Rawan Bencana, Indonesia Darurat Butuh Desain Rumah Tahan Gempa
Info Terkini | 2022-11-22 10:18:31Indonesia memang negara dengan kekayaan alam yang melimpah. Tanah subur, pantai yang indah, perairan luas, dan banyak lagi lainnya. Di waktu yang sama, terdapat bahaya tersembunyi yang bisa mengancam kapan saja. Ancaman tersebut adalah bencana alam berupa gempa.
Tingkat risiko bencana gempa bumi di Indonesia memang sangat tinggi. Hal ini tak lepas dari kondisi geografis Indonesia yang berada di lingkup ring of fire. Buktinya, BPS mencatat ada lebih dari 10 ribu frekuensi gempa bumi terjadi di sepanjang tahun 2021. Angka ini lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang ada di kisaran 8 ribu frekuensi gempa.
Tingkat Kerugian Akibat Gempa
Gempa bumi merupakan bencana yang berisiko menimbulkan tingkat kerugian sangat besar. Tingkat kerugian tersebut, tak hanya nyawa, tetapi juga secara ekonomi. Angka-angka kerugian secara ekonomi akibat gempa yang selama ini terjadi di Indonesia jumlahnya sangat fantastis.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, peristiwa gempa bumi yang berlangsung di Mamuju dan Majene pada 26 Januari 2021 mencatatkan kerugian mencapai Rp829,1 miliar. Secara rinci, kerusakan tersebut meliputi:
Kerusakan Akibat Gempa di Majene:
4.122 unit rumah
32 fasilitas perkantoran dan ekonomi
17 unit fasilitas kesehatan
1 unit kantor militer
Kerusakan Akibat Gempa di Mamuju:
3.741 unit rumah
5 unit fasilitas kesehatan
3 unit jembatan
1 pelabuhan
1 minimarket
1 perkantoran
1 hotel
Itu hanya perhitungan untuk 1 kejadian gempa. Padahal, terdapat beberapa peristiwa gempa yang menimbulkan kerugian tak kalah besar yang pernah terjadi di Indonesia. Terbaru adalah gempa bumi yang berlangsung di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Desain Rumah Tahan Gempa, Solusi Minimalkan Kerugian Akibat Bencana
Kerugian akibat bencana gempa memang tak bisa dihindari. Namun, ada upaya yang bisa diterapkan untuk meminimalkannya. Cara yang paling sederhana adalah dengan menggunakan rancangan desain rumah tahan gempa.
Desain rumah tahan gempa bisa diterapkan pada berbagai jenis model bangunan, termasuk ketika Anda mempunyai rumah minimalis. Lalu, bagaimana cara merancang desain rumah tahan gempa tersebut?
Ada 5 karakteristik yang perlu diperhatikan dalam pembangunan rumah tahan gempa, yaitu:
1. Fondasi Kuat
Fondasi bangunan mempunyai peran penting dalam menunjang ketahanan rumah terhadap gempa. Jangan setengah-setengah dalam membangun fondasi. Apalagi, sampai memangkas pengeluaran untuk pembelian material hanya karena ingin melakukan penghematan.
2. Beton Bertulang
Selanjutnya adalah komponen beton bertulang. Pemakaian beton bertulang sebenarnya sudah sangat umum. Hanya saja, banyak bangunan masyarakat Indonesia, terutama di daerah pedesaan dibangun tanpa menggunakan beton bertulang. Alhasil, bangunan jadi rawan runtuh ketika terjadi gempa.
3. Material yang Bobotnya Ringan
Pilihan material yang berbobor ringan sangat penting dalam penerapan desain rumah tahan gempa. Contohnya adalah pemakaian baja ringan untuk rangka atap. Selain itu, Anda bisa pula mengutamakan penggunaan semen mortar yang mempunyai ketahanan terhadap api, panas matahari, serta gempa.
4. Berdiri di Atas Tanah yang Kokoh
Faktor lahan juga memiliki pengaruh. Pilih area dengan tanah yang padat dan cenderung keras. Selain itu, utamakan tanah yang mempunyai struktur berpasir, berkerikil, serta mempunyai pasir tanah liat.
5. Struktur Bangunan Simetris
Terakhir, Anda perlu memperhatikan struktur bangunan secara keseluruhan. Pastikan bahwa bangunan tersebut mempunyai struktur yang simetris. Alasannya, karena desain bangunan yang simetris punya tingkat ketahanan terhadap gempa yang lebih baik.
Penerapan desain rumah tahan gempa memang menimbulkan pembengkakan biaya pada proses pembangunan rumah. Namun, desain ini bisa memberi jaminan keamanan lebih baik dalam mengantisipasi terjadinya bencana gempa.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.