Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sabbaruddin

Pikiran Hanya Terkoneksi Untuk mu Sendiri

Edukasi | Friday, 25 Nov 2022, 04:49 WIB
Sumber Gambar: Poto Penulis yang sedang berimajinasi

Pikiran hanya terkoneksi untuk mu sendiri

Bagaimana seseorang mampu mengetahui tentang pikiran orang lain, sedangkan otak kita sebagai alat untuk berpikir hanya terkoneksi dengan diri kita sendiri dan tidak terhubung secara fisik dengan diri/tubuh orang lain. Kalo anda semua meyakini bahwa pikiran terkoneksi karena kita memiliki panca indera sehingga melalui itu dapat berkomunikasi dengan orang lain melalui sinyal yang kita salurkan dan kita terima, saya hanya ingin mengucapkan selamat anda sedang berhalusinasi.

Lantas apa yang membuat kita yakin bahwa kita sedang berhubungan, berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain? Bukankah kita menyaksikan keseharian kita hanya berdasarkan alam pikiran, karena pikiran kita yang menggambarkan bentuknya (kondisi) seperti itu. Artinya kita semua sedang berhalusinasi dengan pikiran kita sehingga menampilkan bahwa ini semua tampak nyata! Padahal kita sedang menjalani kehidupan di alam pikiran dan tidak ada bukti yang nyata untuk menyatakan kita sedang berada di alam di luar dari alam pikiran kita. Karena semua bisa berubah dan tampak berubah ketika pikiran kita berubah.

Saya ingin memberikan contoh; orang gila yang sedang berjalan kaki, dengan kondisi tak rapi, jarang mandi dan keluyuran kemana-mana, apakah kita mengerti dan paham tentang alam pikiran orang gila itu? Dan coba kita perhatikan bahwa orang gila itu menganggap dirinya, ada yang sedang merasa dirinya baik baik saja dan menikmati kesehariannya, ada juga yang ketakutan tanpa ditakut-takuti, dan ada juga yang mengamuk dan merasa terancam padahal tidak ada yang menggangu dan yang mengancam. Dan bagaimana orang gila itu begitu yakin terhadap apa yang dia pikirkan tentang sekitarnya seolah itu tampak nyata. Sekali lagi saya ulangi, apakah kita mengerti tentang alam pikiran orang gila itu? Tentu saja tidak, karena kita tidak terhubung dengan alam pikiran nya.

Saya berikan contoh berikut nya, coba kita perhatikan perilaku orang-orang yang ada disekeliling kita, apa yang sedang mereka lakukan dan apa yang sedang mereka rasakan dan mengapa kita dapat memahami apa yang sedang mereka lakukan? Dan apakah kita yakin terhadap pemahaman atas perilaku dan kondisi orang yang ada di sekitar kita, bukan kah pemahaman kita tentang sekitar adalah tampilan dari alam pikiran yang menampilkan seperti ini lah bentuk, situasi dan kondisi nya. Dan kalo seandainya kita yakin dengan alam pikiran kita tentang terhadap apa yang sedang terjadi, tentu saja kita tidak memiliki perbedaan dengan orang gila, karena memiliki keyakinan yang sama terhadap alam pikiran tentang yang sedang terjadi.

Dari kedua contoh di atas, bisakah anda membuktikan bahwa yang sedang terjadi adalah bentuk yang nyata? Dan bukan alam pikiran yang sedang menampilkan bahwa ini yang sedang terjadi. Lalu bagaimana anda meyakini bahwa yang sedang terjadi adalah nyata, sedangkan yang sedang terjadi anda pikirkan, atau pikiran anda yang membuat itu terjadi seolah tampak nyata padahal ada karena terpikirkan. Lalu seperti apa bentuk yang nyata, padahal anda yang sedang berpikir artinya kejadian itu hanya di alam pikiran anda. Lantas bagaimana anda begitu yakin terhadap apa yang sedang terjadi ini adalah nyata? Jelas ini semua hanyalah alam pikiran.

Coba anda renungkan tentang alam pikiran yang menampilkan atau semua tertampil karena terpikirkan, dan bila anda sudah memiliki jawabannya, berikan metode anda untuk meyakinkan Anda bahwa Anda yakin dengan jawaban yang anda pikirkan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image