Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nurul Layli

Misteri Tewasnya Satu Keluarga, Imbas Individualisme yang Membudaya

Agama | Tuesday, 15 Nov 2022, 21:58 WIB
Paham individualisme yang sudah membudaya, menjadikan minimnya kepedulian antar sesama dalam kehidupan bermasyarakat.

Kabar mengejutkan datang dari satu keluarga yang ditemukan tewas dalam keadaan membusuk di perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat. Para korban ditemukan di kediamannya pada Kamis (10/11) malam oleh warga setempat dalam keadaan sudah membusuk. Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol, Pasma Royce bahkan menyebutkan bahwa para korban telah meninggal dunia sejak tiga minggu sebelumnya.

Sampai saat ini, belum diketahui pasti penyebab kematian dari keluarga tersebut. Untuk sementara, asumsi penyebab kematian para korban adalah karena kelaparan. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Pasma Royce bahwa berdasarkan pemeriksaan dari lambung para mayat tersebut tidak ditemukan makanan dan otot-ototnya sudah mengecil.

Sungguh miris, jika kita mendengar kabar kematian keluarga tersebut. Bagaimana tidak, kematian tersebut bahkan ditemukan sekitar tiga minggu setelahnya. Memang kabar dari Ketua RT setempat, bahwa keluarga korban adalah keluarga yang tergolong tertutup. Tidak hanya pada warga sekitar bahkan juga pada sanak keluarganya. Maka hal ini, seharusnya menjadi refleksi bagi kita bahwa penting untuk meningkatkan kepedulian terhadap sekitar kita

Tak bisa kita pungkiri, bahwa saat ini tingkat kepedulian di tengah-tengah masyarakat cenderung rendah. Jika kita rasakan, masyarakat saat ini lebih bersifat individualistik. Terkesan lebih menutup diri dari interaksi dengan dunia luar. Terlebih, saat ini di era yang serba digital menjadikan seseorang lebih nyaman berkutat dengan dunia maya. Jangankan berinteraksi dengan masyarakat sekitar semisal tetangga, dengan anggota keluarga saja belum tentu interaksi yang terjalin begitu intens. Seseorang lebih sering memilih untuk menepi dan menikmati dunianya sendiri.

Inilah potret budaya masyarakat kita saat ini yang menampakkan gaya hidup individualistik. Maka tak heran, jika kita temukan kasus seperti kematian satu keluarga tersebut. Bisa jadi kasus semacam itu terjadi karena kurangnya kepedulian kita terhadap orang-orang terdekat kita semisal tetangga kita. Dengan begitu, sulit bagi kita untuk mengenal dan mengetahui kondisi tetangga kita tersebut. Dari sini, bisa kita lihat betapa buruknya dampak yang ditimbulkan oleh gaya hidup individualistik.

Namun selain itu, dari kasus ini juga menunjukkan betapa lemahnya peran pemimpin dalam bentuk kepeduliaan terhadap rakyatnya. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, bahwa yang seharusnya menjamin kesejahteraan setiap warga adalah negara. Maka, jika saat ini kita temui kasus semacam ini, hal ini menunjukkan lalainya pemimpin umat dalam mengurusi urusan rakyatnya.

Jika kita mengingat kembali, sebenarnya kasus ketidaksejahteraan masyarakat sudah banyak kita temui bahkan di seluruh pelosok negeri. Kasus kelaparan, kemiskinan, kekurangan gizi sudah menjadi berita sehari-hari. Inilah bentuk pengurusan pemimpin pada masyarakat saat ini. Bukan yang memberikan kesejahteraan, tetapi malah menyumbang penderitaan.

Inilah yang terjadi ketika pangaturan urusan umat diserahkan kepada manusia, bukan kepada Tuhan Yang Maha Esa yaitu Allah SWT. Seluruh kebijakan yang diterapkan saat ini adalah kebijakan buatan manusia yang akhirnya tidak mampu menyejahterakan rakyat. Sebab ketika pengaturan kehidupan diserahkan pada manusia bukan pada Tuhan, maka hanya akan menyisakan kesengsaraan. Inilah yang kemudian kita sebut dengan paham sekularisme.

Sekularisme merupakan sebuah pemikiran yang memisahkan agama dari kehidupan. Agama hanya diperuntukkan untuk mengatur urusan ibadah semata. Sementara urusan kehidupan diserahkan kepada manusia. Padahal kita tahu, bahwa manusia satu dengan yang lainnya pasti berbeda, baik dari cara berpikirnya, latar belakangnya, dan juga kepentingannya. Oleh karena itu, jika pembuatan kebijakan diserahkan pada manusia akan cenderung menimbulkan perselisihan karena perbedaan tersebut.

Maka, terkait dengan pengaturan kehidupan haruslah diserakan kepada Yang Maha Mengatahui tentang manusia itu sendiri. Siapa lagi kalau bukan Allah SWT, Sang Pencipta sekaligus Sang Pengatur Kehidupan yang memahami apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Ketika kita mengembalikan semua urusan kita kepada Allah, maka yang ada hanyalah kesejahteraan dan juga kedamaian. Untuk itu, kita harus menebas habis pemikiran sekuler yang ada di tengah-tengah masyarakat saat ini serta menggantinya dengan pemikiran yang Islami. Dengan kata lain, kita harus menerapkan Islam dalam setiap sendi kehidupan kita.

Islam telah mengatur seluruh urusan kehidupan secara lengkap dan sempurna. Baik yang mencakup hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, maupun hubungan manusia dengan sesamanya, termasuk dalam urusan bertetangga. Islam telah menetapkan adab-adab dalam bertetangga untuk menciptakan hubungan yang harmonis yang diliputi oleh suasana ketaatan.

Beberapa adab dalam bertetangga yang telah diatur dalam Islam adalah sebagai berikut:

1. Berbuat baik kepada tetangga

Allah Swt. telah berfirman, “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri” (QS. An-Nisa’ : 36).

2. Memuliakan dan Menghormati Tetangga

Rasulullah SAW pernah bersabda, Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: "Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya (HR. Bukhari dan Muslim).

3. Tidak Mengganggu Tetangga

Rasulullah SAW pernah bersabda, Dari Abu Hurairah, ia berkata, Ada seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW: Wahai Rasulullah, si fulanah sering melaksanakan shalat di tengah malam dan berpuasa sunnah di siang hari. Dia juga berbuat baik dan bersedekah, tetapi lidahnya sering mengganggu tetangganya. Rasulullah SAW menjawab: “Tidak ada kebaikan di dalam dirinya dan dia adalah penduduk neraka.Para sahabat lalu berkata: Terdapat wanita lain. Dia (hanya) melakukan shalat fardhu dan bersedekah dengan gandum, namun ia tidak mengganggu tetangganya. Beliau bersabda: Dia adalah dari penduduk surga. (HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, no. 119. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Dari beberapa poin di atas, dapat kita pahami bersama bahwa Islam sangat menjaga adab-adab dalam bertetangga. Hal ini semata-mata untuk menjaga hubungan baik antara manusia satu dengan yang lainnya dalam bermasyarakat. Untuk itu, kita sebagai orang yang mengaku beriman sudah seharusnya menerapkan adab-adab dalam bertetangga tersebut. Hal ini sebagai bentuk keimanan serta ketaatan kita kepada Allah dalam menjalankan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan menjauhi yang dilarang oleh-Nya.

Tapi tidak hanya sampai disitu, untuk mengatasi hal ini diperlukan juga peran pemimpin negara dalam mengurusi rakyatnya. Bahwa seorang pemimpin haruslah mampu menjamin kesejahteraan setiap warganya sehingga tidak ada lagi warga yang terasingkan sebab ketidakpedulian pemimpin. Dan untuk akhirnya bisa mewujudkan kondisi masyarakat ideal seperti yang kita harapkan, kita harus mengembalikan pada hukum Allah yaitu dengan menerapkan syariat Islam dalam kehidupan kita.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image