Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image HeryWibowo

Kewirausahaan dan Pola Pikir Berkembang (Growth Mindset)

Gaya Hidup | Wednesday, 23 Nov 2022, 06:39 WIB

Terminologi kewirausahaan saat ini merupakan terminologi yang populer. Beragam defisini hadir untuk mencoba mendeskripsikan terminologi kewirausahaan. Juwaini (2011:9) dalam Hery Wibowo di Buku Kewirausahaan Sosial dan Pembangunan Sosial menjelaskan bahwa kewirausahaan adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan nilai sumber daya ekonomi ke tingkatan yang lebih tinggi, baik produktivitas maupun manfaatnya. Kewirausahaan adalah usaha yang sungguh-sungguh dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan di masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

Penjelasan lain tentang makna kewirausahaan dijelaskan oleh Ciputra (2009) yang berkeras tetap menggunakan kata entrepreneurship dalam bahasa Indonesia: Enterpreneurship dalam (Hery Wibowo di buku Kewirausahaan Sosial dan Pembangunan Sosial) adalah upaya untuk mengubah rongsokan dan kotoran menjadi emas. Tiga hal yang sangat penting dalam aspek tersebut adalah (1) menciptakan peluang (opportunity creating) bukan sekedar mencari peluang (opportunity seeking), (2) melakukan inovasi produk (innovation), dan (3) berani mengambil resiko yang terukur (calculated risk taking).

Maknanya adalah bahwa kata kewirausahaan (entrepreneurship) menyiratkan sebuah usaha yang sungguh-sungguh untuk mengubah hal yang (nyaris) tidak berguna menjadi bernilai tinggi. Atau dengan kata lain, ini adalah upaya yang serius untuk meningkatkan nilai guna dan nilai jual sebuah produk/jasa.

Penulis dalam beberapa kali kesempatan memberikan pelatihan, selalu menekankan pentingnya memahami pola pikir kewirausahaan. Penulis meyakini bahwa setiap manusia sejatinya memiliki kendali atas pikirannya. Ilmu psikol0gi membagi manusia menjadi dua golongan berbasis pusat kendalinya, yaitu internal locus of control dan external locus of control. External locus of control adalah sebuah situasi di mana seorang individu lebih dominan dikuasai atau dikemudikan oleh hal-hal di luar dirinya. Hal ini membuat individu tersebut mudah terombang-ambing, mudah menyalahkan hal-hal diluar dirinya atas kondisi pribadinya, seperti kebelumtercapaian targetnya, atau kebelumberhasilan usahanya. Sebaliknya, ungkapan internal locus of control, menggambarkan kondisi di mana seorang individu memegang teguh kendali hidupnya. Ia bergerak atas keputusannya sendiri. Ia bertindak atas kesadaran pribadinya. Hal-hal diluar dirinya, tidak dijadikannya sebagai kambing hitam, melainkan justru sebagai motivasi untuk menghasilkan yang lebih baik.

Potensi pengembangan sumber daya manusia, melalui pendekatan kewirausahaan penting untuk dilakukan. Melalui keterlibatan aktif dalam kegiatan berwirausaha, ragam edukasi peningkatan mentalitas sumber daya manusia bangsa dapat dilakukan.

Kegiatan kewirausahaan, mendorong individu untuk terus berpikir aktif, positif dan solutif. Aksi kewirausahaan, jika dilakukan dengan serius, dapat mendorong pelakukanya memiliki apa yang disebut dengan growth mindset, alih-alih terus terpenjara dalam fixed mindset.

Hal ini dimungkinkan karena, melalui beraktivitas wirausaha, individu akan memaksa dirinya untuk terus berusaha, menghayati proses dan tidak mendapatkan hasil instan. Individu akan mendorong dirinya untuk berproses, merasakan jatuh dan bangun, serta terus mengupayakan berpikir positif terhadap dinamika usaha yang dibangunnya.

Berbeda dengan pola pikir fixed mindset, pelaku wirausaha tidak akan terlalu “jaga image’, mereka tidak takut sesekali terlihat ‘bodoh, jatuh dan bahkan mungkin bangkrut’. Mereka tidak akan menampilkan dirinya sebagai orang yang senantiasa sukses, pintar dan cerdas. Namun, melalui aktivitas wirausaha, mereka akan tampil berani gagal, dan sekaligus siap menang dan berhasil melalui perjalanan yang tidak mudah.

Praktik wirausaha dapat mendorong pelakukanya menghayati bahwa kondisi kecerdasannya dapat selalu berkembang, bahwa kehidupan masa lalunya (yang mungkin buruk) dapat selalu diperbaiki, dan bahwa hari ini mereka dapat sangat berbeda dengan hari-hari dimasa lalunya dahulu. Melalui apa? Melalui kerja keras melawan rasa malas.

Hal ini sejalan penelitan terbaru tentang otak manusia (dikutip dari Renald Kasali, Self Driving, 2015) yaitu:

a. Otak manusia bisa berubah, berkembang dan atau bahkan mengecil

b. Daya tangkap dapat berubah, ditentukan oleh sikap terhadap tantangan hidup, serta ketekunan menghadapi/memecahkan masalah

c. Keterampilan dan kecerdasan bukan bawaan lahir

d. Mereka yang fokus terhadap outcome (hasil, kaya, sukses) akan terperangkap dalam fixed mindset, sedangkan yang menghargai proses akan berkembang (growth mindset)

Maka, mari menjadikan aktivitas wirausaha sebagai instrumen pengembangan pola pikir berkembang (growth mindset) kita

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image