Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sariningsih

Global Sevilla Puri Indah Campus Mengadakan Workshop Menulis Puisi Bersama Leguty Media.

Info Terkini | 2022-11-04 07:17:47

Global Sevilla Puri Indah Campus mengadakan workshop menulis puisi pada tanggal 1 November 2022. Narasumber workshop ini adalah Teguh Indriawan, editor dan penulis dari Leguty Media. Workshop diikuti oleh siswa dan siswi SMP dan SMA Global Sevilla Puri Indah Campus. Workshop menulis puisi ini mengangkat tema cita-citaku untuk tingkat SMP, sedangkan tingkat SMA, tema yang dipilih adalah mimpiku tentang Indonesia.

Menurut Ifran Nurtriputra, selaku guru Bahasa Indonesia, workshop menulis puisi bagus untuk mengekspresikan perasaan dan meningkatkan kepekaan terhadap kondisi lingkungan sekitar. “Workshop puisi ini bertujuan untuk mengekspresikan perasaan, mengembangkan ide kreatif, dan menumbuhkan kepercayaan diri siswa dalam menulis. Menulis puisi dapat melatih sensoris siswa sehingga siswa lebih peka terhadap kondisi di lingkungan.” ujarnya.

Pak Stanis, selaku kepala sekolah Global Sevilla Puri Indah Campus, mengapresiasi kegiatan ini. Workshop ini membuat siswa berani untuk menulis puisi dan berani untuk mempublikasikan karyanya. Kepercayaan diri adalah modal penting dalam berkarya.

“Pak Teguh Indriawan telah memberikan pengetahuan praktis tentang cara menulis karya sastra puisi. Materi yang diberikan sangat praktis, namun substansi konsepnya dapat, mudah dipahami, sehingga dalam waktu relatif singkat anak-anak bisa membuat karya puisi.”

Workshop yang berlangsung selama kurang lebih 90 menit diikuti oleh ratusan siswa. Para siswa diajak untuk menulis puisi bersama. Dari puisi-puisi yang dibuat, panitia acara kemudian menyeleksi menjadi tiga karya terbaik untuk masing-masing tingkat.

Juara ketiga untuk tingkat SMP diraih oleh ananda Claresta Henri dengan puisinya yang berjudul Waktu Muda yang Berharga. Ia menceritakan bagaimana keinginannya yang kuat untuk meraih cita-cita agar dapat membahagiakan orang tuanya.

Juara dua diraih oleh Levon Odilio Tjahjadi dengan puisi berjudul Cita-citaku. Ia menceritakan tentang impiannya yang melebihi tingginya langit. Untuk meraihnya, ia harus bekerja keras, bahkan melebihi kemampuan yang ia miliki.

Berikutnya, juara pertama diraih oleh Elvaretta Nabila Fitz Cherani, dengan puisi berjudul Ini dan Itu? Puisi ini menceritakan konflik batin penulis dengan ibunya tentang citai-cita apa yang akan dipilihnya di masa depan. Penulis menginginkan cita-cita yang ini, sedang orang tua menginginkan cita-cita yang itu. Kebingungan merasuki pikirannya, dan ia berhasil mengolah kegelisahan menjadi sebuah puisi yang sarat makna.

Ini atau Itu?

“Jadilah dokter!” kata Ibu

Dengan gampangnya dikatakan oleh sosok itu

Sambil mendengarnya, pikiranku berliku-liku

Kupilih ini atau itu?

Kuhanya bisa tersenyum ke Ibu kesayanganku

Dengan penuh beban di pundakku

Impian Ibu, dan impianku

Kupilih ini atau itu?

Untuk tingkat SMA, juara ketiga diraih oleh Valieza Susanto dengan puisi berjudul Simponi dan Masa Depan. Valieza dalam puisinya bercerita tentang keindahan dan sumber daya alam Indonesia yang melimpah dengan potensi yang mengagumkan. Ia mengajak masyarakat Indonesia untuk membuka mata, agar negara tercinta semakin maju di masa depan.

Juara kedua Ravelin Roseline Hariyanto dengan puisi berjudul Hidup di Indonesiaku. Dalam puisinya Ravelin mempunyai harapan besar untuk Indonesia yang adil dan damai. Ia mengungkapkan bahwa Indonesia adalah tempat yang paling nyaman untuk kembali pulang.

Juara pertama diraih ananda Dulce Amor Santia, ia menulis puisi untuk Ibu Pertiwi. Ia bercerita tentang keramahan dan cinta terhadap Ibu Pertiwi. Ia mengajak untuk memeluk erat Pancasila sebagai lambang persatuan.

Kekasihku

Dari Sabang sampai Merauke

Ulurkanlah tangan keramahan

Lambaikan hati yang menanti

Cinta yang teguh bertahan

Wahai kekasihku, sang Ibu Pertiwi

Kurangkul luas nusantara

Bersama membangun dinding kebijakan

Untuk memeluk erat karunia pancasila

Kamilah mata air harapan

Pemuda-pemudi semangat merdeka

Tanah air kan kukenang

Di atas kursi kesetiaan

Mengagumi warna pelangi

Kukenakan sepatu pertemanan

Karena engkaulah lambang persatuan

Wahai kekasihku, sang ibu pertiwi

Kepadamu kupersembahan puisi ini

Puisi para pemenang hanyalah beberapa kepingan dari ratusan puisi yang dihasilkan selama penyelenggaraan workshop. Ratusan puisi tersebut menjadi bukti bahwa gerakan literasi sekolah akan terus tumbuh di Bumi Pertiwi. Selamat untuk pemenang dan peserta pelatihan menulis puisi. Semoga workshop ini menjadi titik awal untuk terus berkarya dan memajukan literasi Indonesia. Salam literasi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image