Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ruli Retno

Kominfo Gelar Webinar Makin Cakap Digital 2022

Edukasi | Tuesday, 08 Nov 2022, 08:07 WIB
Makin Cakap Digital Untuk Komunitas Wilayah Kalimantan dan sekitarnya

Pengguna internet kini makin meluas, tak hanya kalangan masyarakat pekerja dan pelajar. Namun juga kalangan anak-anak hingga lansia. Semua begitu mudah mengakses internet. Jumlahnya pun semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada awal 2022, GSMA Intelligence mencatat ada 370,1 juta koneksi seluler di Indonesia. Begitu pula dengan yang menggunakan jaringan optic nirkabel, IndiHome dari Telkom Group mencatat adanya peningkatan jumlah pelanggan hingga akhir 2021 yang mencapai 8,3 juta pelanggan yang tersebar di 496 kota dan kabupaten di Indonesia. Efek besar dari hal ini, selain kemudahan informasi yang mudah didapat, juga terdapat tugas besar menghadapi kejahatan di dunia siber.

Semuel Abrijani Pengerapan dari Kominfo menyampaikan bahwa penggunaan internet harus diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang baik agar masyarakat bisa menggunakan internet dengan produktif dan bijak. Dari survey nasional indeks literasi digital masyarakat Indonesia masih berada pada angka 3,49 dari skala 5, artinya masih termasuk kategori sedang dan belum termasuk kategori baik.

Banyaknya dampak positif yang berbarengan dengan dampak negatif dan masih perlunya peningkatan indeks literasi digital inilah yang membuat Kominfo dan Siber Kreasi mengadakan Webinar bertajuk “Makin Cakap Digital 2022”. Cakap digital adalah kemampuan individu dalam mengetahui memahami dan menggunakan perangkat keras dan peranti lunak sistem operasi digital. Maka acara yang difokuskan pada edukasi pengguna internet di wilayah Kalimantan ini, dimaksudkan untuk memberikan edukasi bagaimana menggunakan fasilitas Internet ini dengan baik dan bijak.

Etis Bermedia Digital

Materi pertama yang diberikan pada acara ini adalah tentang etika dalam berinternet. Disampaikan oleh Iwan Setiawan selaku Direktur Utama dari PT. Ruang Ide Komunikasi. Pada materi ini dipaparkan betapa luasnya penggunaan internet di seluruh dunia. Dimana dari Visualcapitalist.com mencatat bahwa data yang berkembang di internet tidak pernah tidur. Dalam satu menit saja, dari satu aplikasi whatsapp mencatat ada 41,7 juta pesan terkirim di antara para penggunanya, 347 ribu Stories di Instagram, 404 ribu Netflix, 147 ribu unggahan foto di facebook, dan beragam aplikasi lain di internet seperti tiktok, zoom, twitter dan youtube.

Maka poin utama untuk bisa bijak dalam menggunakan internet adalah mengerti etika dalam menggunakannya. Disini Iwan dari Ruang Ide membaginya dalam dua bagian yaitu Etika dan Etiket.

Etika dan Etiket berinternet ini bisa menggiring kita agar bisa terhindar dari masalah dengan siapa kita bergaul di dunia maya. Misalnya penggunaan huruf kapital yang kadang menimbulkan persepsi berbeda dari pembaca pesan yang mengira itu pesan dengan emosional berlebih. Ada pula pengguna internet yang dengan mudahnya meneruskan berita ke banyak orang sehingga menjadi spam dan meresahkan orang lain. Hal seperti ini memang sederhana tapi ini menjadi modal kita untuk lebih dihargai dan menghargai orang lain. Dan hal seperti ini penting juga kita ajarkan ke anak-anak kita nanti dari sejak awal mereka mengenal internet.

Etika dan etiket berinternet

Bisa disimpulkan bahwa kenapa kita harus etis, adalah karena kita memiliki perbedaan kultural, interaksi antar budaya menciptakan standar baru dalam etika, karena kita berhubungan dengan banyak orang melintasi geografis dan budaya, kita juga harus berkolaborasi dengan orang lain, maka disitulah kita memerlukan etika digital.

Dari penjelasan Iwan Setiawan, kita bisa memahami bahwa kehadiran teknologi sudah seharusnya didukung dan dihormati dan juga digunakan untuk mengangkat derajat manusia, sehingga etika dalam berinternet ini diharapkan ada dalam setiap kita menggunakan internet baik dari perangkat seluler maupun dari wifi rumah.

Kecakapan di Dunia Digital

Materi ini disampaikan oleh I Wayan Adi Karnawa, S.Kom selaku perwakilan dari Bidang Komunikasi dari relawan TIK Provinsi Bali. Dari materi ini didapatkan informasi bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 73,7% dari jumlah penduduk, angka ini tentu terhitung sangat banyak. Namun dari survey BPS tahun 2018 diketahui bahwa dari Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia, disebutkan bahwa subindex keahlian digital masyarakat Indonesia memiliki skor paling rendah.

Harapannya setelah webinar ini banyak masyarakat lebih cakap digital agar mampu mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam berbagai kegiatan di dunia digital. Sebagai contoh jika kita akan mengakses konten yang kurang baik dari wifi rumah, biasanya akan muncul tulisan internet positif, artinya kita sedang berusaha mengakses konten ilegal yang dilarang. Itu adalah salah satu upaya pemerintah melindungi internet agar aman, melindungi masyarakat terhadap nilai etika dan moral, dan terakhir agar melindungi masyarakat dari pemborosan akses internet.

Internet positif cegah akses konten ilegal

Selain dari konten negatif yang dibatasi oleh Internet positif, banyak sekali hal-hal berbahaya di internet, misalnya pencurian data pelanggan, data perbankan, pencurian informasi pribadi, pencurian email untuk menyebarkan konten berbahaya, hingga menggunakan computer dan jaringan kita untuk menyebarkan virus. Dari berbagai hal berbahaya ini, kemudian Adi memberikan tips agar bisa cakap digital.

Tips Cakap Digital

1. Gunakan internet untuk konten positif

2. Hapus Malware, Pop-up atau iklan yang tidak diinginkan

3. Validasi link mencurigakan

4. Bahaya orang asing

5. Periksa pengaturan privasi

6. Ingat bahwa postingan itu permanen, jejak digital tidak bisa hilang

7. Buat password yang kuat

8. Jangan mengungkapkan informasi pribadi

9. Hati-hati berita palsu

10. Tahu cara memblokir konten

11. Kenali saat waktu log off

Dengan beragam tips ini, cakap digital tentu akan lebih mudah kita tingkatkan, harapannya agar semua pengguna internet bisa mengoptimalkan penggunaan perangkat digitalnya sebagai fitur proteksi dari serangan siber. Menggunakan gadget sesuai kebutuhan tentu menjadi pilihan bijak untuk kita, sekalipun kita menggunakan wifi rumah yang unlimited.

Aman Bermedia Digital

Dr. Irwa Rochimah Zarkasi, M.Si selaku dosen dari program studi ilmu komunikasi Universitas Al-Azhar Indonesia memberikan edukasi bagaimana menggunakan perangkat digital dengan aman, dimana media sosial di internet digunakan melebihi penggunaan media lain seperti Tv dan radio. Keamanan Digital adalah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital luring dan daring secara aman, tujuannya tentu saja untuk mengamankan data terutama data pribadi yang bersifat rahasia.

Irwa mengatakan bahwa saat ini kompetensi keamanan digital mencakup banyak keamanan yaitu mengamankan perangkat dan identitas digital, mewaspadai penipuan digital dan bagaimana rekam jejak digital yang tidak bisa dihilangkan juga bagaimana memahami keamanan digital bagi anak. Bagi para orang tua yang memiliki wifi rumah, tentu ini juga menjadi pekerjaan rumah yang utama bagaimana melindungi dan mengedukasi anak-anak agar aman secara digital. Bagaimana menjaga keamanan secara digital telah dipaparkan pada bagian sebelumnya pada paparan dari Adi Karnawa.

Dari paparan Irwa juga mengingatkan bahwa sederet data yang harus diamankan antara lain adalah: KTP, SIM, Paspor, akta kelahiran, identitas vaksinasi, foto kartu kredit dan kartu keluarga, tiket atau form yang berisi barcode, dan berbagai status yang menyangkut keamanan pribadi. Hal ini menjadi sangat penting mencegah kejahatan di dunia siber yang terkadang berimbas juga pada kejahatan di dunia nyata. Selain keamanan data, sebagai pengguna internet juga harus mewaspadai jual beli atau transaksi online karena penipuan makin marak terutama melalui media sosial.

Webinar ini kemudian diakhiri dengan sesi tanya jawab seputar materi yang diberikan, sejumlah partisipan yang berjumlah sekitar 180 orang dari berbagai kalangan di wilayah Kalimantan antusias menyimak acara daring ini hingga usai. Tak lupa pada acara ini kita diingatkan bahwa kunci utama keamanan internet pada anak adalah pendampingan, karena anak-anak memang kritis dan cerdas maka sebagai orang tua harus lebih cakap digital dan mengerti keamanan siber.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image