10 Etika Berdoa Menurut Imam Al-Ghazali
Agama | 2022-11-25 17:02:56Agar doa kita tidak menjadi amalan yang sia-sia bahkan mengundang dosa. Alangkah baiknya jika kita berdoa dengan memenuhi segala persyaratan yang telah ditentukan oleh syariat, yaitu dengan tata cara yang benar sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Nah, kemudian seperti apakah tata cara berdoa yang benar sebagaimana telah diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam itu?
Sehubungan dengan masalah ini, Imam Al-Ghazali memberikan beberapa etika yang harus dipenuhi bagi orang yang ingin berdoa kepada Allah ta'ala. Berikut ini sepuluh etika berdoa menurut Imam Al-Ghazali:
1.Hendaklah memilih waktu-waktu yang tepat untuk berdoa. Waktu berdoa yang tepat, menurut Imam Al-Ghazali, di antaranya adalah pada hari Arafah, pada bulan Ramadhan, pada hari Jumat, dan pada sepertiga malam yang terakhir. Namun, hal ini tidak berarti bahwa hari dan waktu yang lain, selain waktu-waktu yang tersebut di atas, tidak boleh digunakan untuk berdoa.
Sebenarnya, semua waktu adalah baik untuk berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Hanya saja, ada waktu-waktu tertentu yang telah diisyaratkan oleh Allah ta'ala dan Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam sebagai waktu yang memiliki nilai keutamaan lebih, di antaranya lebih cepat dikabulkannya doa yang kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
2. Hendaklah berdoa pada kondisi yang tepat. Kondisi-kondisi tertentu yang dimiliki seseorang ada yang sangat manjur dan mustajab untuk berdoa. Sebagai contohnya, pada saat bersujud dalam shalat. Pada saat itu, posisi kita sangat dekat dengan Allah ta'ala, alangkah baiknya jika kondisi tersebut kita gunakan untuk berdoa dan memohon kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
Selain kondisi tersebut, masih ada lagi kondisi-kondisi yang memungkinkan doa kita lebih cepat diijabah oleh Allah ta'ala. Yaitu pada saat berhadap-hadapan dengan musuh, pada saat turun hujan, sehabis mengerjakan shalat wajib, dan diantara waktu azan dan iqamat.
3. Hendaklah menghadap Ka'bah atau kiblat, mengangkat kedua tangan, dan mengusapkannya ke wajah setelah selesai berdoa.
4. Hendaknya mengunci suara berdoa dalam. Tidak berdoa dengan suara yang keras sehingga membuat keadaan sekitar menjadi bising.
5. Hendaklah berdoa dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Dalam berdoa, gunakanlah kata-kata yang kita pahami, dengan bahasa yang kita mengerti, dan tidak dengan kalimat yang berlebihan. Allah Azza wa jalla mengetahui segala isi hati. Allah ta'ala tidak membutuhkan kalimat-kalimat doa yang puitis, akan tetapi Dia mendengarkan doa yang diucapkan dengan penuh kesungguhan dan kehati-hatian.
6. Hendaklah berbaik sangka kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dalam berdoa, dengan disertai rasa harap, khusyuk, dan ketakutan. Ini berdasarkan pada firman-Nya:
"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS. Al-A'raf [7]: 55)
"...Sungguh, mereka selalu bersegera dalam mengerjakan kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya’ [21]: 90)
7. Hendaklah berdoa dengan membawa perasaan yang dipenuhi keyakinan bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala akan mendengar, menjawab, dan mengabulkan doanya.
8. Hendaklah bersungguh-sungguh dan serius dalam berdoa. Seseorang yang berdoa kepada Allah Ta'ala mengibarkan niat dan keyakinannya, tidak berdoa dengan main-main dan bersenda-gurau. Lebih baik lagi jika mengulang doa yang kita baca tersebut sebanyak tiga kali dan tidak diperbolehkan merasa doanya lama dikabulkan oleh Allah ta'ala.
9. Hendaklah mengawali dan mengakhiri doa dengan kalimat puji-pujian kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan bershalawat kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam.
10. Hendaklah seseorang yang akan berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala mengawalinya dengan bertobat/membaca Istighfar, mohon ampun kepada Allah ta'ala sebelum saya manjatkan doa kepada-Nya.
Itulah sepuluh etika berdoa menurut Imam Al-Ghazali yang bisa kita praktekan bersama.
Referensi: Musyafa, Haidar. 2014. Hidup Berkah dengan Doa. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.