Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fahmi Alfandi Afriyansah

Tips Singkat Memulai Bisnis Thrift Shop untuk Pemula

Bisnis | 2022-11-04 07:40:27

Gimana sih memulai bisnis Thrift Shop untuk pemula?

Nah bagi kalian yang masih bingung dan mikirin bagaimana cara memulai bisnis thrift shop kalian bisa simak tips dari saya berikut ini. Eits tips saya gak banyak kok yang penting kalian pahami artikel ini dulu hehehe. Ok langsung saja ke pokok pembahasan.

Tips Memulai Bisnis Thrift Shop untuk Pemula:

1. Kamu harus selektif dalam menentukan barang secondhand apa yang ingin kamu jual. Contohnya pakaian, pakaian yang modelnya seperti apa dulu nih dan seperti apa model serta desainnya. Ini agar thrift shop kamu mempunya ciri khas sendiri yang dapat dijadikan sebagai personal branding. Taukan personal branding? Ya itu lho kurang lebih membangun reputasi suatu produk.

2. Ok lanjut, kemudian tentukan asal produknya, mau dari temlat lain atau barang-barang kamu sendiri (misalnya jika kamu dulunya mengoleksi tas, baju, atau benda lainnya yang mempunyai harga jual). Kalau dari tempat lain, berarti kamu harus terlebih dulu mencari tempat produksi atau toko yang terpercaya, harganya terjangkau (sehingga saat kamu menjualnya harga jadi tidak terlampau mahal) dan kualitasnya juga lebih terjamin.

3. Tentukanlah siapa target pasar kamu dan lakukan riset pasar mengenai target pasar tersebut. Tujuannya untuk memastikan bisnis yang mau kamu jalankan punya pasar yang bagus atau tidak. Misalnya kamu mau menjalankan bisnis thrift shop buku bekas dengan genre fiksi. Akan lebih baik jika kamu cari tahu terlebih dulu apakah akan ada orang yang tertarik terhadap produk tersebut dan dari kalangan apa peminat tersebut? apakah orang tua? anak muda? atau anak kecil? dan buku fiksi seperti apa yang akan kamu jual? Ini juga nantinya akan memudahkan kamu dalam menentukan strategi marketing serta menyeleksi produk yang akan kamu stock dan jual.

3. Pilihlah platform yang akan kamu gunakan dalam penjualan. Apakah kamu mau berjualan di etalase toko, lewat sosial media, marketplace, atau website khusus? Pilihlah platform yg kamu suka sesuai dengan target pasar maupun produk kamu.

Menurut saya secara pribadi, berbisnis thriftshop itu yang terpenting mengenai kualitas produk dan cara pemasaran produk. Namun jangan melupakan agar produk punya ciri khas spesifik tersendiri karena ini juga penting berkaitan dengan branding. Karena pada akhirnya orang akan membeli prudk jika mereka suka dengan barang yang kamu jual jika menarik. Misalnya yang saya ketahu dari salah satu thriftshop yang kebetulan saya ikuti adalah therebutforthebooks. Dia khusus menjual produk buku yang ditulis oleh perempuan. Dengan punya ciri khas spesifik nantinya bisnis kamu jadi punya spesialisasi dan bisa menyasar pasar yang khusus.

Yang tidak kalah penting, kamu harus paham detail barang yang kamu jual. Selain memudahkan pengenalan produk dengan calon pembeli, kamu juga jadi lebih mudah dalam memasarkannya. Misalnya kamu bisnis thrift shop yang khusus menjual sweater, kamu bisa memasarkannya dengan membuat konten menarik tentang cara-cara styling sweater yang kamu jual, atau konten unik mengenai produk kamu. Singkatnya, menurut saya akan lebih gampang jika kamu menjual produk yang memang kamu sukai juga.

Selain itu, kamu juga harus bisa dalam memastikan kalau produk yang nantinya dibeli oleh si konsumen tidak akan mengecewakan. Misalnya kalau baju, berarti kamu harus memastikan baju tersebut bersih, tidak ada jahitan yang robek, tidak ada warna yang luntur, dan sebagainya. Dengan memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dengan begitu orang jadi lebih percaya dan buyback atau belanja kembali di toko kamu.

Jika kamu pecinta sepak bola, cocok banget nih jika menjalankan bisnis thrift ini ????

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image