Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hanna Pandjaitan

Asal-Usul Nasi Kebuli: Hidangan Akulturasi Budaya Arab-Indonesia

Kuliner | Saturday, 26 Nov 2022, 13:14 WIB
Explorasa.com" />
Nasi Kebuli Kambing - Explorasa.com

Teman-teman pecinta kuliner pasti pernah mencoba Nasi Kebuli. Hidangan ini merupakan hidangan nasi berbumbu gurih yang dimasak menggunakan kaldu daging kambing, susu kambing, minyak samin dan berbagai rempah-rempah. Nasi ini kemudian disajikan bersama daging kambing goreng serta kismis yang ditaburkan diatas nasi.

Nasi Kebuli memiliki aroma dan cita rasa yang kuat akibat rempah-rempah yang digunakan. Ditambah lagi dengan penyajiannya yang menggunakan daging kambing, membuat banyak orang mengira hidangan ini berasal dari negara lain seperti India atau negara Timur-Tengah. Padahal, hidangan ini merupakan hidangan asli nusantara dan tidak bisa ditemukan di negara lain, lho!

Nggak percaya? Yuk, baca ulasan singkat mengenai sejara nasi kebuli di bawah ini!.

Asal-Usul Nasi Kebuli

Nasi Kebuli sering kali dianggap sebagai sajian dari India atau Timur-Tengah. Tapi, fakta sejarah menunjukkan bahwa hidangan yang satu ini merupakan hasil akulturasi budaya dari Yaman, Gujarat, dan Melayu, serta dibuat oleh peranakan Arab yang tinggal di Nusantara.

Dilansir dari Explorasa, awal mula cerita panjang Nasi Kebuli adalah terbukanya terusan Suez yang memungkinkan para pedagang dari Yaman untuk bermigrasi ke arah Nusantara untuk berdakwah dan berdagang.

Sebelum sampai di Nusantara, para pedagang Yaman ini sempat singgah di Gujarat selama beberapa waktu. Mereka tinggal di Gujarat cukup lama sehingga memungkinkan akulturasi budaya terjadi. Salah satunya adalah budaya kuliner, dimana kebiasaan kaum Yaman mengonsumsi roti gandum sebagai makanan pokok tergantikan oleh budaya Gujarat untuk mengonsumsi beras basmati.

Sesampainya kaum Yaman di tanah air, mereka menyebar untuk berdakwah, membentuk kelompok-kelompok, dan menikah dengan penduduk lokal. Hal inilah yang menjadi alasan utama percampuran budaya Timur-Tengah dengan budaya Nusantara.

Seperti perantau pada umumnya, kaum Yaman yang menetap di tanah air pasti merindukan makanan khas negaranya. Karena itu, mereka berusaha membuat hidangan yang memiliki cita rasa yang mirip dengan makanan asli Yaman tapi dengan bahan-bahan yang tersedia di tanah air. Kreasi hidangan ini kemudian dikenal sebagai Nasi Kebuli, hidangan nusantara yang memiliki pengaruh budaya Timur-Tengah.

Ciri Khas Nasi Kebuli

Banyak orang yang tidak bisa membedakan Nasi Kebuli dengan Nasi Biryani. Warna nasi yang mirip dan aroma rempah yang sama-sama kuat membuat orang-orang menyamakan kedua hidangan ini. Padahal bahan-bahan yang digunakan, cita rasa, dan cara penyajian Nasi Kebuli dan Nasi Biryani sangat berbeda, lho.

Nasi Kebuli dibuat oleh peranakan kaum Yaman yang merindukan masakan khas negaranya, Nasi Madhi. Oleh karena itu, aroma dan rasa kapulaga dalam Nasi Kebuli sangat dominan, untuk meniru cita rasa Nasi Mandhi. Penggunaan kaldu daging kambing, susu kambing, dan rempah-rempah saat memasak nasi juga merupakan ciri khas Nasi Kebuli.

Selain itu, penyajian Nasi Kebuli dengan daging kambing dan sambal goreng ati juga merupakan ciri khas yang unik dan menunjukkan bukti akulturasi budaya Timur-Tengah dan Nusantara.

Saat ini, kreasi Nasi Kebuli sudah berkembang menyesuaikan cita rasa masyarakat lokal Indonesia. Tidak hanya bahan-bahan yang berubah, cara memasaknya pun menjadi semakin mudah. Kamu bahkan bisa mencoba memasaknya sendiri di rumah, lho! Coba ikuti resep memasak Nasi Kebuli Ayam menggunakan ricecooker ini.

Bagi para pecinta kuliner di daerah JABODETABEK, teman-teman bisa juga mengunjungi restoran Nasi Kebuli yang menawarkan kreasi Nasi Kebuli yang lezat. Ketika Nasi Kebuli tersaji di depanmu, kamu akan menikmati kelezatan perpaduan budaya kuliner Timur-Tengah dan Nusantara. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, coba Nasi Kebuli sekarang juga!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image