qur’an merupakan kitab suci umat muslim yang menjadi salah satu mukjizat nabi Muhammad saw. Para ulama sependapat, diantara sekian banyak mukjizat yang allah berikan kepada nabi Muhammad saw, yang terbesar adalah al qur’an. Al Qur’an adalah pemyempurna kitab-kitab suci para nabi sebelumnya. Al Qur’an bukan hanya petunjuk untuk mencapai kebahagiaan hidup bagi umat muslim, tapi juga seluruh umat manusia.
Bukti otentisitas ini adalah banyaknya penghafal Al Qur’an yang terus lahir ke dunia, dan pengkajian ilmiah terhadap ayat-ayatnya yang tak pernah berhenti. keajaibannya, meski Al Qur’an diturunkan 14 abad lalu, namun ayat-ayatnya banyak yang menjelaskan tentang masa depan dan bersifat ilmiah. bahkan dengan kemajuan ilmu dan teknologi saat ini, banyak ayat-ayat Al Qur’an yang terbukti kebenarannya. para ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran itu melalui sejumlah eksperimen penelitian ilmiah.
Seperti para ilmuwan mengungkapkan bahwa gerak manusia dikendalikan oleh bagian otak, hal ini selaras dengan firman allah pada QS,AL-ALAQ:15-16.
“ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti(berbuat demikian) niscaya kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.”
Ungkapan”ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka”dalam ayat ini sungguh menarik.penelitian yang dilakukan bertahun-tahun belakangan mengungkapkan bahwa bagian prefrontal, yang bertugas mengatur fungsi-fungsi khusus otak, terletak pada bagian depan tulang tengkorak. para ilmuwan hanya mampu menemukan fungsi bagian ini selama kurun waktu 60 tahun terakhir, sedangkan Al Qur’an telah menyebutkannya 1400 tahun lalu. jika kita lihat bagian dalam tulang tengkorak, di bagian depan kepala, akan kita temukan daerah frontal cerebrum(otak besar)
Jelas bahwa ungkapan “ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka” benar-benar merujuk pada penjelasan diatas. fakta yang hanya dapat diketahui para ilmuwan selama 60 tahun terakhir ini, telah dinyatakan allah dalam Al Qur’an sejak dulu.
Salah satu keajaiban Al Qur’an juga, Qur’an selalu menggiring logika kita menjadi lebih objektif artinya jika yang dikatakan mukjizat adalah suatu peristiwa atau kejadian yang amat dahsyat dalam tanda kutip yang manusia tidak mampu, seperti tongkat nabi musa yang membelah lautan atau unta nabi solih yang keluar dari batu besar, Al Qur’an cukup membuat logika memangnya kejadian yang normal-normal saja manusia mampu membuatnya? Artinya Al Qur’an mengajak kita untuk mengakui atau iman bahwa kemutlakan sifat qudrohnya allah itu tidak perlu kemukjizatan yang bersifat aneh karena sejatinya semua pertunjukan yang ada di alam ini semata mata atas kuasanya.
Mengutip ungkapan H.A.R Gibb seorang orientalis, dalam tulisannya ; “tidak ada seorang pun dalam seribu lima ratus tahun ini telah memainkan ‘alat’ bernada nyaring yang demikian mampu dan berani, dan demikian luas dan getaran jiwa yang diakibatkannya, seperti yang dibaca Muhammad (Al-qur’an).
Bagaimana bisa ribuan bahkan jutaan umat manusia sejak abad ke-7 hingga sekarang membaca satu tulisan yang mereka sendiri tidak mengerti arti perkatanya. tidak hanya itu, Sebagian dari mereka bahkan menghafalkannya secara bulat. Tidak ada suatu naskah tulisan yang dibahas oleh para ahli dengan begitu serius, baik dari segi redaksi, Bahasa, sejarah kemunculan, pengaruh, makna tekstual hingga konstektual, dan seterusnya. Hanya Al-qur’an yang diperlakukan demikian.
Salah satu ahli tafsir Indonesia Bapak prof.Quraish shihab juga mengungkapkan ; Tidak ada satu bacaan pun sejak peradaban manusia mengenal tulisan, yang mampu melebih Al-Quran. Tidak ada bacaan yang dilafalkan oleh banyak sekali manusia, yang mereka tidak mengenal bahasanya dan tidak mampu menulis dengan aksaranya melainkan Al-Quran.
Al-qur’an sejatinya adalah sang magis yang menakjubkan dan bersemangat. Ia mengalun jelas sampai terdengar di pendengaran musuh dengan nada yang bisa menghasilkan pemahaman meski mereka tidak memahaminya, lupa dengan kelezatan yang bisa membangkitkan logikanya dan memalingkan jiwanya karena “Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan menutup penglihatan mereka [QS.al-baqarah:7].”
Sutera yang memiliki dua sisi itulah Al Qur’an, setiap orang yang hendak bepergian ke suatu tempat, akalnya akan berfikir:”setelah aku sampai disana, aku akan mudah mendapatkan segala kemaslahatan dan pekerjaan, keadaanku akan teratur, teman-temanku akan senang.” fikiran semacam inilah yang menyita perhatiannya, meski tujuan sejatinya adalah sesuatu yang lain. sudah banyak fikiran dan upaya yang ia kerahkan, tapi tak ada satu pun yang berjalam sesuai dengan keinginannya. Seorang hamba yang berusaha, namun mengabaikan takdir, maka usahanya akan sia-sia, dan yang tersisa hanyalah takdir tuhan.
“ketahuilah bahwa sesungguhnya allah membatasi antara manusia dan hatinya.” (QS.Al-anfal:24)
Sebelum masuk islam, umar bin khattab memasuki rumah saudarinya yang sedang membaca Al Qur’an dengan suara nyaring:”Thaha,kami tidak menurunkan Al Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah [QS.thaha:1-2].” Ketika melihat saudaranya masuk ia menyembunyikan Al Qur’an dan memelankan suara. umar menghunus pedangnya dan berkata”katakan padaku apa yang kamu baca dan mengapa kamu menyembunyikannya dariku, kalau tidak akan kupenggal kepalamu tanpa belas kasihan saat ini juga.”
Saudarinya yang mengenal tabiat umar jika sedang marah itu takut bukan kepalang. Dalam kondisi ketakutan ia pun mengaku”aku membaca kalam allah yang diwahyukan kepada muhammad saw.”Umar memerintahkan saudarinya untuk membacanya lagi lalu setelah dibacakan umar semakin marah dan berkata:”jika aku membunuhmu sekarang, maka aku hanya akan membunuh orang yang lemah.aku akan pergi dan memenggal kepala muhammad terlebih dahulu, baru kemudian aku mendatangimu lagi.”
Singkat cerita, umar menghampiri masjid nabawi dengan pedang terhunus. Namun pada saat itu, jibril turun mengabarkan pada rasul saw. :”ya rasulallah,umar akan datang untuk masuk islam, peluklah dia.”pada saat umar masuk dari pintu masjid, tiba-tiba ia melihat dengan jelas sebuah panah cahaya yang melesat dari sisi rasulullah saw, dan menancap kedalam hatinya.umar pun menjerit dan jatuh pingsan. setelah kejadian itu, cinta dan kerinduan memenuhi relung jiwa umar.dia berharap bisa melebur dalam diri rasulullah karena dalamnya rasa cinta umar pada beliau sampai tak tersisa apa-apa lagi dari dirinya.umar berkata:”wahai nabi allah, sekarang tunjukkan padaku keimanan itu dan katakanlah kalimat yang penuh berkah itu agar aku bisa mendengarnya.”
Sekarang lihatlah apa yang sudah direncanakan oleh umar dan apa yang dikehendaki oleh Allah dari rencananya itu, agar kamu mengetahui bahwa semua rencana akan berjalan sesuai keinginan-nya.
Al Qur’an memiliki kelembutan yang menakjubkan. Ia bisa mengunci hati manusia yang mendengar namun tidak bisa memahami, allah maha lembut, pengunciannya lembut, dan murkanya juga lembut. Namun kelembutan pengunciannya tidak serperti kelembutan pencerahannya, karena yang pertama bukan termasuk dalam sifatnya. Jika aku hancur berantakan, Itu pasti karena kelembutan penyikapannya [Jalaluddin rumi].
Muad Albar Akasah, Pendidikan Agama Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.