Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Zhilal Manafi

Maraknya Politik Money di Liga tarkam

Olahraga | Friday, 02 Dec 2022, 12:57 WIB

Sepakbola menjadikan salah satu cabang olahraga yang paling menarik, digemari seantero bumi. Cabang olahraga ini dapat di mainkan dan dinikmati siapapun, kapanpun dan dimanapun. hal ini yang memberikan kesan sepakbola sebagai wadah persaudaraan pemersatu bangsa,ras, suku dan agama. Sepakbola tak luput dinikmati oleh masyarakat indonesia walaupun sekedar hobi, bermain mengisi waktu senggang, amatiran sampai level profesional yang hidup di dunia persepakbolaan.

Mengenai sepakbola profesional di indonesia tentu saja menjadikan sebuah harapan kita bersama untuk melahirkan pemain-pemain yang berkualitas dan menghasilkan industri di sepakbola. Dalam hal tersebut perlu untuk mewujudkan ini semua yang harus di berikan wadah sepakbola. Seperti hal nya liga tarkam yang menghasilkan pemain berkualitas dari kampung hingga menjadi pemain profesional. Liga tarkam suatu kompetisi yang mempertandingkan club antar kampung untuk menghibur masyarakat sekitar.

Liga tarkam ini masih sama hal nya pada liga sepakbola pada umumnya. Akan tetapi, hal yang dapat membedakan dari liga tarkam yaitu tempat yang diselenggrakan di kampung dan club yang dipertandingkan antar club di perkampungan. Kompetisi liga tarkam ini menunjukan pertandingan yang memperebutkan gelar juara untuk mendapatkan sebuah brand image kepada kampungnya. Karena sekarang sepakbola memberikan suatu perubahan baik itu untuk kehidupan seseorang, suatu daerah maupun bagi sebuah negara dengan mewujudkan hal itu tentu adanya sebuah pengelolan manajemen di club nya masing-masing,agar menghasilkan suatu gelar juara.

Pengelolaan manajemen dalam lingkup sepakbola merupakan suatu hal yang penting, dikarenakan adanya pengelolaan manajemen tersebut. Tentu pengelola merancang ide bagaimana club nya harus memberikan yang terbaik dengan cara apapun itu, seperti hal nya merekrut pemain dari luar daerah ataupun melatih anak-anak dikampung nya guna menghasilkan pemain yang berkualitas untuk kedepan nya. agar menambah kekuatan club nya dan memberikan warna baru.

Pada liga tarkam rekrutmen pemain adalah perihal yang sudah biasa di lakukan oleh club-club kampung. Karena club yang bertanding tidak ingin kalah untuk memberikan hasil yang terbaik kepada kampung nya. Akan tetapi, pada pertandingan sepakbola pastinya ada cara-cara kotor yang digunakan oleh club nya demi mencuri kemenangan salah satunya memberi suap uang kepada pemain maupun pengelola manajemen club biasa kita sebut politik money.

Politik money kata yang tak asing lagi di saat bergulirnya kompetisi sepakbola tarkam. Mengingat dengan hal tersebut politik money biasanya dilakukan saat kick off pertandingan. Fenomena tersebut sering terjadi pada masyarakat sekitar guna tim kesayangan memberikan kemenangan dengan memberikan uang kepada pemain maupun kepada pengelola club nya. kejadian seperti itu tidak hanya dilakukan oleh masyarakat, akan tetapi dilakukan antara pengelola club masing-masing yang ini membawa kemenangan atau gelar juara. Pada realitas sepakbola justru tidak boleh melakukan tindakan seperti itu. Karena dalam sepakbola realitasnya sebagai pemersatu masyarakat dan tali persaudaraan. Bukan lagi sebagai kepentingan pribadi ataupun kepentingan kekuasaan daerah. Sepakbola adalah pertandingan kompetisi yang menjunjung tinggi sportifitas. Jadi, dimanapun kapanpun itu persepakbolaan tetap menjadikan sesuatu hal yang murni yang tidak ternodai baik dari kalangan terkecil hingga kalangan terbesar. Agar tidak akan lagi ada mafia sepakbola ataupun hal yang berkaitan dengan kepentingan pribadi atau bisa juga kepentingan kekuasaan pada sesuatu daaerah. Tetap jadikan sepakbola sebagai cabang olahraga yang menyenangkan, memberikan nilai-niali moral yang terbaik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image