Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Uswatun Khasanah

Misteri Kematian di Kalideres

Info Terkini | Thursday, 17 Nov 2022, 11:19 WIB

Kematian satu keluarga di Kalideres masih menjadi perbincangan terbuka dan belum terungkap, menyisakan ruang spekulasi liar masyarakat dengan segala macam kepastiannya karena keluarga beranggotakan 4 orang tersebut ditemukan dalam kondisi sudah mengering dan tak bernyawa di rumahnya di Jakarta Barat. daerah kalideres. Mayat membusuk satu keluarga pertama kali ditemukan oleh warga sekitar yang sempat terganggu karena bau tak sedap dari kawasan pemukiman. Empat jenazah yakni Rudyanto Gunawan (71) ditemukan sedang tidur di ranjang di ruang belakang. Selanjutnya istri Rudyanto Gunawan benama Margaretha Gunawan (68) ditemukan dalam posisi tertidur di ranjang ruang depan. Di ruangan yang sama juga ditemukan jenazah anak dari Rudyanto Gunawan-Margaretha Gunawan, yanki Dian (40), di lantai. Terakhir, ipar Rudyanto Gunawan, Budyanto Gunawan, ditemukan terbaring telentang di sofa ruang tamu.

Dari kesaksian tukang jamu langganan, mengatakan anggota keluarga yang meninggal secara misterius di rumahnya Kompleks Perumahan Citra Garden 1 Kalideres mencoba meminjam uang. Jumlah uang yang akan dipinjam sebesar 50 juta rupiah.

Saat ini, polisi telah mengambil sejumlah barang bukti untuk penyelidikan lebih lanjut. Dari kerabat dan tetangga keluarga, mereka mengaku sudah lama tidak melihat mobil keluarga, sebelum kematiannya terungkap. Spekulasi dari masyarakat sekitar pun bermunculan, dari narasi kelaparan hingga menganut paham apokaliptik atau penganut paham akhir dunia, sehingga mengakhiri hidupnya secara ekstrem.

Saksi setempat juga mengaku baru mengetahui ada mobil pribadi milik keluarga Budyanto Gunawan yang hilang dari mereka. Itu juga memungkinkan polisi untuk menyelidiki kesaksian saksi mata dengan menyelidiki hilangnya mobil tersebut. Setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut, Polres Metro Jakarta Barat mengungkap kebenarannya. Memastikan mobil milik keluarga yang ditemukan tewas di Kalideres, Jakarta Barat sudah terjual sejak awal tahun ini.

"Setelah proses penyelidikan, kami berhasil mendapatkan titik terang terkait kabar hilangnya kendaraan mobil Honda Brio milik korban berpelat nomor B 2601 BRK. Kendaraan tersebut telah dijual langsung oleh saudara Budianto Gunawan selaku pemiliknya," ujar Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pasma Royce di Jakarta. (suarabanten.id, 15/11/2022).

Kejadian ini benar-benar memprihatinkan. Apalagi ketika narasi yang berkembang mengklaim bahwa keluarga itu tertutup dan tidak mau berinteraksi. Namun, di sisi lain, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam masyarakat saat ini, keengganan untuk bersosialisasi seringkali diposisikan sebagai masalah dan perilaku yang salah. Hal ini, sering menjadi kambing hitam bagi pola interaksi sosial. Padahal, keengganan sosial ini sebenarnya dapat menimbulkan akibat sehingga keluarga menutup/menarik/membatasi diri untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.

Intinya, empati, kasih sayang, dan bertetangga yang baik sebenarnya adalah beberapa solusi yang bisa segera dipraktikkan. Pada titik ini, sangat disayangkan masyarakat setempat lambat mengetahui kematian tetangga dan anggota keluarga.

Bagaimana mungkin mereka tidak berhubungan dengan mereka selama tiga minggu, dan para tetangga tidak curiga sedikit pun bahwa sesuatu mungkin telah terjadi pada keluarga tersebut.

Apalagi di era digital ini. Setidaknya, saat anggota keluarga tersebut sama sekali tidak menampakkan diri di masyarakat, masih ada interaksi digital dengan tetangga. Apakah di platform WA (WhatsApp) setidaknya untuk warga RT setempat.

Setiap orang harus mengetahui aktivitas dan kehadiran individu melalui media sosial. Lebih penting lagi, bagaimanapun, kita harus menyadari bahwa para tetangga tidak tahu apa-apa tentang kematian keluarga Kalideres, yang menunjukkan bahwa keluarga tersebut hidup dalam komunitas yang telah dinodai oleh sekularisme dan individualisme.

Sekularisme memberikan peluang untuk persepsi yang salah tentang kehidupan dan interaksi sosial. Padahal, tatanan kehidupan yang lurus saat ini jauh dari aturan material yang menciptakan manusia sebagai makhluk sosial.

Inilah pentingnya pemahaman kita tentang konsep masyarakat Islam sebagai inkubator kehidupan yang bermanfaat dan manusiawi. Masyarakat adalah sekelompok orang yang memiliki perasaan, pemikiran, dan aturan yang sama di mana interaksi sosial berlangsung sesuai dengan aturan Islam.

Dalam Islam, interaksi ini tidak terbatas pada sesama muslim tetapi juga termasuk tetangga non muslim. Islam dengan tegas mendikte etiket dan aturan lingkungan. Islam tidak memberi ruang bagi perilaku individualistis yang menciutkan hakikat eksistensi sosial manusia.

Rasulullah saw. bersabda, “Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR Muslim)

Berinteraksi sosial di masyarakat dalam Islam tidak berarti harus selalu ingin tahu dan nyinyir. Ada adab berinteraksi yang juga harus diperhatikan, semisal mengetuk pintu pada saat bertamu dan dilarang mengintip melalui jendela ketika pemilik rumah belum membukakan pintu.

“Sebaik-baik teman di sisi Allah adalah orang yang paling baik di antara mereka terhadap temannya. Dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah orang yang paling baik di antara mereka terhadap tetangganya” (HR Tirmidsi)

Wallahualam bissawab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image