Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image ahmad muttaqillah Muttaqillah

Gerakan Anti Islam

Sejarah | Monday, 24 Oct 2022, 20:00 WIB

Di tahun 90-an gerakan ini menyeruak dan merekrut para pelajar dan mahasiswa untuk dikader. Sasarannya adalah (1) Pemuda Islam yang masih rendah pengetahuannya tentang Islam, tetapi kuat dari sisi komitmen keagamaanya. Mereka rajin melaksanakan salat, tetapi tipis pengetahuan tentang ilmu agama. (2) Pemuda Islam yang sebatas pengakuan dan keyakinan saja, tak berpengetahuan agama, tak rajin beribadah, namun tetap memegang teguh agamanya. (3) Pemuda Islam pengangguran dari golongan pertama dan kedua di atas.

Mengapa mereka yang menjadi makanan empuk atau objek kaderisasi? Alasannya sederhana, kalangan seperti itu mudah untuk dicuci otaknya. Di tengah-tengah tipisnya pengetahuan agama, ada satu kelompok yang mengajarkan agama secara cuma-cuma, dan menjanjikan, bukan saja secara spiritual, tetapi juga harapan finansial, dan kedudukan yang dijanji-janjikan cukup menggiurkan.

Karena gerakan ini merekrut secara multilevel dengan kelipatan 40. Semakin banyak yang direkrut kedudukan yang akan dicapai semakin dekat. Mereka dikader agar mampu memimpin halaqah dan dijanji-janjikan akan menjadi pejabat minimnal setingkat camat. Begitulah seterusnya sampai level tertinggi.

Awalnya mereka ini berkoban waktu, tenaga, dan uang. Namun pada akhirnya mereka berharap apa yang mereka korbankan akan kembali, dengan harapan mendapat ganjaran yang lebih menguntungkan, tentu di samping uang juga jabatan.

Kelompok ini akan merasa kesulitan untuk merekrut pelajar jebolan pesantren dan madrasah atau mahasiswa lulusan agama. Masalahnya mereka akan mendapat banyak tantangan, dengan berani mendebat perekrut dengan dalil dalil sahih yang pernah dituntutnya dari lembaga tempat mereka belajar. Golongan inilah yang mereka beri gelar sudah karatan, terlalu berat untuk membesihkannya.

Tema yang diusungnya adalah jihad dan penegakkan syariat Islam yang diartikan secara sempit. Jihad lebih dimaknai dengan perang saja. Ibadah salat, atau rukun Islam yang menjadi pondasi dasar ditegakkannya Islam bukan merupakan dasar ajarannya.

Oleh karena itu mereka membagi dua agenda perjuangan jihadnya yaitu periode Mekkah dan periode Madinah. Periode Mekkah merupakan masa jihad, di mana kaum muslimin belum diwajibkan salat. Salat dapat dilakukan setelah mengalami kemenangan dalam berperang yang disebut dengan periode Madinah.

Lebih daripada itu gerakan ini mengafirkan para ulama. Pendapat para ulama Islam lainnya yang tidak sejalan dengan misinya dianggap kafir. Imamnya adalah yang dianggap paling benar, sehingga apabila bertemu dengan imam harus mengeluakan sedekah.

Secara logika, gerakan ini memilki misi, agar kaum muslimin meninggalkan salat, tak saling menghormati, anti dengan para ulama yang tak sejalan dengan misinya. jadi jihad Islam hanya sebagai tameng utamanya. Jadi sesungguhnya gerakan yang digelar di Indonesia oleh mereka dapat dikatakan sentrum anti Islam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image