Pesantren dan Merdeka Belajar
Pendidikan dan Literasi | 2022-10-25 12:12:10Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang mempunyai keunikan dengan sistem berasrama, bukan hanya itu saja tetapi pesantren juga mempunyai keunikan karena di dalamnya bukan hanya mengajarkan ilmu agama, namun juga ilmu-ilmu yang ada di masyarakat. Dapat di katakan pesantren adalah miniatur sebuah negara, yang di dalamnya ada pendidikan, kedisiplinan, organisasi, kemandirian, ekonomi, kreativitas dan segala bentuk kemanfaatan yang banyak.
Merdeka belajar adalah satu konsep pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa aktif dan belajar sesuai gayanya, dengan tujuan pengembangan minat dan bakat siswa. Guru kompeten akan bisa menyajikan pembelajaran yang menyenangkan dan mengembangkan kompetensi dan bakat siswa .
Sebelum Mendikbud luncurkan Merdeka Belajar, Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang terkenal dengan tradisionalnya, merdeka belajar sudah ada sejak awal pesantren itu berdiri. Contohnya santri diberikan kebebasan untuk mengembangkan minat dan bakat, di pesantren banyak sekali program ektrakurikuler dan habitual curriculum (kurikulum pembiasaan) baik yang bersifat religius ataupun yang bersifat sosial kemasyarakatan.
Kiyai diberikan otonomi luas untuk merencanakan pembelajaran dan melaksanakannya sesuai dengan keadaan santri serta minat dan bakatnya. Tak heran jika alumni pondok pesantren memiliki life skill yang banyak di dalam mengarungi kehidupannya untuk lebih maju.
Misalnya life skill dalam meningkatkan kemandirian santri, kurikulum yang dimulai dari jam 03.00 pagi atau sebelum subuh, dari bangun malam, zikir, tadarusan dan sebagainya, baik itu mandiri dalam hal ibadah keagamaan maupun mandiri dalam hal sosial kemasyarakatan. Sosial kemasyarakatan di dalam pesantren sudah dibina dimulai dari santri baru untuk saling menghargai sesama, karena sekamar bahkan sekelas dengan berbagai penjuru masyarakat dan budaya menjadi satu.
Serta sosial kemasyarakatan dalam organisasi dan kepemimpinan. Santri sudah dibekali untuk menjadi pemimpin dalam lingkup pesantren sebagai bekal untuk terjun kemasyarakat. Tak heran jika lulusan pesantren memiliki nilai plus karena dididik dalam kesehariannya dan ditambah riyadoh kerohanian yang membuat mereka lebih siap secara lahir dan batin serta menanamkan mental pejuang.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.