Kesyukuran Guru Di Balik Siswa Yang Susah Diatur (Refleksi Hari Guru Nasional)
Guru Menulis | 2022-11-24 09:27:55Guru merupakan ujung tombak dalam memastikan generasi muda dapat menjadi penerus bangsa di masa yang akan datang. Karena di pundak generasi mudalah roda pembangunan akan terus dilaksanakan. Tentunya mereka memerlukan bekal dan fondasi yang kuat untuk mempersiapkan hal tersebut dimana peran guru. orangtua, masyarakat dan pemerintah dalam memastikan hal tersebut dapat diwujudkan dengan baik. Sehingga sudah menjadi tanggung jawab secara moral dilakukan oleh seorang guru untuk mendidik, membimbing, dan mengarahkan siswanya dalam mencapai cita-citanya.
Tentunya kemampuan secara kognitif penting bagi seorang siswa ketika mereka menuntut ilmu di bangku sekolah. Namun selain kemampuan secara kognitif juga ada kecerdasan emosional lain yang harus dimiliki dan diterapkan siswa agar mereka mampu mempersiapkan diri menghadapi tantangan di masa depan. Karena apabila siswa hanya dibekali dengan kecerdasan kognitif saja maka mereka dikhawatirkan akan menjadi generasi yang sombong, egois dan hanya mementingkan kepentingan pribadinya. Untuk itulah peran guru sangat penting untuk memberikan pemahaman dan pembiasaan yang baik kepada siswa agar selain mereka memiliki kecerdasan secara kognitif mereka juga memiliki kecerdasan secara sosial serta emosional dimana mereka akan dibekali dengan memberikan pembiasaan kepada siswa untuk melakukan adab-adab yang baik serta menumbuhkan empati serta saling menghargai dan menghormati antar teman.
Di dalam kesulitan sesungguhnya pasti ada kemudahan, sehingga perlunya seorang guru untuk membekali dirinya selain dengan pengetahuan secara kognitif mereka juga dituntut untuk memperluas pengetahuan agama serta memahami karakter dan psikologis siswa. Karena dengan hal tersebut akan sangat membantu guru untuk memetakan, mengenali dan mencarikan solusi dari setiap permasalahan siswa yang ada di masing-masing kelas.
Karena sesungguhnya dengan menghadapi siswa yang sulit diatur apabila guru memiliki mindset yang positip maka guru akan belajar untuk lebih bersabar. Artinya tetap membimbing dan mengarah sampai pada waktu yang tidak terbatas, sehingga kesabaran seorang guru akan diuji apabila menghadapi siswa yang sangat sulit diatur di dalam kelas.
Belajar bagaimana mendekati siswa tersebut, belajar bagaimana memfasilitasi agar siswa tersebut tertarik dengan pembelajaran yang kita lakukan. Karena apabila guru hanya melakukan model pembelajaran dengan ceramah maka siswa yang cerdas secara visual dan kinestetik tidak akan terfasilitasi dalam pembelajaran tersebut. Sehingga diperlukan usaha yang maskimal agar guru selalu mengoptimalkan kemampuan mengajar sehingga semakin baik lagi ke depannya.
Kemudian dari siswa yang pasif, maka guru akan belajar membangun obrolan dengan siswa, berkomunikasi dengan siswa agar siswa yang pendiam akan mau dan berani menyampaikan pendapat di depan teman-temannya. Selain itu belajar menyampaikan pertanyaan pemantik dengan tujuan agar siswa terbiasa melakukan daya nalar kritis sehingga siswa memiliki kemampuan yang baik dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Belajar melaksanakan penilaian yang beragam sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Sehingga dari kelas yang siswanya beragam maka guru akan belajar menghargai berbagai macam keunikan siswa dan belajar merancang pembelajaran berdiferensiasi. Baik berdiferensiasi produk maupun konten sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan bermakna.
Ketika kita mendapatkan siswa tidak seperti yang kita inginkan, maka sebagai seorang guru dan pendidik yang baik, bersyukurlah karena kita masih diberikan Allah swt kesempatan untuk selalu belajar. Dengan niat yang tulus dan ikhlas insya Allah akan diberikan kemudahan untuk mendidik dan mengarahkan siswa menjadi siswa yang berakhlak, berprestasi, mandiri dan berwawasan lingkungan.
Wallahua'alam bisshowab
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.